JAKARTA – Grup Sinar Mas melalui PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjual kepemilikan saham di PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) senilai Rp 1,5 triliun. Penjualan 6% saham emiten telekomunikasi tersebut dilakukan pada Selasa (26/7/2022).
“Jumlah saham yang dijual sebanyak 19.604.974.800 saham dengan harga penjualan Rp 77 per saham,” kata Corporate Secretary Dian Swastatika Sentosa Susan Chandra dalam keterangan resminya, Rabu (27/7/2022). Susan mengungkapkan, tujuan dari transaksi penjualan saham Smartfren tersebut adalah untuk kolaborasi bisnis. Dengan adanya aksi penjualan saham ini, kepemilikan saham DSSA di Smartfren berkurang dari 72.591.193.000 saham atau setara 23% menjadi 52.986.218.200 saham atau 17% dari total saham FREN. Sebelum aksi tersebut dilakukan, Dian Swastatika Sentosa melalui anak usahanya, PT DSSE Energi Mas Utama, mengonversi kepemilikan obligasi menjadi saham FREN. Susan mengungkapkan bahwa pengkonversian obligasi wajib konversi (OWK) itu dilakukan pada 11 Juli 2022. “PT DSSE Energi Mas Utama (EMU), entitas anak perseroan, telah mengkonversi obligasi wajib konversi PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) yang dimilikinya menjadi saham. Saham hasil konversi ini telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Juli 2022,” jelas Susan. Smar tfren meraih keuntungan dalam tiga bulan pertama tahun 2022 ditopang oleh pendapatan yang lebih tinggi. Operator telekomunikasi tersebut mencatatkan laba sebesar Rp 24,98 miliar (US$ 1,7 juta) pada periode Januari-Maret 2022, dibandingkan dengan kerugian Rp 396,83 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba dikabarkan berminat untuk berinvestasi di Smartfren Telecom. Alibaba, seperti dilaporkan Deal Street Asia, Selasa (26/7/2022), akan mengucurkan dana lebih dari US$ 100 juta untuk memuluskan rencana tersebut. Dengan potensi investasi, Alibaba ter lihat akan memperdalam eksposurnya di pasar Indonesia dengan memanfaatkan salah satu konglomerat terbesar dan ekosistemnya yang luas, yang mencakup komunikasi dan teknologi, kertas, agribisnis, layanan keuangan, dan infrastruktur. Alibaba berencana untuk bermitra dengan konglomerat berkantong tebal di pasar Asia Tenggara saat grup tersebut menghadapi pengawasan ketat peraturan di pasar asalnya, kata seorang pakar industri. Alibaba telah hadir di Indonesia melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia, bagian dari e-commerce dan keuangan digital Akulaku Group. Akulaku mengendalikan 25,66% dari PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). Investasi yang diusulkan Alibaba di ekosistem Sinar Mas mengikuti masuknya terakhir baru-baru ini sebagai pemegang saham ke pemain fintech DANA, sebuah kerja sama patungan (joint venture) antara konglomerasi Indonesia Emtek dan Ant Financial Alibaba. Meskipun investasi yang diusulkan oleh Alibaba mungkin baru, Smartfren sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan unit yang terkait dengan ekosistem perusahaan teknologi Tiongkok tersebut. Pada Desember tahun lalu, Smartfren mengumumkan kerja sama antara anak perusahaannya, PT SF Digital Commerce dan Fonixtree Digital Singapore Ltd (FDSL). FDSL berafiliasi dengan Whale Cloud Technology Co Ltd, bagian dari ekosistem Alibaba dan mitra penting layanan perangkat lunak Alibaba Cloud, kata Direktur Smartfren Antony Susilo dalam laporan tertulis di BEI saat itu.
Sumber: Investor Daily (28 Juli 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |