Pertumbuhan Ekonomi Berkutat di Kisaran 5%

Senin, 06 May 2024

JAKARTA. Di tengah gejolak pasar global, perekonomian Indonesia diproyeksikan masih bisa bertumbuh, meski terbatas. Sejumlah lembaga meramal perekonomian Indonesia di kuartal I-2024 tumbuh tipis di atas 5% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Sembilan lembaga memproyeksikan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024 berada di rentang 4,9% hingga 5,17% (lihat tabel). Adapun mediannya di level 5,06%. Angka tersebut di bawah estimasi pemerintah yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di level 5,17%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,17% pada kuartal I-2024. "Kinerja konsumsi yang baik, kegiatan manufaktur positif, capital cukup baik," kata dia, Jumat (3/5) pekan lalu. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,15% (yoy) pada kuartal I 2024 Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai kondisi perekonomian domestik dipenuhi berbagai peristiwa selama tiga bulan pertama 2024. Ia menyebutkan penyelenggaraan pemilu dibarengi adanya beberapa periode libur panjang berpotensi mendorong konsumsi secara umum. Momentum Ramadan juga dapat memantik pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, realisasi investasi yang jauh melampaui target mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. "Kami memproyeksikan PDB tumbuh 5,15% yoy di kuartal I 2024. Untuk sepanjang 2024, kisaran proyeksi 5,0%-5,1%," kata Riefky, Minggu (5/5).

Sementara Bank Central Asia (BCA) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,08% pada kuartal I-2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal I 2023 sebesar 5,03% yoy. "Penggeraknya terutama dari belanja pemerintah yang meningkat, dilihat dari belanja operasional dan danabelanja pemilu," ucap David Sumual, Kepala Ekonom BCA, akhir pekan lalu. Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro juga melihat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini sebagian besar didorong konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah yang lebih tinggi selama pemilu. Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024 sebesar 5,06%, atau lebih rendah dari prediksi pemerintah di level 5,17%. Proyeksi Bank Mandiri masih di atas realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04% (yoy).

Tantangan eksternal

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P Sasmita juga melihat, beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi di masa Ramadan dan Lebaran, meskipun dorongan itu tidak terlalu besar karena sebagian tertahan kenaikan sejumlah barang kebutuhan pokok dan pelemahan kurs rupiah. Selain itu, investasi belum terlalu agresif di kuartal pertama tahun ini, disertai belanja pemerintah yang juga belum terlalu ekspansif. Dari sisi ekspor, tekanan masih kuat meskipun ada keuntungan dari kenaikan harga komoditas dan pelemahan rupiah. "Jadi pendorong utama masih konsumsi dan sedikit dari investasi," ucap dia. Riefky bilang, ada tantangan dari kinerja neraca perdagangan, dimana surplus perdagangan turun 39,40% yoy menjadi US$ 7,34 miliar pada kuartal I 2024, terutama akibat penurunan ekspor yang lebih signifikan dibandingkan impor.

Penurunan ekspor terkait dengan faktor perlambatan ekonomi China dan harga komoditas di pasar global yang lebih rendah. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 4,9% sampai 5% pada kuartal I 2024. Hal tersebut juga dipicu oleh momentum Ramadan Idulfitri yang turut mendorong konsumsi rumah tangga secara musiman. Ia menerangkan, belanja pemerintah masih menunjukkan serapan yang rendah, diperkirakan untuk mengantisipasi melemahnya penerimaan negara dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sementara investasi masih dipengaruhi tekanan geopolitik global.

Sumber : Kontan 06 Mei 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)