Menguji Pamor LQ45 Usai Perubahan Mayor

Jumat, 26 Apr 2024

JAKARTA. Untuk kali pertama, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang secara mayor per tiga bulanan terhadap kumpulan 45 saham paling likuid di bursa. Mulai bulan depan, ada dua penghuni baru Indeks LQ45, yaitu PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Indosat Tbk (ISAT). AMMN dan ISAT menggantikan posisi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Mitra Pack Tbk (PTMP). Masuknya AMMN dan ISAT menjadi ujian bagi pamor Indeks LQ45 akibat kinerjanya cenderung surut belakangan ini. Dari data BEI, performa LQ45 yang merupakan emiten "elite" ini masih tertinggal jauh ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejak awal tahun ini, Indeks LQ45 sudah turun 4,84%. IHSG juga masih melemah, tapi hanya 1,62% year to date (ytd). Salah satu penekan kinerja LQ45 adalah koreksi saham perbankan yang punya bobot besar. Sejumlah saham big banks terimbas aksi jual investor asing yang minggat dari emerging market akibat ketidakpastian global yang meningkat. Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, era suku bunga tinggi yang berlangsung lebih lama akan berdampak ke pasar saham. Apalagi menjelang Mei, investor biasanya cenderung melakukan penjualan. Maka, saham-saham di Indeks LQ45 masih akan tertekan.

Beli saat murah

Equity Research Analyst Reliance Sekuritas, Ayu Dian berharap, kenaikan BI rate ke level 6,25% berpeluang menarik kembali capital inflow asing. Prediksi Ayu, pasar saham, termasuk Indeks LQ45 akan rebound pada kuartal ketiga. "Didorong oleh pemangkasan Fed Rate pada September 2024," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (25/4). Kendati pasar saham masih muram, ada beberapa saham LQ45 yang menarik buat averaging down, alias membeli bertahap di saat harga saham turun. Menurut Nafan, averaging down bisa dilakukan untuk saham-saham big caps, seperti perbankan Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV berfundamental kuat. Contohnya BBCA dan BMRI. Investor juga dapat memanfaatkan koreksi BBRI untuk melakukan akumulasi. Jangan lupakan sektor energi dan tambang yang masih naik daun pasca kenaikan harga komoditas baru-baru ini. Saham yang bisa dilirik misalnya, PTBA, PGAS, ANTM, ADRO dan MEDC. Di sektor barang konsumsi, duo Grup Indofood, yakni INDF dan ICBP juga layak diperhatikan. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai, penghuni baru LQ45 relatif menarik. AMMN, misalnya, memiliki rasio free float sebesar 17,25% dan punya bobot besar sehingga saham ini diperhitungkan ke dalam LQ45.

"Secara valuasi saham AMMN sudah tinggi. Namun pengumuman ini bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan AMMN dalam jangka pendek," kata Miftahul. Head of Research Mega Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya juga masih menaruh hati pada saham AMMN setelah masuk dalam Indeks MSCI. Artinya, ada peluang besar asing melirik saham ini. Saham ISAT juga dinilai punya fundamental yang bagus. ISAT mulai merasakan keuntungan dari sinergi yang dilakukan dengan Hutchinson. Selain kedua saham yang baru masuk rebalancing LQ45 terbaru, Miftahul merekomendasikan hold BBCA dan BMRI. Kemudian trading buy BBRI dengan target di Rp 5.600 dan trading buy BBNI dengan target harga di Rp 5.675. Cheril menyarankan, investor mencermati saham sektor logam dasar, seperti MDKA, MBMA dan AMMN. "Investor bisa beli dengan target harga di 10%-15% dan stop loss di rentang 3%-5%," tandasnya. Ayu menyarankan buy BBRI di tengah potensi penurunan yang mulai terbatas, target harga Rp 5.550. Dia juga menyarankan speculative buy INDF di Rp 6.600.

Sumber : Kontan 26 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)