Aksi Jual Asing Terus Menghantui Bursa

Kamis, 02 May 2024

JAKARTA. Aksi jual asing yang terjadi pada April, sepertinya akan berlanjut bulan Mei. Apalagi, ada fenomena Sell in May and Go Away. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mencatat kinerja IHSG punya kecenderungan negatif di Mei dengan rata-rata -1,30% dalam lima tahun terakhir. Dan bulan ini, sejumlah sentimen bisa mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Mulai dari gejolak geopolitik, kebijakan suku bunga bank sentral, rupiah yang terus loyo terhadap dolar Amerika Serikat (AS), pembagian dividen dan rilis kinerja emiten, serta perkembangan data ekonomi. "Outflow kemungkinan besar masih bisa berlanjut," kata Sukarno ke KONTAN, Rabu (1/5). Skenario bearish, IHSG di Mei 2024 berada di support 6.996 dan resistance di 7.272. Untuk bullish maupun sideways di support 7.135 dan resistance di 7.313. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, menambahkan, potensi The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan dan rupiah di atas Rp 16.200 per dolar AS menjadi penghambat IHSG. Ia memprediksi, IHSG melemah di rentang 6.890 - 7.290. Namun menurut Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto, posisi IHSG yang bertahan di atas level 7.000 membawa sinyal positif.

Meski ada Sell in May, penurunan tidak akan terlalu dalam. Hitungan Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana, lima tahun terakhir, probabilitas kenaikan IHSG di Mei hanya 20%. Head of Research Syailendra Capital, Rizki Jauhari melihat, dalam tiga bulan setelah Mei, pergerakan indeks bisa lebih tinggi. Ini bisa menjadi kesempatan a investor. Sebagai strategi investasi, Daniel sarankan buy on weakness saham berfundamental apik yang sudah terdiskon. Pilihannya BBRI dan TLKM. Sementara William menjagokan BBRI, PGAS, MMN, INCO dan RAJA. Sukarno sarankan trading sell atau taking profit saham yang naik signifikan dari swing low.

Sumber : Kontan 2 Mei 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)