Bisnis, JAKARTA — Komposisi emiten dengan kapitalisasi pasar terjumbo mengalami perombakan setelah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melantai di Bursa Efek Indonesia. Saham emiten-emiten big caps sektor perbankan dan telekomunikasi dinilai menarik untuk dilirik investor.
Pada Senin (11/4), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 7.203,79. Indeks komposit merosot tipis 0,1% sehingga kinerja sepanjang tahun berjalan 2022 mengalami penguatan 9,52%. Pasar saham diramaikan oleh 781 perusahaan tercatat, termasuk GOTO sebagai emiten baru ke-15 pada tahun ini. Sejalan dengan penambahan jumlah emiten, emisi saham, dan pergerakan harga saham emiten, kapitalisasi pasar saham bergerak naik menjadi Rp9.400 triliun. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih menduduki posisi puncak dengan kapitalisasi pasar Rp952,3 triliun. Tempat kedua diisi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan market capitalization Rp692,62 triliun. GOTO merangsek ke posisi keempat dengan kapitalisasi pasar Rp452,43 triliun di bawah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan market cap Rp454,7 triliun. Hal itu sejalan dengan penguatan harga saham GOTO pada hari perdana perdagangan sebesar 13,02% dari harga IPO Rp338 ke level Rp382 per saham. Masuknya GOTO dalam 10 emiten kapitalisasi terbesar menambah warna jajaran big caps karena mewakili sektor teknologi. Di sisi lain, GOTO mendepak PT Bayan Resources Tbk. dari daftar tersebut karena emiten tambang batu bara milik Low Tuck Kwong itu menggenggam market cap Rp146,58 triliun atau berada di posisi ke-11.
Vice President of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan emiten big caps dari sektor perbankan masih dalam tren yang sangat baik. “Sektor perbankan big caps sedang bagus sekali, kuartet bank [BBCA, BBRI, BMRI, BBNI] sudah sangat diuntungkan recovery ekonomi. ARTO valuasi mahal luar biasa, sudah turun di bawah Astra International [ASII],” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (11/4). Selanjutnya, dia masih sangat merekomendasikan saham-saham emiten perbankan di daftar big caps tersebut. Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar keenam sebesar Rp283 triliun, PT Astra International Tbk. (ASII) pun masih direkomendasikan mengingat pemulihan ekonomi sangat menguntungkan bisnis otomotifnya. Selain itu, saham TLKM juga menarik mengingat momentum Ramadan dan Lebaran membuat trafik data internet meningkat. Apalagi, TLKM sudah menjadi konglomerasi sektor teknologi dengan keberadaan anak usahanya Telkomsel dan Mitratel (MTEL). “TLKM menarik, masa Lebaran trafik data naik. Telkom juga masih ada Telkomsel dan Mitratel menjadi sektor defensif, ketika PPKM naik lagi paling bertahan ya TLKM,” ungkapnya. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kapitalisasi pasar GOTO yang pada awal pencatatan mencapai Rp400 triliun setara dengan 2,8% produk domestik bruto (PDB) Indonesia. “Saya hitung kapitalisasi pasar GOTO itu kira-kira 2,8% PDB Indonesia,” ujar Airlangga dalam pencatatan saham perdana GOTO di BEI, Senin (11/4). Airlangga berharap IPO GOTO menjadi tanda perusahaan teknologi dan startup tidak perlu lagi melakukan IPO di luar negeri, karena banyak terobosan telah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memungkinkan perusahaan digital melantai di BEI. “Ini jadi tanda IPO perusahaan teknologi dan startup tidak perlu [IPO] di luar negeri lagi. Tahap awal bisa di Indonesia, dan setelahnya silakan ke mancanegara,” ucapnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pencatatan saham GOTO menjadi milestone penting bagi perusahaan, maupun bagi industri pasar modal Indonesia. Menurutnya, melalui proses go public, GOTO menjadi saham karya anak bangsa dengan ekosis-tem terbesar di Indonesia dengan raihan dana Rp13,7 triliun dan kapitalisasi pasar Rp400 triliun. “Hal tersebut menjadikan GOTO sebagai perusahaan teknologi dengan tingkat valuasi decacorn dan merupakan decacorn pertama yang berhasil tercatat di bursa Asia,” kata Nyoman, Senin (11/4). Selain itu, lanjut Nyoman, GOTO menjadi perusahaan rintisan pertama yang tercatat di papan utama BEI. GOTO juga menjadi perusahaan tercatat pertama yang menerapkan struktur permodalan dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS). Nyoman berharap langkah PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dan GOTO menjadi pembuka bagi perusahaan startup lainnya untuk melakukan IPO dan mencatatkan efeknya di BEI, termasuk skala perusahaan rintisan skala centaursatau soonicorn. “Kami optimistis pencapaian GOTO IPO ini menjadi momentum yang baik untuk mendorong makin banyaknya perusahaan teknologi lainnya untuk mengikuti langkah ini,” imbuhnya. Oleh karena itu, lanjutnya, BEI senantiasa mendorong perusahaan dari berbagai industri, termasuk juga perusahaan-perusahaan di bidang teknologi untuk memanfaatkan pasar modal sebagai house of growth dengan melakukan sosialisasi IPO dan listing baik secara one-on-one maupun melalui workshop. Hingga 11 April 2022, terdapat 32 perusahaan dalam pipelinepencatatan saham BEI. Adapun, klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipelinemerujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, yaitu 3 perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar, 13 perusahaan aset skala menengah dengan aset antara Rp50 miliar—Rp250 miliar, dan 16 perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar. Adapun, perincian sektornya 1 perusahaan dari sektor basic materials, 2 perusahaan dari sektor industrials, 1 perusahaan dari sektor transportation & logistic, 6 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, 7 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan dari sektor technology, 2 perusahaan dari sektor healthcare, 3 perusahaan dari sektor energy, 4 perusahaan dari sektor properties & real estate, dan 4 perusahaan dari sektor infrastructures.
Sumber: Bisnis Indonesia (12 April 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |