FEE Broker Saham Tak Ikut Naik

Jumat, 01 Apr 2022

Bisnis, JAKARTA — Kendati tarif pajak pertambahan nilai naik dari 10% menjadi 11% mulai 1 April, sejumlah broker saham tidak akan menaikkan komisi transaksi.

PT  Indo  Premier  Sekuritas  menjadi  salah  satu  perusahaan sekuritas yang tidak mengubah fee transaksi saham. Perusahaan  memutuskan  akan  menanggung kenaikan tarif PPN. Dengan  kata  lain,  nasabah  dari  Indo  Premier  tidak  akan  terbebani  oleh  kenaikan  PPN  sehingga  tidak  akan  ada  perubahan  tarif  di  setiap  transaksi.  Head  of  Marketing  &  Retail  Indo Premier Sekuritas Paramita Sari  dalam  keterangan  resmi  menyampaikan perusahaan akan menanggung  selisih  1%. “Kami  akan  menanggung  selisih  kenaikan  tersebut  dan  tidak  membebankan  kepada  nasabah.  Selain  itu,  Indo  Premier juga tidak akan menaikkan fee  transaksi  saham,”  jelasnya,  Kamis  (31/3).  Paramita memaparkam fee beli tetap  0,19%  dan  fee  jual  tetap  0,29%  per  transaksi.  Fee  tersebut  termasuk  fasilitas  edukasi  gratis  dari  perusahaan.  Oleh karena itu, menurutnya, kenaikan  tarif  PPN  transaksi  saham  tidak  akan  menjadi  sentimen  negatif.  Keputusan  Indo Premier terkait dengan fee transaksi  diyakini  akan  mampu  mempertahankan,  bahkan  meningkatkan  minat  investasi  investor. Terkait dengan kebijakan pemerintah  menaikkan  tarif  PPN  yang  tertuang  dalam  UU  No.  7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan  Perpajakan  (UU  HPP),  termasuk untuk transaksi saham Indo Premier mengaku mendukung keputusan pemerintah itu. “Indo Premier Sekuritas mendukung pemerintah dalam upaya menjaga  pemulihan  ekonomi  dalam negeri melalui kebijakan PPN  ini,”  ungkap  Paramita.  Seperti diketahui, pada Pasal 7 Ayat (1) UU HPP mengatur tarif PPN  sebesar  11%  dan  berlaku  mulai  hari  ini.

Menurut  Paramita,  beberapa  anggota bursa lainnya juga tidak menaikkan fee transaksi saham. BNI  Sekuritas  juga  memilih  tidak  menaikkan  fee transaksi saham. Menurut Vice President Head of Strategic Planning Dedi Arianto, kenaikan PPN sebesar 1% merupakan nilai yang sangat kecil  dari  fee transaksi  broker  saham  itu. “Makanya,  kami  tidak  meningkatkan fee transaksi. Kami hitung,  masih  bisa  kami  serap  kenaikan  tersebut,”  ujar  Dedi  kepada Bisnis. Menurutnya,  pihaknya  telah  membuat  simulasi  dampak  finansial  kenaikan  PPN  terhadap pendapatan BNI Sekuritas. Dampak kenaikan PPN tersebut menurutnya  kurang  dari  2%  dibandingkan  pendapatan  BNI  Sekuritas. “Tahun lalu kami pendapatannya Rp440 miliar. Itu [kenaikan PPN]  dampaknya  kurang  dari  2%  dari  pendapatan  kami,”  ujarnya.

Pada perkembangan lain, nilai transaksi perusahaan sekuritas di Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai  Rp1.728,2  triliun,  turun  10,8%  secara  tahunan.  Penurunan  nilai  terjadi  di  tengah  kenaikan  volume  transaksi  17,1%  year-on-year (YoY) menjadi  2,8  triliun  saham.  Koreksi  nilai  transaksi  diperkirakan  akan  berlanjut  pada  awal  kuartal  II/2022  seiring  dengan Ramadan yang biasanya membuat aktivitas perdagangan sepi. Berkaitan dengan ini, para broker  tengah  mengantisipasi  potensi  penurunan  nilai  transaksi  bulan  ini.  Direktur Panin Sekuritas Prama  Nugraha  mengungkapkan  bahwa umumnya investor akan mengurangi posisinya pada saat libur  Lebaran  untuk  menekan  risiko  perubahan  pasar  global,  selain karena pasar modal libur saat  Hari  Raya.  “Jadi, yang perlu lebih diperhatikan  adalah  perkembangan  geopolitik  dan  harga  minyak  dunia  yang  dapat  berdampak  kepada  makro  ekonomi  global  dan nasional,” papar Prama kepada Bisnis. Lebih  lanjut,  pada  kuartal  II/2022,  Prama  menyampaikan  bahwa  transaksi  broker  utamanya  akan  terpengaruh  oleh  perkembangan  ekonomi  global. Kenaikan harga minyak dunia  telah  mendorong  pemerintah untuk menaikkan harga bahan  bakar  (BBM)  bulan  ini  guna mengurangi tekanan pada APBN).

“Kenaikan  harga  BBM  dapat  mendorong inflasi namun Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk mempertahankan BI 7DRR guna  mendukung  pemulihan  pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi dan tekanan eksternal terkait  invasi  Rusia-Ukraina,”  jelas  Prama.  Soal  transaksi  saham  Panin  Sekuritas,  Prama  mengharapkan  peningkatan  pada  kuartal  II/2022  mengingat  adanya  rilis  laporan  keuangan  kuartal  I/2022  dan  juga  agenda  rapat  umum pemegang saham (RUPS) yang  memutuskan  pembagian  dividen. “Secara umum, kondisi pasar pada  awal  2022  sudah  lebih  membaik  dibandingkan  pada  awal  2021,”  tambahnya. Menurutnya,  perbaikan  ini  karena  penanganan  pandemi  dan pemulihan ekonomi nasional serta  optimisme  akan  peningkatan  pertumbuhan  ekonomi  dan  aktivitas  bisnis  ke  depan.  Head  of  Corporate  Secretary  Mirae  Asset  Sekuritas  Ivonne  Kaharu  pada  kesempatan  berbeda turut memproyeksikan penurunan  transaksi  pada  bulan  Ramadan. “Prospek transaksi Mirae Asset di kuartal II/2022 kemungkinan akan  mengalami  penurunan  karena menghadapi bulan Ramadan dan Lebaran seperti tahun sebelumnya,” papar Ivonne saat dihubungi. Mirae  lagi-lagi  menjadi  perusahaan  broker  saham  teratas  dengan nilai transaksi Rp166,9 triliun sepanjang kuartal lalu.

 

Sumber: Bisnis Indonesia (1 April 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)