Melesat 213%, Nusantara Pelabuhan Balikkan Rugi Jadi untung Rp 12,24 Miliar

Jumat, 19 Aug 2022

JAKARTA, ID - Emiten yang bergerak sebagai operator terminal petikemas yakni PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) berhasil membalikkan rugi bersih Rp 10,77 miliar pada semester I-2021 menjadi laba bersih sebesar Rp 12,24 miliar di paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan laba hingga 213% tersebut, sejalan dengan kenaikan pendapatan sebesar 5% menjadi Rp 552,40 miliar dari tahun lalu Rp 524,89 miliar “Kami sangat mensyukuri pencapaian pada semester pertama ini. Namun demikian, kami tidak boleh lengah sama sekali karena tantangan ke depan masih tidak mudah, mengingat konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan diikuti kenaikan harga bahan bakar minyak serta inflasi tinggi yang mulai menghantui,” kata Direktur Utama Nusantara Pelabuhan Handal Paul Krisnadi dalam keterangan resmi, Kamis (18/9/2022). Dia menambahkan, konflik yang terjadi antara dua negara tersebut berdampak langsung pada harga minyak dan pergerakan kurs yang meningkatkan biaya operasional perseroan. Oleh karena itu, perseroan berkonsentrasi pada upaya-upaya efisiensi untuk menekan biaya operasional. “Hal itu yang akan menjadi tantangan bagi perseroan untuk menjaga kinerja tetap positif hingga akhir tahun ini,” ujar dia. Saat ini, PORT menjajaki peluang pada bisnis peremajaan alat dan jasa engineering alat pelabuhan. Selain itu, PORT juga melakukan riset terkait dengan kemungkinan otomatisasi proses bisnis di luar pelabuhan, misalnya otomatisasi pada mata rantai logistik. Langkah ini untuk mempertahankan kinerja positif perseroan sepanjang 2022.

“Kami melihat, masih banyak ruang untuk meningkatkan efisiensi di luar Pelabuhan yang bisa berdampak pada penurunan biaya logistik di Indonesia. Selain itu, dalam rangka mendorong kinerja agar lebih baik, kami terus melakukan efisiensi, memastikan rantai pasok suku cadang untuk meningkatkan produktivitas, memaksimalkan penggunaan teknologi,” kata Paul. Upaya tersebut sejalan dengan target Nusantara Pelabuhan Handal tahun ini, dengan pertumbuhan 5% dari segmen terminal operator. Menurut Paul, salah satu tantangan di industri terminal petikemas secara umum adalah dwelling time atau waktu tunggu yang dibutuhkan sejak petikemas dibongkar dari kapal hingga petikemas dikeluarkan dari terminal oleh importir. Tantangan tersebut tidak hanya dari efisiensi dalam melakukan proses bongkar muat, namun juga dalam hal document clearance atau penyelesaian dokumentasi impor/ekspor barang. Dalam hal ini, perseroan menyadari pentingnya pengintegrasian bisnis yang berhubungan dengan industri pelabuhan untuk meningkatkan efisiensi industri terminal petikemas dan logistik. “Perseroan sudah memulai otomatisasi dan digitalisasi proses bisnis di luar perusahaan. Salah satunya adalah dalam urusan penerbitan dokumentasi dan pembayaran jasa, otomatisasi dapat dimanfaatkan untuk menyingkat waktu dan menyederhanakan proses. Melalui langkah tersebut, saat ini dwelling time pada pelabuhan perseroan pada umumnya tidak melebihi tiga hari,” kata dia. Sehingga dengan demikian, sambung dia, proses penyelesaian dokumentasi pengambilan dan pengiriman petikemas ke pelabuhan PORT dapat dilakukan secara efisien dan hemat waktu.

Sumber: Investor Daily (19 Agustus 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)