Indomie Masih Jadi Penopang Salim

Rabu, 27 Mar 2024

JAKARTA. Penopang kinerja Grup Salim masih berasal dari segmen makanan. Fakta itu tercatat dari kinerja sejumlah emiten salah satu konglomerasi bisnis terkaya di Indonesia ini. Misalnya produsen makanan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Emiten ini mencatat, laba sebesar Rp 8,14 triliun pada tahun 2023. Pencapaian ini meningkat 28,12% dari Rp 6,35 triliun di 2022. Sedangkan penjualan bersih INDF mencapai Rp 111,7 triliun di tahun 2023, naik 0,79% year on year (yoy) dari Rp 110,83 triliun. Sementara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga mencatat, kinerja impresif. Produsen Indomie ini mengantongi pendapatan bersih Rp 67,1 triliun selama 2023. Hasil ini naik 4,80% secara tahunan dari Rp 64,79 triliun. Penjualan mi instan berkontribusi sebesar Rp 50,43 triliun. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ICBP ini mencapai Rp 6,99 triliun di tahun 2023. Pencapaian ini terkerek 52,39% dari laba 2022 sebesar Rp 4,58 triliun. Namun, penjualan emiten minyak sawit Grup Salim loyo. PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan penjualan Rp 4,19 triliun di 2023, turun 9% dari penjualan di 2022. Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk merosot 26% dari tahun 2022 yang tercatat Rp 1,03 triliun menjadi Rp 762 miliar di 2023. Menurut Presiden Direktur LSIP, Benny Tjoeng melorotnya penjualan itu terjadi, seiring penurunan harga jual rata-rata produk sawit, baik minyak sawit maupun palm kernel di tahun 2023.

Sementara itu, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga mencatat penurunan laba bersih 39% menjadi Rp 736 miliar sepanjang 2023. Di 2022 laba bersih SIMP tembus Rp 1,19 triliun. SIMP mencatat penjualan Rp 16 triliun di 2023, turun 10% dari periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 17,7 triliun. Penyebabnya sama. Menurut Direktur Utama Grup SIMP, Mark Wakeford akibat terkoreksinya harga jual rata-rata produk sawit. Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe melihat, kinerja emiten Grup Salim masih ditopang ICBP. "Pendapatan dari Indomie juga menjadi penopang kinerja INDF tahun 2023," ujarnya ke KONTAN, Selasa (26/3). Di sisi lain, kinerja buruk dari LSIP dan SIMP menurut Kiswoyo murni karena gejolak harga crude palm oil (CPO) global. Akibatnya membebani kinerja Grup Salim. Tapi tahun ini, kinerja emiten Grup Salim ia meramal bisa lebih baik. Salah satu pendorong, tingginya konsumsi masyarakat Indonesia di tahun pemilu. Ditambah harga minyak sawit yang mulai membaik tahun ini. Rekomendasinya beli INDF dan ICBP target di Rp 7.000 dan Rp 12.500. LSIP dan SIMP direkomendasikan buy on weakness target di Rp 1.600 dan Rp 800. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo wait and see untuk ICBP.

Sumber : Kontan 27 Maret 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)