Menangkap Peluang Dengan Bisnis Baru

Selasa, 30 Apr 2024

JAKARTA. Emiten ramai-ramai menggelar ekspansi dengan merambah bisnis anyar. Sederet emiten berskala besar hingga kelas menengah sudah mengumumkan rencana penambahan usaha. Barisan emiten tersebut ada yang sudah dan akan mengajukan tambahan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Contohnya PT Astra International Tbk (ASII) yang akan ekspansi ke bisnis ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV), mencakup industri baterai dan penjualan tenaga listrik. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dari Grup Saratoga mengambil langkah serupa untuk merambah bisnis kendaraan listrik. MPMX ingin menambah usaha berupa charging station, reparasi baterai dan aktivitas penunjang lainnya. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) tak ketinggalan untuk memperkuat bisnisnya. TBIG melalui anak usahanya akan mengembangkan bisnis penyewaan power supply. Sedangkan ASLC akan ekspansi merambah perdagangan eceran motor bekas. Selanjutnya ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang mengembangkan bisnis perdagangan emas fisik digital di bursa komoditi berjangka. Sementara PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menggarap platform digital komersial untuk mengembangkan Alfagift sebagai salah satu omni-channel.

Tak hanya itu, sederet emiten lain juga mengumumkan rencana penambahan kegiatan usaha pada bulan ini. Di antaranya PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Chitose Internasional Tbk (CINT), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX), PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dan PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA).Pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana memandang rencana ekspansi emiten menambah usaha baru memberikan sinyal positif di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi ketidakpastian. Sejumlah emiten juga menunjukkan langkah antisipatif mengincar peluang bisnis masa depan, seperti ekosistem kendaraan listri yang mulai masif. "Ekspansi ini meningkatkan diversifikasi lini bisnis, sehingga berpotensi mengantongi pendapatan baru. Tapi tergantung dari kesiapan menjalankan bisnis baru," kata Hendra, Senin (29/4).

Perlu waktu

CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo menambahkan, ekspansi bisnis ini menjadi salah satu manuver emiten di tengah era suku bunga yang masih tinggi. Dia menduga, emiten menempuh langkah ini supaya bisa mengikuti momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi saat kebijakan moneter mulai lebih longgar atau era suku bunga rendah sudah terealisasi. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengingatkan kontribusi dari penambahan usaha ini tidak bisa instan dan akan berbeda-beda pada setiap emiten. Tergantung dari keterkaitan dengan bisnis inti, prospek industri, kesiapan investasi, kondisi pasar dan strategi bisnis beserta eksekusinya. Walau membawa sinyal positif terhadap prospek bisnis emiten, tapi langkah ekspansi ini belum bisa memberi dampak signifikan yang mendongkrak harga saham. Praska sepakat, ekspansi merambah usaha baru ini lebih sebagai sentimen jangka pendek, meski akan menjadi daya tarik bagi investor jangka panjang. Sebagai pilihan jangka panjang, Praska menjagokan saham ASII dan MPMX. Sukarno melirik saham ASII, ANTM, TBIG dan AMRT. Sedangkan Hendra memilih ASII dan ANTM.

Sumber : Kontan 30 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)