Bisnis, JAKARTA — Memasuki Agustus 2022, sebanyak 12 calon emiten sedang menggelar penawaran umum perdana saham untuk menghimpun dana publik. Mayoritas membidik dana yang relatif kecil atau di bawah Rp100 miliar.
Sepanjang tahun berjalan 2022, Bursa Efek Indonesia sudah kedatangan 30 emiten anyar. Apabila diakumulasi, total dana yang dihimpun dalam aksi go public itu mencapai Rp19,5 triliun. Pada Selasa (2/8), PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) resmi melantai dan menjadi perusahaan tercatat ke-796 di pasar saham. Dalam initial public offering (IPO), perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) itu mengantongi dana Rp20,25 miliar yang akan digunakan untuk pembelian truk bekas, suku cadang, dan modal kerja. Felice Livia Wijaya, Corporate Secretary Utama Radar Cahaya, mengatakan perseroan menargetkan jumlah armada yang dioperasikan dapat meningkat dari 92 unit truk menjadi 120 unit pada 2022 untuk mendukung ekspansi usaha. Pada tahun ini, RCCC memperkirakan laba bersih dapat tumbuh 89% secara tahunan menjadi Rp5,7 miliar. “Total target armada tersebut didukung pengunaan dana IPO,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/8). Di belakang RCCC, masih ada 12 perusahaan yang sedang melanjutkan proses IPO setelah merampungkan periode penawaran awal (bookbuilding). Calon emiten itu berasal dari sektor telekomunikasi PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA), perkebunan PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR), pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI), waralaba makanan PT Sari Kreasi Boga Tbk. (RAFI), dan sektor aneka industri. Menariknya, mayoritas calon emiten dari sektor aneka industri membidik dana IPO yang relatif kecil. Sebut saja, perusahaan budidaya udang PT Agung Menjangan Mas Tbk. (AMMS) yang mengincar dana IPO sebesar Rp24 miliar untuk pembelian alat dan modal kerja. Nilai IPO yang lebih rendah juga dibidik oleh PT Klinko Karya Imaji Tbk. (KLIN). Perusahaan produsen alat-alat kebersihan seperti serbet, mop, dan keset merek Klinko itu berpotensi mendulang Rp23 miliar dengan melepas 230 juta saham yang dibanderol Rp100 per saham. Direktur Utama Klinko Karya Imaji Anggun Supanji mengatakan dana tersebut akan digunakan sebagian besar untuk menunjang operasional perusahaan sampai modal kerja. Perusahaan, lanjutnya, makin memantapkan langkah untuk memperluas pasar domestik dan global. “Lewat skema private label, KLIN sudah merambah pasar ekspor ke tujuh negara di kawasan Asia Tenggara, Amerika Serikat, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin,” paparnya.
Dana segar senilai di bawah Rp100 miliar juga berpotensi diraih oleh calon emiten yang bergerak di jasa perdagangan produk buah impor, PT Segar Kumala Indonesia Tbk. (BUAH). Dalam IPO, BUAH mematok harga final penawaran saham perdana Rp388 per saham dan menawarkan 200 juta saham sehingga total dana yang akan digalang dalam penawaran umum ialah Rp77,6 miliar. Direktur Utama Segar Kumala Indonesia Renny Lauren mengatakan perseroan berencana untuk melebarkan pasar di dalam negeri dengan membuka cabang atau cold storage di kota-kota besar dan strategis guna menyambut pertumbuhan permintaan. “Berbekal kepiawaian kami di bidang logistik dan networking, kami optimistis dapat mencapai target tersebut ke depannya,” kata Renny, baru-baru ini. Sejauh ini, perseroan telah memiliki sembilan cabang cold storage dan distribusi aktif yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan juga memiliki tiga jalur distribusi utama dalam menjalankan usahanya yang berpusat di Medan, Jakarta, dan Surabaya. Renny menambahkan 75% dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan 25% sisanya untuk membangun cold storagecabang baru perseroan untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terjangkau, tetapi potensial.Tidak hanya diwarnai oleh target dana yang mini, IPO pada paruh kedua tahun ini juga diramai-kan oleh calon emiten dengan harga penawaran yang rendah. Adalah PT Estee Gold Feed Tbk. (EURO) yang membanderol harga penawaran umum sebesar Rp70 per saham.
Level tersebut merupakan rekor harga pelaksanaan IPO yang terendah. Posisi itu sebelumnya ditempati oleh PT Tourindo Guide Indonesia Tbk. (PGJO) yang IPO dengan harga penawaran Rp80 per saham. EURO merupakan perusahaan yang bergerak di industri pengisian jasa aerosol kosmetik dan bahan pembersih keperluan rumah tangga. Estee Gold Feed menawarkan 500 juta saham dengan nilai nominal Rp5 setiap saham dalam IPO. “Jumlah seluruh nilai penawaran umum ini adalah sebanyak-banyaknya Rp35 miliar,” tulis manajemen dalam prospektus yang dikutip Selasa (2/8). Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh EURO untuk modal kerja dan kegiatan operasional yang mencakup gaji karyawan, pembelian bahan penunjang, kebutuhan kantor, bahan bakar, biaya listrik, air, dan kebutuhan pabrik lainnya. Sebelumnya, Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) David Agus mengatakan tingginya gairah perusahaan untuk IPO di Indonesia utamanya ditopang oleh kondisi pasar modal Indonesia. Hal ini tercermin dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2022 dibandingkan dengan bursa regional maupun bursa utama global. Berdasarkan data BEI, IHSG menguat 6,18% year-to-date (YtD) ke level 6.988,15. IHSG menjadi indeks komposit dengan kinerja terbaik di Asia Pasifik di atas bursa Singapura yang menguat 3,56% YtD.
Sumber: Bisnis Indonesia (3 Agustus 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |