Kebijakan pemerintah mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air direspons antusias pelaku industri otomotif. Sayangnya, infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum masih minim.
Siapa yang tak merasa nyaman naik mobil listrik di DKI Jakarta. Selain lebih hemat, penggunaan mobil listrik juga dibebaskan dari kebijakan ganjil genap nomor kendaraan di ibu kota. Oleh karena itu, program percepatan penggunaan mobil listrik tak hanya disambut gembira agen pemegang merek kendaraan tetapi juga importir kendaraan di Tanah Air. Apalagi, pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Ma’ruf Amin telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle). Salah satu importir yang merespons cepat Perpres itu adalah PT Kurnia EVCBU International yang memboyong mobil listrik asal China dengan nama K-Upgrade. Legal Departement PT Kurnia EVCBU International Rivaldi Andriansyah mengatakan bahwa perusahaan menawarkan K-Upgrade demi mendukung program pemerintah terkait dengan percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan. “Kami melihat percepatan itu agak sulit kalau harganya mahal. Makanya, kami tawarkan solusi mobil terjangkau,” katanya saat dihubungi, Kamis (7/7). Oleh karena itu, dia menjelaskan perusahaannya mendatangkan K-Upgrade yang dibanderol seharga di bawah Rp100 juta. Dengan harga murah, dia yakin stigma kendaraan ramah lingkungan hanya bisa dimiliki kelangan menengah ke atas bisa terbantahkan. “Jadi bisa lebih luas lagi jangkauannya. Kami melihat market seperti itu,” jelasnya. Di Indonesia, rata-rata harga mobil listrik di atas Rp400 juta. Harganya yang tinggi dari kendaraan berbahan bakar fosil membuatnya belum dilirik masyarakat. VP Director dari PT Kurnia EVCBU Internasional Satria Bagus Narendra menegaskan mobil listrik K-Upgrade dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Selain itu, dia ingin menampilkan pandangan kendaraan listrik yang murah memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan mobil listrik lain. Untuk itu, dia memberikan garansi selama 5 tahun kepada pelanggan. Mobil listrik K-Upgrade memiliki kapasitas baterai 26,7 KwH dan tenaga motor listrik 68 PS serta mampu menempuh jarak 336 km dengan kecepatan maksimal 155 km per jam. PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku APM Toyota di Indonesia juga menyiapkan mobil listrik untuk pasar Tanah Air. Marketing Director TAM Anton Jimmi Suwandy mengatakan Toyota memiliki keinginan masuk dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. “Kita ada intensi. Salah satunya tahun ini kita akan support G20 dengan produk bZ4X yang di luar negeri sudah ada,” kata Anton, pekan lalu. Menurutnya, Toyota telah menyiapkan kendaraan listrik terbaru dari Toyota bZ4X sebagai bagian dari persiapan untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Hall itu merupakan wujud dari keseriusan Toyota menyambut era elektrifikasi di dalam negeri. Rencananya, Toyota menghadirkan sebanyak 143 unit bZ4X sebagai salah satu kendaraan mengawal perhelatan KTT G20 di Bali pada November 2022. Toyota mengklaim kemampuan jelajah bZ4X BEV mencapai 559 kilometer dengan umur baterai bertahan hingga lebih dari 10 tahun. Anton menjelaskan bahwa Toyota pasti akan memperkuat kendaraan elektrifi kasi. Dia membocorkan tahun ini akan ada produksi lokal untuk kendaraan hybrid.
Harapannya, tambah Anton, hal tersebut bisa menambah portofolio total produk kendaraan listrik milik Toyota. Selain itu, strategi itu guna meningkatkan komposisi pasar elektrifikasi. Tidak semata-mata menghadirkan kendaraan elektrifikasi, Toyota juga mengandalkan konsep multipathway dalam mengurangi emisi karbon. Konsep multipathway adalah tidak langsung menghadirkan kendaraan listrik, tetapi harus diikuti dengan berbagai pendukungnya. “Jadi, market kendaraan listrik yang 0 koma kecil [dari penjualan mobil nasional]. Lalu tahun lalu 0,4% dan tahun ini saya lihat 0,7%. Mungkin sebentar lagi 1% sampai 2% akan meningkat terus,” jelasnya. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil elektrik pada Mei 2022 mencapai 179 unit. Angka tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya sebanyak 210 unit untuk semua jenis kendaraan listrik (EV), plug in EV, dan hybrid EV. Dari jumlah 179 unit pada Mei, mobil hybrid menyumbang paling besar, yaitu 174 unit. Posisi kedua EV sebanyak 5 unit dan plug in tak terjual sama sekali. Dilihat dari persentase penjualan mobil secara total, kontribusi kendaraan elektrik hanya 0,36% saja. Total jumlah kendaraan yang terjual secara wholeslaes pada Mei adalah 49.453 unit. Namun, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menjelaskan bahwa mobil listrik punya masa depan yang cerah. Alasannya, kebijakan di dunia mengarah pada pengurangan bahan bakar fosil. “Cepat atau lambat energi fosil akan ditinggalkan dan kita beralih ke yang bersih. Alternatifnya adalah mobil listrik. Jadi, mobil listrik memiliki masa depan untuk mengisi pangsa pasar itu,” jelasnya.
Tidak hanya persoalan minimnya promosi dan harga yang masih mahal, pengembangan mobil listrik juga terkendala infrastruktur berupa minimnya stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Untuk mengatasi hal itu, Ikatan Motor Indonesia (IMI) tengah menyiapkan SPKLU yang bisa mengecas mobil listrik hanya dalam 10 menit dari kondisi kosong. Saat ini, IMI bersama China Southern Power Grid International mempersiapkan kerja sama, salah satunya dengan membangun SPKLU. Beberapa potensinya yakni di ruas tol Trans Jawa, tol Merak-Bandung, hingga berbagai kawasan Bali. Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa nota kesepahaman antara IMI dan China Southern Power Grid International bakal ditandatangani pada Agustus 2022. Dua bulan kemudian, dia berharap SPKLU di beberapa tempat stretegis sudah beroperasi. “IMI Charging Station rencananya memiliki konsep ultra fast charging sehingga bisa mengisi penuh kendaraan listrik dengan kapasitas di atas 80 kilo Watt hour hanya dalam waktu 10 menit sampai 20 menit saja dari posisi kosong,” katanya. Keberadaan IMI Charging Station demi mewujudkan strategi energi nasional. Di situ, pemerintah menargetkan sudah terbangun 31.859 unit SPKLU yang tersebar di berbagai daerah pada 2030. Dalam kesempatan berbeda, pemerhati otomotif yang juga dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai harga mobil listrik yang mahal baru bisa terjangkau masyarakat umum pada 2026. Yannes mengatakan bahwa persaingan kendaraan listrik bakal makin ketat. Hal itu seiring dengan kesepakatan dunia untuk mengurangi emisi karbon. Pemerintah pun mulai aktif menggeliatkan industri kendaraan ramah lingkungan. Para investor diburu agar mau menanamkan modal di Tanah Air. “Karena Indonesia punya aset tambang nikel yang besar sekali, 23% dari dunia, ini sangat kompetitif,” katanya, Rabu (6/7). Yannes menjelaskan bahwa peluang Indonesia pada industri mobil listrik sangat besar. Berdasarkan prediksi berbagai lembaga riset dunia, harga mobil listrik akan mendekati kendaraan energi fosil pada 2026.
Sumber: Bisnis Indonesia (8 Juli 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |