Hati-Hati, Laju Inflasi Masih Tetap Tinggi

Kamis, 02 May 2024

JAKARTA. Tingkat inflasi pada April tahun ini diperkirakan bakal melandai secara bulanan. Estimasi tersebut sejalan dengan mulai menurunnya harga pangan dan usainya momentum Ramadan. Namun demikian, laju inflasi tahunan diperkirakan masih akan tetap tinggi. Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, inflasi bulanan pada April 2024 bergerak di rentang 0,25% hingga 0,60%. Sementara inflasi tahunan pada April diperkirakan sekitar 2,99% hingga 3,10%. Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, laju inflasi April sebesar 0,25% month-to-month (mtm). Angka ini melandai dibandingkan inflasi di bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,52% mtm. Andry menyebutkan, melandainya inflasi tersebut disebabkan penurunan inflasi yang bersumber dari komoditas pangan, terutama beras. "Data terakhir menunjukkan harga beras mengalami deflasi sebesar 2% mtm pada bulan April 2024, membalikkan angka inflasi sebelumnya yang sebesar 2.1% mtm," kata dia kepada KONTAN, Rabu (1/5).

Meski demikian, laju inflasi tahunan April diperkirakan sebesar 3% year-on-year (yoy). Angka itu cenderung stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 3,1% yoy, namun tergolong tinggi lantaran inflasi akhir tahun lalu saja hanya 2,61% yoy. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan tingkat inflasi pada April tahun ini sebesar 2,27% mtm. Di satu sisi, inflasi melandai sejalan dengan penurunan inflasi bahan makanan karena puncak musim panen sudah bergulir. Namun di sisi lain, ada kelompok pengeluaran lain yang mendorong inflasi April, seperti transportasi, penyediaan makanan dan minuman atau restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya. Belum lagi, pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan di Timur Tengah, juga menyebabkan inflasi impor yang lebih tinggi Oleh karena itu, estimasi Josua, inflasi tahunan pada April juga masih akan bertengger di level 3,02% yoy.

Perlu upaya pemerintah

Para ekonom juga mewanti-wanti, laju inflasi inti berpotensi meningkat di April 2024. Andry meramal, inflasi inti bulan lalu sebesar 1,78% yoy, dari Maret 2024 yang tercatat sebesar 1,77% yoy. Bahkan, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksikan inflasi inti naik menjadi 1,81% yoy, dan secara bulanan sebesar 0,29% mtm.Dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) memang telah mengerek suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini untuk menjangkar inflasi. Namun demikian, upaya tersebut dirasa belum cukup. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, untuk menekan laju inflasi, diperlukan juga upaya dari sisi fiskal. Pemerintah, menurut dia, juga masih perlu tetap menjaga distribusi atau pasokan barang. "Upaya yang dilakukan (pemerintah) adalah menjaga distribusi barang agar lancar," terang Esther kepada KONTAN, kemarin.

Sumber : Kontan 2 Mei 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)