Telkom Bangun Satelit Baru Rp 3,8 Triliun

Kamis, 07 Apr 2022

JAKARTA - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan membangun satelit komunikasi High Through-Put Satellite (HTS) baru senilai Rp 3,8 triliun. Pembangunan satelit tersebut akan dilakukan oleh anak usahanya, yaitu PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).

Rencana pengadaan satelit dilakukan dalam rangka penambahan kapasitas satelit nasional berbasis teknologi HTS untuk melengkapi portofolio Telkom Group guna memperkuat infrastruktur digital connectivity agar lebih kompetitif dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar satelit Indonesia yang diperkirakan masih tinggi di masa mendatang,,” kata Vice President Investor Relations Telkom Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (6/4). Andi mengungkapkan, masa pembangunan dan peluncuran satelit diperkirakan membutuhkan waktu sampai tiga tahun, dan ditargetkan satelit dapat mulai beroperasi pada 2024. “Pembangunan Satelit HTS diperkirakan membutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp 3,8 triliun. Secara keseluruhan, rencana pendanaan akan dilakukan melalui equity Telkomsat sebesar 50% dan pinjaman (loan) sebesar 50%, di mana sebagian loan berasal dari shareholder dan sebagian lainnya dari pihak ketiga,” jelas dia. Andi mengatakan, Telkom telah memberikan shareholder loan kepada Telkomsat di bulan November dan Desember 2021 serta Maret 2022 dengan jumlah total sebesar Rp 750 miliar. Shareholder loan tersebut memiliki masa tenor tujuh tahun, grace period tiga tahun, dan bunga JBOR tiga bulan + 2,5%. “Adapun pemberian shareholder loan tahap selanjutnya akan menyesuaikan denganperkembangan pembangunan satelit,” ujar dia. Menurut Andi, investasi pembangunan satelit ini diharapkan dapat memperkuat kepemimpinan Telkomsat dalam industri satelit dan meningkatkan dominasi dan market share Telkomsat di bisnis satelit di Indonesia. PT Telkom Satelit Indonesia atau Telkomsat merupakan anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang penyediaan layanan satelit end-to-end yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional. Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menegaskan, pihaknya akan melakukan transformasi besar-besaran di tubuh Telkom untuk membangun ekosistem digital. Telkom akan difokuskan untuk menggarap area infrastruktur telekomunikasi seperti data center, cloud, ­ ber optik, blockchain arti­ cial intelligence (AI), dan BTS 5G.

Sedangkan anak usahanya, PT Telkomsel Selular (Telkomsel) akan fokus pada Business to consumer (B2C) sebagai perusahaan digital yang selama ini ekosistemnya belum dibangun Kementerian BUMN. “Ekosistem digital adalah hal penting dalam menghadapi tantangan ke depan. Kita perlu menjadi agregator dan enabler untuk konten lokal, game lokal, health tech lokal, dan ­ ntech lokal. Telkomsel dalam hal ini menjadi tempat untuk bersinergi supaya ada keberpihakan,” kata Erick. Erick menjelaskan, transformasi di Telkom dan Telkomsel perlu dilakukan karena keduanya selama ini bergerak pada bidang yang sama. “Telkom memiliki menara (tower), demikian pula dengan Telkomsel. Bukan hanya itu, Telkom mempunyai indihome cable, Telkomsel juga mempunyai maxtream, sehingga strateginya perlu diubah,” ujar dia. Selain infrastruktur telekomunikasi, lanjut Erick, Kementerian BUMN juga melakukan transformasi di sektor pendanaan ekosistem digital dengan membaginya ke dalam dua bagian, yakni investasi dan pinjaman. Saat ini, generasi muda lebih aktif menggunakan skema investasi dibandingkan pinjaman, sehingga industri startup pun bertumbuh dengan cepat. Menurut Erick , hal itu merupakan kesempatan luar biasa untuk meningkatkan potensi startup di Indonesia. Mengingat, Tiongkok saat ini sudah memiliki 105 startup dan Amerika 207 startup. Sementara Indonesia baru memiliki 11 startup yang berpotensi tumbuh menjadi 25 startup. Dia melanjutkan, pemerintah juga telah meluncurkan program pendanaan bernama Merah Putih Fund untuk mendukung industri startup nasional. Pemerintah akan mendorong startup-startup buatan anak bangsa untuk go public di dalam negeri. Tujuannya, agar komoditas yang dijual secara online atau pengadaan barang di pemerintahan pusat dan daerah tidak didominasi barang-barang dari luar negeri. “Inilah intervensi-intervensi yang kita lakukan. Jadi startup lokal memiliki kesempatan untuk tumbuh dengan cara berinvestasi di startup dan produknya,” tutur Erick.

Sumber: Investor Daily (7 April 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)