Sanksi Terhadap Rusia Dorong Harga Logam Industri

Selasa, 16 Apr 2024

JAKARTA. Harga logam industri semakin perkasa. Sanksi baru dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap Rusia, hingga kekhawatiran pasokan menjadi pendorong harga komoditas ini. Berdasarkan data Trading Economics, Senin (15/4), harga tembaga berada di level US$ 4,32 per pound atau menguat 2,66% dalam 24 jam terakhir. Sedangkan harga aluminium menguat 3,01% dalam 24 jam terakhir ke US$ 2.569 per ton, timah naik 2,10% ke US$ 32.353 per ton, dan nikel 1,58% ke US$ 18.079 per ton. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi mengatakan, sentimen terbaru berasal dari sanksi AS dan Inggris terhadap produk logam industri produksi Rusia. Sebab, hasil ekspor dari Rusia dianggap akan digunakan untuk membuat persenjataan. Ia menyebut, Rusia merupakan sekutu dari negara yang agresif dalam pembuatan senjata. "Iran, India, China, dan Korea Utara merupakan importir terbesar dari Rusia," ujarnya, Senin (15/4).

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong melanjutkan, penguatan harga logam industri juga didukung dari katalis masing-masing logam. Ia mencontohkan, harga tembaga didukung kekhawatiran supply constraints jangka panjang. Sedangkan timah didorong oleh kekhawatiran suplai dari Indonesia. "Terlebih data manufaktur AS dan China mencatatkan hasil yang kuat," sambungnya. Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China Maret 2024 naik menjadi 50,8 dari bulan sebelumnya yaitu 49,1. Melihat sejumlah katalis tersebut, Lukman memperkirakan harga logam industri masih akan bullish hingga akhir tahun. Hitungan Lukman, target harga tembaga berada di US$ 10.500 - US$ 11.000 per ton. Lalu aluminium di US$ 3.000 per ton, timah US$ 35.000 - US$ 38.000 per ton, dan nikel US$ 20.000 per ton.

Sumber : Kontan 16 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)