Emiten Sawit Masih Mampu Berkelit

Senin, 22 Apr 2024

JAKARTA.Ketegangan di Timur Tengah semakin panas. Ini bisa mempengaruhi kinerja emiten, salah satunya sektor minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Harga CPO belakangan ini melorot. Harga CPO pengiriman Juli 2024 di Jumat (19/4) terkoreksi 1,46% ke US$ 820,65 per ton. Dalam sepekan tergerus 7,01%. Stefanus Darmagiri Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyatakan, harga CPO dipengaruhi permintaan dan penawaran. Salah satunya pergerakan harga minyak nabati lain dan harga minyak bumi. CPO medapat digunakan sebagai energi alternatif. "Peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah membuat harga minyak bumi naik, dampaknya positif ke harga CPO. Bisa menaikkan penjualan SGRO," katanya, Jumat (19/4). Joni Tjeng, Sekretaris Perusahaan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) juga sependapat. Sisi lain, konflik tersebut juga bisa meningkatkan risiko kenaikan biaya produksi. Khususnya lonjakan harga pupuk seiring peningkatan harga gas global. "Kami berharap, kondisi geopolitik di Timur Tengah segera terselesaikan untuk menciptakan kondisi yang lebih stabil," imbuhnya.

Belum berdampak

Analis Phillip Sekuritas, Marvin Lievincent belum melihat ada korelasi cukup kuat antara tensi di Timur Tengah dengan harga CPO. Tapi jika efek konflik tersebut bisa menurunkan daya beli, maka harga CPO bisa terguncang. Tapi Marvin memprediksi, kinerja emiten CPO masih bisa menguat tahun ini. Salah satu pemicu, konsumsi pangan dan kebutuhan industri, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Program makan siang gratis bisa memberikan dampak positif ke emiten CPO," ungkapnya. Sependapat, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan melihat kondisi di Timur Tengah bakal berdampak terhadap komoditas minyak bumi. Berbeda dengan konflik di Ukraina yang mempengaruhi harga komoditas lain, seperti nikel, batubara dan minyak bunga matahari. "Harga CPO juga dipengaruhi harga komoditas lainnya, seperti minyak bunga matahari," tambahnya. Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo justru melihat, pelemahan nilai tukar ringgit dan rupiah berdampak lebih besar terhadap peningkatan permintaan CPO tahun ini. Peningkatan ini akan mendorong kenaikan harga CPO. "La Nina juga bisa berpotensi meningkatkan harga CPO," ujarnya. Maka Azis merekomendasi trading buy LSIP di Rp 885–Rp 890. Marvin rekomendasi beli LSIP, target di Rp 1.155 . Sedangkan Darma trading buy AALI dan LSIP. Target masingmasing Rp 7.300 dan Rp 950.

Sumber : Kontan 22 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)