Dana Desa masuk dalam anggaran transfer ke daerah (TKD) yang dalam RAPBN 2023 dipatok Rp 811,7 triliun. Kebijakan transfer ke daerah diarahkan untuk meningkatkan sinergi kebijakan fiskal pusat dan daerah, serta harmonisasi belanja pusat dan daerah. Sejauh ini, belum disebutkan berapa jumlah desa yang akan menerima Dana Desa tahun depan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah desa di Indonesia mencapai 83 ribu tahun 2021. Jika menggunakan data itu, masing-masing desa akan mendapatkan rata-rata Dana Desa Rp 843 juta tahun depan. Pada 2022, jumlah desa penerima dana desa mencapai 74 ribu. Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta penguatan kualitas pengelolaan TKD sejalan dengan implementasi UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Anggaran TKD dalam RAPBN 2023 lebih tinggi 1,6% dibandingkan outlook tahun 2022. Ada tujuh alokasi terkait dana TKD ini, yakni dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK). Kemudian, dana otonomi khusus, dana keistimewaan DI Yogyakarta, Dana Desa, dan insentif fiskal. Perinciannya, DBH dialokasikan sebesar Rp 136,3 triliun, lebih rendah dari outlook 2022 Rp 142,1 triliun, sedangkan DAU Rp 396 triliun, lebih ringgi dari outlook 2022 sebesar Rp 378 triliun. Selanjutnya, DAK mencapai Rp 182,9 triliun, lebih tinggi dari outlook 2022 sebesar Rp 182,4 triliun. Perinciannya, DAK fisik sebesar 50,5 riliun, DAK nonfisik Rp 130,3 triliun, dan hibah ke daerah sebesar Rp 2,1 triliun. Dana otonomi khusus dialokasikan sebesar Rp 17,2 triliun, lebih kecil dari outlook 2022 sebesar Rp 20,4 triliun. Rinciannya, dana otsus provinsiprovinsi di wilayah Papua sebesar Rp 8,9 triliun, dana otsus Provinsi Aceh Rp 4 triliun, dan dana tambahan infrastruktur Provinsi-provinsi di Wilayah Papua Rp 4,4 triliun. “Kemudian, dana keistimewaan DI Yogyakarta dialokasikan Rp 1,3 triliun. Dana Desa meningkat sedikit menjadi Rp 70 triliun dari outlook 2022 sebesar Rp 67,9 triliun, serta insentif fiskal sebesar Rp 8 triliun, meningkat dari outlook 2022 sebesar Rp 6,9 triliun,” kata Presiden dalam pidato Penyampaian RUU APBN 2023, Selasa (16/8). Komisi V DPR RI Lasarus menyatakan, pemerintah sudah melakukan banyak hal, seperti Dana Desa. "Dana Desa merupakan kekuatan yang kita tata dalam konteks menghadapi masalah global," ujar Lasarus. Dia mengharapkan pengawasan anggaran Dana Desa lebih ditingkatkan agar manfaat yang dihasilkan da pat maksimal. "Anggarannya diawasi ha rus secara baik oleh pemerintah, se hingga tujuan dari Dana Desa bisa mak simal hasilnya," ucap dia, dilansir Antara.
Di sisi lain, Presiden menargetkan tingkat kemiskinan turun menjadi berkisar 7,5-8,5% tahun 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Maret 2022, tingkat kemiskinan nasional mencapai 9,54%. "Dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, tingkat kemiskinan 2023 diharapkan dalam rentang 7,5% hingga 8,5%," kata Presiden. Selain itu, Jokowi menargetkan pengangguran terbuka 2023 dapat ditekan berkisar 5,3-6%. Untuk diketahui, pengangguran terbuka pada Februari tahun ini mencapai 8,4 juta (5,83%). Selanjutnya, Jokowi mematok rasio gini dalam kisaran 0,375 hingga 0,378, serta indeks pembangunan manusia (IPM) dalam rentang 73,31 hingga 73,49. Adapun untuk nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105-107 dan 107-108. Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 479,1 triliun dalam RAPBN 2023 untuk membantu masyarakat miskin dan rentan memenuhi kebutuhan dasarnya. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, selain menargetkan tingkat kemiskinan di kisaran 7,5-8,5% pada 2023, pemerintah berencana menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada 2024. “Tingkat kemiskinan ekstrem pada 2024 diharapkan bisa 0%. Alhamdulillah sekarang sudah mencapai 2% dan tingkat kemiskinan akan kami tekan sampai 7,5%,” ucap dia.
Sumber: Investor Daily (18 Agustus 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |