Mitigasi Imbas Perang

Jumat, 19 Apr 2024

Dunia makin bergejolak panas. "Perang Dunia Ketiga dimulai," ujar beberapa teman dengan nada cemas. Perang Rusia versus Ukraina belum juga berakhir, sementara Israel tak mau menghentikan serangan brutalnya kepada warga Palestina; kini, konflik bertambah lagi antara Israel dan Iran. Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan 16 orang, dibalas Negeri Persia itu dengan serangan udara ratusan drone dan rudal ke pangkalan militer Israel. Tapi apakah bakal meledak jadi World War III? Semoga tidak. Merujuk sejarah, Perang Dunia I dan II selalu melibatkan superpower secara langsung, antara kubu Poros melawan Sekutu. Sejauh ini perang di Ukraina maupun Timur Tengah baru berupa proxy atau kepanjangan tangan mereka. Dan AS menyatakan tidak akan menyerang Iran. Toh, konflik terbaru Israel vs Iran ini sudah menimbulkan dampak serius, memperburuk kondisi dunia yang masih belum pulih pasca-pandemi. Ini mengingat Selat Hormuz dan Laut Merah sangat penting bagi kestabilan harga minyak bumi dan biaya logistik. Tak pelak, harga minyak bakal makin berfluktuasi, begitu pula komoditas lainnya. Indeks dollar AS pun makin menguat. Dampaknya bagi ekonomi Indonesia tentu tak main-main. Patut diwaspadai, lonjakan harga minyak dan melemahnya kurs rupiah bakal mengerek anggaran subsidi energi.

Tentu ada yang diuntungkan dalam kondisi begini, sebutlah pengusaha minyak dan komoditas, eksportir, hingga para pendulang valas. Tapi lebih banyak yang terpuruk, karena sekitar 70% dari total impor nasional adalah impor bahan baku. Jelas biaya produksi bakal meningkat, yang pada gilirannya akan dibebankan kepada konsumen. Bayangkan bila harga-harga kebutuhan di pasar naik, inflasi membubung. Yang paling menderita jelas rakyat di kelas bawah yang miskin dan rentan. Maka, kita sangat berharap semua kekuatan dunia menahan diri agar ketegangan geopolitik mereda. Sementara, untuk kepentingan rakyat Indonesia, pemerintah harus menjaga daya beli dan menyiapkan jaring pengaman sosial yang memadai. Jangan sampai rakyat miskin bertambah banyak karena merosotnya perekonomian. Harga kebutuhan harus dijaga supaya tidak bergejolak. Begitu pula harga barang-barang yang diatur pemerintah seperti BBM subsidi dan elpiji, ketersediaan pangan, dan iklim usaha perlu dijaga. Berbagai kewajiban yang membebani masyarakat pun harus dilonggarkan.

Sumber : Kontan 19 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)