Do Kwon, pendiri Terraform Labs yang mengembangkan Terra (LUNA) dan UST, diduga juga pernah terlibat dalam kegagalan proyek stablecoin Basis Cash (BAC).
Do Kwon, pendiri Terraform Labs yang merupakan entitas pengembang koin kripto Terra alias LUNA dan stablecoin TerraUSD (UST), sedang menjadi sosok paling dicari di dunia. Semua tidak lepas dari pergerakan harga LUNA dan UST yang sedang terjun ke jurang, membuat puluhan bahkan ratusan juta orang geleng-geleng kepala. Seturut data Coinmarketcap, hingga Rabu (18/5) siang pukul 13.30 WIB, LUNA hanya memiliki nilai tukar US$0,000185 atau setara Rp2,71 per keping (kurs Rp14.682 per US$). Nilai ini merefl eksikan penurunan hampir 99,9% dari posisi US$80,79 atau Rp1,18 juta per keping pada pengujung pekan pertama Mei 2022.Coinmarketcap kini menempatkan LUNA pada peringkat 212 daftar aset kripto berdasarkan nilai kapitalisasi pasar. Padahal, sebelum krisis terjadi dalam sepekan terakhir, LUNA adalah ‘penghuni tetap’ jajaran 10 besar aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Penurunan peringkat ini pun membuat beberapa platform kripto menghapus LUNA dari daftar perdagangan yang dilayani. Termasuk platform asal Indonesia Tokocrypto, yang resmi menghapus LUNA sejak Jumat (13/4). “Penyesuaian [penghapusan LUNA] tidak akan mempengaruhi perdagangan spot dan fungsi lain yang relevan,” jelas pihak Tokocrypto dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (13/5). Sementara UST, aset kripto yang mestinya menjadi stablecoin penjaga cadangan nilai LUNA, bergerak tumpul di level US$0,1259 per keping. Level ini mencerminkan posisi penurunan 87,41% dari nilai wajar stablecoin tersebut yang mestinya berada di kisaran US$1 per keping. Sama seperti LUNA, UST juga telah dihapus dari Tokocrypto dan platform ternama lainnya.Fenomena penurunan harga LUNA dan UST yang menuai kekhawatiran di kalangan pelaku kripto bukannya tidak bikin Do Kwon selaku salah satu pendiri bereaksi. Dalam sepekan terakhir, pria asal Korea Selatan tersebut beberapa kali muncul di Twitter untuk membagikan perkembangan terkini terkait rencana penyelamatan harga LUNA dan UST. Namun, keterangan yang diberikan Do Kwon masih dinilai jauh dari kata cukup. Desakan agar usaha lebih keras dilakukan terus bermunculan. Hal ini, misalnya, terlihat dari tampilnya nama Do Kwo dalam jajaran trending topic Twitter pada Kamis (13/5) malam. Dalam pantauan Bisnis, mayoritas cuitan pengguna Twitter cenderung mengutarakan sentimen negatif ketimbang sebaliknya.
Do Kwon sebenarnya bukan sosok kaleng-kaleng. Forbessempat memasukkan namanya dalam daftar prestisius Forbes Under 30 Asia pada 2019 untuk kategori Finance & Venture Capital. Gelar ini biasanya diberikan karena kesuksesan seorang pengusaha merintis layanan keuangan dan modal ventura sebelum usianya menginjak 30 tahun. Do Kwon sendiri lahir pada 6 September 1991. Artinya, usianya ketika menerima penghargaan tersebut adalah 28 tahun. Dalam publikasinya, Forbesmemuji Do Kwon berkat capaiannya membesarkan LUNA yang diluncurkan sejak 2018. Pada tahun pertama, koin ini telah sukses meraup lebih dari 40 juta pengguna dari berbagai belahan dunia. Ketika gelar itu diberikan, Terraform Labs sendiri tergolong sukses. Perusahaan ini telah meraup pendanaan US$32 juta atau sekitar Rp467 miliar di tahun pertama. Kredibilitas pendana pun bukan nama sembarangan. Di antaranya termasuk perusahaan platform trading terbesar Binance, Arrington XRP Capital, hingga Polychain Capital. Bukan suatu kejutan jika Do Kwon sukses mencuri panggung. Sebab, rekam jejak akademiknya juga tidak sembarangan. Do Kwon merupakan lulusan Universitas Stanford, salah satu kampus terbaik dunia asal AS. Dia meraih gelar Sarjana Ilmu Komputer dari universitas tersebut pada 2015. Selepas lulus, Do Kwon memulai kariernya di bidang pengembangan teknologi dengan mendirikan Anyfi , sebuah perusahaan telekomunikasi rintisan pada 2016. Anyfi spesifik memberikan layanan komunikasi peer-to-peer berbasis teknologi jaringan mesh. Do Kwon memimpin perusahaan ini hingga pengunduran dirinya pada 2017. Setahun berselang alias pada 2018, barulah dia memberanikan diri untuk membentuk Terraform Labs. Dia membangun perusahaan ini dari nol bersama Daniel Shin, yang belakangan juga dikenal sebagai CEO Chai Corporation.Selain merintis aset-aset kripto seperti LUNA dan UST, di bawah komando Do Kwon Terraform Labs juga mengembangkan teknologi protokol, produk, dan platform-platform blockchain seperti Anchor, Prism, Astroport dan Mirror.Menariknya, tidak semua proyek yang dikerjakan Do Kwon dan Terraform Labs suk-ses. Termasuk perihal proyek pengembangan token atau koin kripto.
Investigasi terbaru yang dipublikasikan Sam Kessler dan Danny Welson dari media kripto raksasa Coindesk pekan lalu menyebut bahwa Do Kwon juga memiliki peran tersembunyi atas Basis Cash (BAC).Untuk Anda yang masih asing, BAC merupakan salah satu proyek stablecoin yang gagal berkembang. Proyek ini dapat dikategorikan terbengkalai seiring kegagalannya menjaga cengkeraman nilai tukar atau peg terhadap US$.Data tekini Coinmarketcap bahkan mencatat kalau nilai tukar BAC saat ini tinggal setara US$0,006 US$ per keping. Padahal, lazimnya stablecoin dituntut memiliki nilai tukar pada kisaran US$1 per keping. Dalam laporannya, Sam dan Danny menyebut informasi terkait keterlibatan Do Kwon dalam kegagalan BAC didapat langsung dari Hyungsuk Kang. Hyungsuk merupakan mantan teknisi Terra Form Labs. Dalam kutipan wawancara, Hyungsuk mengatakan kalau BAC merupakan proyek yang digagas secara tertutup oleh dirinya dan Kwon. “Basis Cash belum dites pada saat itu, dan kami sebenarnya belum yakni. Namun dia [Do Kwon] tetap ingin mencoba dan mengatakan bahwa itu adalah pilot project. ”Sumber lain yang menolak disebutkan namanya juga membenarkan validitas informasi Hyungsuk. Sebagai konteks, ketika meluncur, pendiri BAC menggunakan merupakan dua nama dengan identitas samaran Rick dan Morty. Berdasarkan sumber Coindesk, Rick merupakan nama samaran yang digunakan Do Kwon. “Membeberkan nama di balik identitas anonim pendiri suatu proyek merupakan hal yang tidak sepenuhnya kami sepakat. Namun, kami menilai publik berhak tahu ini. Di tengah kondisi buruk ini, investor berhak tahu bahwa UST bukanlah satu-satunya usaha Do Kwon merintis stablecoin algoritmik,” tulis tim Coindesk. Hingga artikel ini rilis, Do Kwon belum menanggapi pemberitaan tersebut. Sebagai catatan, krisis yang melanda UST diyakini tidak akan begitu mempengaruhi kekayaan pribadi Do Kwon. Pasalnya, banyak yang meyakini bahwa mayoritas kekayaan pribadi Kwon yang berbentuk kripto tidak ditanam dalam bentuk UST, melainkan Bitcoin. Do Kwon sendiri diprediksi memiliki nilai kekayaan pribadi US$10 juta atau sekitar Rp146 miliar.
Sumber: Bisnis Indonesia (19 Mei 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |