Tiga Emiten Sinar Mas Kantongi Laba Bersih Rp 13,6 T

Senin, 13 Mar 2023

JAKARTA, ID – Sebanyak tiga emiten Grup Sinar Mas mengantongi total laba bersih Rp 13,6 triliun tahun lalu. Mereka adalah PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSD/BSDE), dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI).

Golden Energy, per usahaan batu bara Sinar Mas, mencetak kenaikan laba bersih 95,57% menjadi US$ 680,37 juta atau Rp 10,2 triliun tahun lalu dari tahun sebelumnya US$ 348 juta. Pendapatan perseroan naik hampir dua kali lipat tahun lalu menjadi US$ 2,91 miliar dari 2021 sebesar US$ 1,58 miliar. Sementara itu, unit bisnis properti Sinar Mas, BSD, mencetak laba bersih sebesar Rp 2,43 triliun pada 2022, melesat hingga 81,34% dibanding 2021 sebesar Rp 1,34 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh penjualan di segmen tanah bangunan serta arena rekreasi. Adapun Duta Pertiwi, anak usaha BSD, membukukan kenaikan laba bersih 13% menjadi Rp 747 miliar tahun lalu. Pada 2022, Golden Energy membukukan pendapatan ekspor sebesar US$ 2,1 miliar, sedangkan sisanya penjualan dalam negeri US$ 816,13 juta. Penjualan batu bara kepada pihak ketiga mencapai US$ 2,71 miliar dan pihak berelasi sebesar US$ 203,61 juta. “Penjualan kepada pihak berelasi selama 2022 dan 2021 masing-masing sebesar 6,97% dan 13,11% dari total penjualan pada tahun yang bersangkutan. Manajemen berpendapat tidak terdapat ketergantungan penjualan kepada pihak berelasi,” jelas perseroan dalam laporan keuangan 2022, dikutip Minggu (12/3/2023).

Di sisi lain, kas dan setara kas Golden Energy pada akhir 2022 naik 70% menjadi US$ 329,59 juta dari US$ 193,57 juta. “Pemicunya adalah penambahan aktivitas operasional selama semester I-2022 sebesar US$ 698,74 juta,” jelas Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonifasius. Sementara itu, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BSD menyebutkan, segmen tanah dan bangunan berhasil menyumbang pemasukan sebesar Rp 7,29 triliun tahun lalu, tumbuh 39,12% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 5,24 triliun. “Perseroan juga berhasil mengantongi pendapatan sebanyak Rp 925,48 miliar dari segmen sewa, meningkat 29,28% dari sebelumnya Rp 715,86 miliar,” ungkap manajemen BSD. Selanjutnya, BSD meraup pendapatan pengelola gedung Rp 347,94 miliar, naik 23,24% dari Rp 282,33 miliar tahun 2022. Dengan demikian, pendapatan BSD selama 2022 mencapai Rp 10,24 triliun, naik 33,86% dari 2021 sebesar Rp 7,65 triliun. Beban usaha perseroan tahun lalu naik menjadi Rp 3,12 triliun dari Rp 2,35 triliun, liabilitas Rp 26,95 triliun, dan aset Rp 64,99 triliun. Rincian aset lancar Rp 29,58 triliun dan aset tidak lancar Rp 35,41 triliun.

Sebelumnya, Direktur BSD Hermawan Wijaya mengatakan, perseroan belum memfinalisasi belanja modal (capital expenditure/capex). Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, perseroan mengalokasikan capex berkisar Rp 2,5-3 triliun per tahun. Total capex itu, menurut dia, disesuaikan dengan rencana pengeluaran. Sebab, tahun-tahun tertentu, perseroan bisa menyiapkan dana lebih besar, terutama untuk mengakuisisi lahan dan mendukung usaha. “Tapi secara rutin, paling tidak dana Rp 1-1,5 triliun itu sudah pasti dicadangkan sebagai belanja modal,” jelas Hermawan. Dia menambahkan, capex tersebut akan berasal dari kas internal. Apalagi, posisi kas perseroan masih solid. Demikian juga dana-dana yang akan dipakai perseroan untuk mengakuisisi lahan masih bersumber dari kas internal. Sementara itu, anak usaha BSD, Duta Pertiwi, mengantongi pendapatan sebesar Rp 3,017 triliun pada 2022, meningkat 38,5% dibanding tahun sebelumnya Rp 2,17 triliun. Laba be rsih perseroan naik 13% menjadi Rp 747 miliar. Saat ini, Grand Wisata dan Kota Wisata merupakan proyek terbesar yang dimiliki perseroan. Grand Wisata mencakup hampir 2/3 lebih target tahunan perseroan atau Rp 600 miliar.

Sumber: Investor Daily 13 Maret 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)