Bisnis, JAKARTA — Harga jagung terus memperbarui level tertingginya dalam satu dekade, yang diperkirakan bisa makin menekan margin emiten perunggasan yang sudah terimpit oleh lonjakan harga bahan baku pakan ternak.
Harga jagung berjangka melanjutkan reli untuk hari kelima dan menembus US$8 per gantang. Dilansir Bloomberg, harga jagung pengiriman Juli, kontrak teraktif, di bursa Chicago pada Selasa (19/4) naik 0,8% ke US$8,1 per gantang. Sehari sebelumnya, harga komoditas biji-bijan itu sudah mencapai US$7,9 per ton, tertinggi sejak 2012. Bloomberg mewartakan kenaikan harga terjadi seiring dengan perang antara Rusia–Ukraina yang makin memanas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebutkan pasukan Rusia telah memulai upaya untuk menguasai wilayah Donbas di timur Ukraina. Pasukan Rusia telah mengepung kota pelabuhan Mariupol yang menyebabkan hambatan pengiriman jagung dari Laut Hitam. Pengiriman jagung dari wilayah ini mencakup seperlima dari total ekspor jagung global. Pasokan dari Ukraina yang menipis membuat pembeli melirik pasar Amerika Serikat untuk mendapatkan jagung. Departemen Pertanian AS melaporkan sejumlah penjualan jagung ke China yang melebihi 1 juta ton bulan ini. Sementara itu, Pemerintah China menyebutkan pasokan biji-bijian negara tersebut masih mencukupi. China juga berencana untuk melepas cadangan tersebut untuk menopang ketersediaan. Di sisi lain, pasokan jagung dari Amerika Utara kurang mencukupi seiring dengan proses penanaman yang lambat. Sejauh ini, jumlah jagung yang tertanam di AS baru mencapai 4% dari total lahan yang ada, dibandingkan dengan 7% pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, produksi jagung di Brasil, eksportir terbesar kedua di dunia setelah AS, juga tampaknya akan menghadapi masalah karena gangguan cuaca. Dilansir S&P Global, musim tanam jagung kedua di Brasil kemungkinan akan menghadapi tekanan panas, terutama di wilayah Barat Tengah, karena curah hujan diprakirakan rendah. “Cuaca kering diperkirakan di sebagian besar sabuk jagung safrinha selama minggu depan, yang akan memungkinkan kekeringan meningkat lagi dan makin luas, meningkatkan tekanan pada pertumbuhan tanaman jagung safrinha,” kata Maxar, penyedia teknologi luar angkasa dalam laporan cuaca hariannya pada 18 April. Curah hujan yang kurang memadai menyebabkan beberapa kekhawatiran di antara produsen di Minas Gerais dan Goias barat daya, kata Badan Pertanian Nasional Conab dalam sebuah laporan. Tanaman jagung pertama di Negeri Samba ditanam pada September—Desember dan dipanen pada Februari—Mei, sedangkan musim tanam kedua berlangsung Februari—Maret dan dipanen pada Juni—Juli. Menurut Conab, Brasil diperkirakan akan memanen 115,6 juta ton jagung pada tahun pemasaran 2021—2022, tersebar pada Februari 2022 hingga Januari 2023. Tanaman jagung Brasil 2021—2022 akan dipasarkan mulai Februari 2022 hingga Januari 2023. Importir jagung berharap panen melimpah di negara itu pada musim ini di tengah peningkatan risiko pasokan di wilayah Laut Hitam, harga tinggi, dan tingkat stok rendah di negara-negara pengekspor utama. Indonesia kerap mengimpor jagung untuk kebutuhan bahan baku pabrik pakan ternak. Pada 2021, menurut data BPS, Indonesia mengimpor 995.990 ton jagung, naik sekitar 15% dari tahun sebelumnya. Impor itu senilai US$297,3 juta, melonjak 72,2% dari tahun sebelumnya. Argentina menjadi sumber paling besar, yakni 610.000 ton (US$186,3 juta), disusul Brasil 175.800 ton (US$47,6 juta), AS 147.570 ton (US$41 juta), dan Thailand 32.540 ton (US$12 juta).
Kenaikan harga jagung diperkirakan dapat menekan margin sejumlah emiten perunggasan di Tanah Air, terutama yang mempunyai lini bisnis pakan ternak. Direktur PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) Antonius Harwanto mengatakan perusahaan melihat sektor perunggasan menghadapi tantangan dari fenomena harga bahan baku. Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang berkembang, ditambah dengan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan, telah membuat harga komoditas terkerek, termasuk bahan baku pakan ternak, seperti bungkil kedelai dan jagung. Perusahaan secara bertahap telah menyesuaikan harga jual produk meskipun tidak drastis. Bisnis pakan menjadi sumber pendapatan utama Japfa. Per usahaan membukukan penjualan bersih Rp44,9 triliun dengan segmen usaha pakan ternak menyumbang Rp28,4 triliun. Dari laba bersih JPFA senilai Rp2,02 triliun sepanjang 2021, segmen pakan ternak juga menyumbang laba operasi paling besar, yakni Rp1,9 triliun. Sementara itu, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) membukukan laba bersih Rp60,37 miliar setelah rugi Rp38,8 miliar tahun sebelumnya.
Kinerja positif MAIN sejalan dengan penjualan bersih yang tumbuh 30,4% menjadi Rp9,1 triliun. Penjualan Malindo didominasi oleh produk pakan dengan nilai Rp5,8 triliun. Di sisi lain, laba bersih PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) terkoreksi 5,8% menjadi Rp3,6 triliun. Penurunan tidak lepas dari pembengkakan beban pokok penjualan sebanyak 27,1% menjadi Rp43,6 triliun. Sebagian besar beban pokok penjualan Charoen Pokphand berasal dari bahan baku yang senilai Rp34,4 triliun, naik 34,5%. “Kelompok usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar, dan lingkungan ekonomi global,” tulis manajemen CPIN dalam laporan keuangan. Analis Mirae Asset Sekuritas Emma A. Fauni dalam risetnya pada pertengahan Maret 2022 menyebutkan harga komoditas berpotensi tetap tinggi jika melihat perkembangan konflik geopolitik. Harga bahan baku utama pakan unggas, seperti jagung dan bungkil kedelai, yang menyumbang sampai 50% pada komposisi pakan, diperkirakan akan menjadi penekan bagi bisnis sektor ini. “Kami mengantisipasi bahwa tekanan pada segmen pakan kemungkinan akan berlanjut tahun ini,” katanya.
Sumber: Bisnis Indonesia (20 April 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |