JAKARTA - PT Bakrie Capital Indonesia menambah kepemilikan 255 juta saham di PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau menjadi 5,47%. Hal tersebut dilaporkan oleh biro administrasi efek PT Ficomindo Buana Registrar perihal kepemilikan 5% saham Energi Mega Persada per 9 Juni 2022. Sebelumnya, Bakrie Capital Indonesia menggenggam sebanyak 1.102.187.642 saham ENRG atau 4,44%. Sehingga, dengan bertambah 255 juta, maka Bakrie Capital memiliki 1.357.187.642 saham ENRG. Dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum adanya penambahan saham dari Bakrie Capital, daftar pemegang saham ENRG yaitu PT Bakrie Kalila Investment sebesar 46,402% dan publik (kurang dari 5%) sebesar 53,598%. Dalam perdagangan Selasa (14/6/2022), saham ENRG ditutup di Rp 300 atau menguat 11,11%. Namun, dalam satu bulan terakhir, ENRG terpantau sudah naik 31,58%. Direktur Utama Energi Mega Persada Syailendra S Bakrie sebelumnya mengatakan bahwa anak usaha perseroan yaitu PT Imbang Tata Alam (ITA), yang merupakan operator dan pemilik 100% working interest di blok Kontrak Kerja Sama (KKS) Malacca Strait, telah mendapatkan temuan minyak baru sebesar 115 juta barel dari blok KKS Malacca Strait. Temuan minyak baru tersebut sedang dalam proses sertifikasi oleh Gaffney, Cline & Associates, yang merupakan salah satu konsultan migas terkemuka di dunia. Berdasarkan pekerjaan Optimisasi Pengembangan Lapangan Lanjutan (OPLL) di Lapangan TB, lanjut Syailendra, ITA juga berhasil menemukan tambahan jumlah minyak di tempat sebesar 41 juta barel. Untuk itu, jumlah total penemuan minyak ditempat (Original Oil in Place) di lapangan TB dan Ringgit menjadi sebesar 156 juta barel (115 juta barel + 41 juta barel).
“Penemuan minyak baru tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan perseroan dalam waktu dekat. Dengan diselesaikannya aktivitas pemboran di lokasi temuan minyak baru tersebut, diharapkan ITA dapat menjadi salah satu dari 10 produsen minyak terbesar di Indonesia. Perseroan akan terus mendukung target Pemerintah untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030,” jelas dia. Penemuan minyak baru tersebut, menurut Syailendra, merupakan kesuksesan atas aktivitas pemboran di lapangan minyak TB dan Ringgit yang merupakan bagian dari blok KKS Malacca Strait. ITA akan melakukan pemboran di 19 sumur pengembangan di lapangan terkait untuk mulai memproduksikan temuan minyak baru tersebut. Estimasi pengeluaran (biaya terkait) untuk memproduksikan temuan cadangan minyak ini secara komersial adalah sekitar Rp 2–2,5 triliun di tahun 2022 dan 2023. “Dapat kami sampaikan bahwa SKK Migas juga memberi dukungan penuh atas kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang dilakukan oleh seluruh Kontraktor KKS, termasuk temuan kandungan minyak oleh ITA di blok KKS Malacca Strait, dan akan melanjutkan kerja sama dengan Kontraktor KKS untuk memenuhi target produksi migas nasional. Diharapkan harga minyak dan gas yang cukup tinggi saat ini dapat memotivasi Kontraktor KKS untuk percepatan kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang tengah dilakukan,” ungkap dia.
Sumber: Investor Daily (15 Januari 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |