Asetnya Melonjak, Prajogo Terkaya di Posisi 26 Dunia

Kamis, 18 Apr 2024

JAKARTA. Jika kebanyakan orang kini sibuk memikirkan instrumen safe haven untuk mengamankan harta kekayaannya akibat kisruh geopolitik Timur Tengah, berbeda halnya dengan Prajogo Pangestu. Komisaris Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini justru menikmati lonjakan kekayaan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Kemarin, Rabu (17/4), Forbes menempatkan pria kelahiran Bengkayang Kalimantan Barat ini di urutan ke-26 orang terkaya di dunia dengan kekayaan sebanyak US$ 53,4 miliar atau setara Rp 865,08 triliun (kurs US$ 1=Rp 16.200). Posisinya terpaut jauh dengan Low Tuck Kwong pendiri PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang ada di posisi ke-71 dunia dengan kekayaan US$ 26,4 miliar. Jangan kaget, bila dalam sehari kemarin, kekayaan Prajogo bertambah US$ 5,2 miliar. Kondisi ini tak lain disebabkan oleh melonjaknya harga saham emiten-emiten milik Prajogo. Semisal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Sepanjang bulan April ini saja, harga saham BREN melesat 47,22% ke posisi Rp 7.950 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 1.063,60 triliun (lihat infografis). Alhasil, kini BREN kembali menempel ketat pemimpin kapitalisasi pasar Indonesia, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 1.174,19 triliun.

Belum lagi emiten Prajogo lainnya, yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang sepanjang tahun 2024 ini harganya naik 30,48% menjadi Rp 6.850 per saham. Akibatnya, TPIA kini nangkring di urutan ke-7 emiten berkapitalisasi pasar terbesar, senilai Rp 592,60 triliun. Bukan tidak mungkin kekayaan Prajogo bakal melonjak lagi dalam beberapa waktu ke depan. Mengingat lonjakan harga komoditas energi akibat kekhawatiran dampak lanjutan serangan ratusan drone dan rudal Iran ke Israel, Sabtu (13/4) malam. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad bilang, harga minyak mentah yang saat ini berada di level US$ 80-an per barel bisa saja lanjut menggelinding menembus level US$ 100 per barel. Kenaikan harga minyak, menurut Ahmad, bisa turut mendongkrak harga-harga komoditas energi lainnya. Kalau ini terjadi, maka hal tersebut juga bisa menjadi sentimen yang turut mengungkit harga saham-saham di sektor tersebut. "Senang kalau punya saham di perusahaan energi. Perang pecah, terbang semua itu saham," tutur Ahmad kepada KONTAN, kemarin (17/4). BREN, emiten Prajogo yang berbisnis energi terbarukan, pun terkena efek sentimen positifnya. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo mengatakan bahwa BREN tetap berada di fase strong uptrend-nya yang akan menguji level resistance di posisi Rp 8.200. "Ada potensi harga BREN bisa mencetak level all time high baru," tutur William. Senada, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menerangkan bahwa secara teknikal, pergerakan BREN saat ini masih berada pada fase uptrend. "Hal ini juga didukung dengan pergerakan MACD (moving average convergence/divergence) dan stochastic yang berada di area positifnya," imbuh Herditya. Itulah sebabnya, William merekomendasikan buy on weakness BREN dengan target resistance 1 di level Rp 8.200 dan resistance 2 di posisi Rp 8.500 per saham. Sementara Herditya merekomendasikan trading buy saham BREN dengan target harga di rentang Rp 8.400 hingga Rp 8.700 per saham.

Sumber : Kontan 18 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)