Bank Berhasil Jaga Margin

Rabu, 03 Aug 2022

Bisnis, JAKARTA — Industri perbankan cukup mampu menjaga profitabilitas sampai dengan semester I/2022. Tren penurunan bunga simpanan, khususnya di kelompok simpanan berjangka berpengaruh terhadap pencapaian selisih bunga bersih bank.

 

Deputi  Komisioner  Stabilitas  Sistem  Keuangan  Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  Agus  Edi  Siregar  mengatakan bahwa tingkat selisih bunga bersih  atau  net  interest  margin(NIM) perbankan sampai dengan Juni 2022 cukup terjaga di level 4,69%. “Profitabilitas  bank  masih  cukup  tinggi  dengan  NIM  sampai  dengan  Juni  4,69%  dan  BOPO  [biaya operasional terhadap pendapatan  operasional]  78,46%,”  ujar  Edi  dalam  diskusi  virtual  Bisnis Indonesia Mid Year Economic  Outlook  2022,  Selasa  (2/8). Jika dibandingkan dengan posisi  akhir  tahun  lalu,  rasio  NIM  sampai  dengan  Juni  meningkat  tipis. Perbankan mampu menjaga NIM di kisaran 4,5%—5% alam kurun  5  tahun  terakhir.  (Lihat infografik)Tidak hanya itu, lanjutnya, meski kredit yang disalurkan perbankan tumbuh,  permodalan  perbankan  tetap berhasil dijaga, bahkan naik. Capital adequacy ratio (CAR) bank tumbuh  dari  24,67%  menjadi  24,69%  pada  Juni  2022.    CAR merupakan cerminan kecukupan  modal  yang  berguna  untuk menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi bank. Secara umum, Edi melaporkan bahwa kinerja perbankan di Tanah Air masih sangat baik. Penyaluran kredit hingga Juni 2022 tumbuh 10,66% year-on-year (YoY). Dalam laporan  OJK,  pertumbuhan  kredit  utamanya  ditopang  di  sektor  kredit  korporasi  dan  konsumsi. Secara sektoral, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan  dengan  kenaikan  terbesar  pada sektor manufaktur dan sektor pertambangan sebesar 23,5% secara  bulanan.  Sementara  itu,  laju  dana  pihak  ketiga  (DPK)  naik  9,13%  YoY.  Total  DPK  yang  dihimpun  perbankan  sampai  dengan  Juni  2022  mencapai  Rp7.602  triliun.  Sementara  itu,  jika  dilihat  sejak  awal tahun ini, pertumbuhan nya terctat  1,61%.

Dengan kinerja itu, Edi menuturkan industri perbankan Tanah Air masih terus menunjukan performa baik  dengan  kredit  yang  terus  melaju,  likuiditas  yang  masih  cukup,  dan  risiko  kredit  sangat  terjaga. Sementara  itu,  sejumlah  bank  yang  telah  melaporkan  kinerja  sampai dengan Juni 2022, terlihat mampu  menjaga  rasio  NIM  di  level  tinggi. PT  Bank  MNC  Internasional  Tbk.  (BABP)  milik  taipan  Hary  Tanoesudibjo mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 629,21% YoY menjadi Rp34,88 miliar pada kuartal  II/2022,  dibandingkan  periode  yang  sama  tahun  lalu  sebesar  Rp4,78  miliar. Direktur MNC Bank Rita Montagna  menyatakan  penyaluran  kredit  oleh  Bank  MNC  tumbuh  25,74%  YoY  dari  Rp7,7  triliun  menjadi  Rp9,68  triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga juga  mencatat  perbaikan.  Rasio  simpanan tabungan dan giro atau dana  murah  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  pertumbuhan  deposito  berjangka. BABP  mencatat  NIM  tumbuh  dari 3,74% pada semester I/2021 menjadi  5,23%  pada  semester  I/2022. Sementara itu, PT Bank Sahabat Sampoerna  membukukan  laba  setelah pajak sebesar Rp26,6 miliar, naik 44% YoY dibandingkan periode  yang  sama  tahun  lalu  sebesar  Rp18,5  miliar.  Bank  itu  juga  mencatat  NIM  yang  cukup  tebal, yakni 7,77% sampai dengan Juni  2022. Direktur  Utama  Bank  Sampoerna  Ali  Rukmijah  menuturkan  pertumbuhan  laba  Bank  Sampoerna  tidak  terlepas  dari  peningkatan  pendapatan  bunga  bersih  yang  naik  31,61%  YoY  menjadi Rp432,57 miliar, termasuk penurunan  beban  bunga  yang  menyusut  42,4%  YoY  menjadi  Rp190,23  miliar. Sementara  itu,  pendapatan  bunga  perseroan  mengalami  kontraksi  sebesar  5,49%  YoY,  dari  Rp658,96  miliar  menjadi  Rp622,8  miliar  per  Juni  2022. Bank lain yang mencetak NIM cukup  tebal  yakni  PT  Bank  Neo  Commerce  Tbk.  Bank dengan kode saham BBYB itu  mencatat  rasio  NIM  sampai  dengan Juni 2022 sebesar 10,16%. Sampai dengan Juni 2022, BBYB mencatatkan kenaikan total kredit sebesar 84,2%, terutama ditopang dengan  layanan  berbasis  digital  yang  dimiliki  oleh  perseroan. Setahun  terakhir,  kami  secara  konsisten  terus  menambah  berbagai layanan dan fi tur keuangan digital,” kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan.

 

Sumber: Bisnis Indonesia (3 Agustus 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)