Bisnis, JAKARTA — Denyut sektor korporasi dalam mengakses pembiayaan dari perbankan cukup terasa menjelang akhir kuartal pertama tahun ini. Sejumlah emiten mengumumkan mendapatkan penyaluran kredit dari bank untuk mendukung ekspansi.
Pertumbuhan kredit koprorasi hingga Januari 2022, mendekati capaian sebelum pandemi Covid-19. Berdasarkan data analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia, outstanding kredit korporasi mencapai Rp2.879,3 triliun atau tumbuh 5,4% year-on-year (YoY). Pada 2019, pertumbuhan kredit korporasi sebesar 5,9% sebelum akhirnya mengalami kontraksi pada 2020 sebesar 5,1% dan mulai bergerak positif pada akhir tahun lalu sebesar 1,2%. Kontribusi penyerapan kredit oleh korporasi sangat membantu geliat penyaluran kredit di industri perbankan. Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus melanjutkan pembiayaan korporasi di sektor-sektor yang mulai menunjukkan pemulihan ataupun geliat permintaan pada tahun ini. Secara jangka pendek dan menengah, katanya, perseroan masih akan membidik sektor perkebunan, pertambangan, infrastruktur, dan telekomunikasi yang masih menjadi fokus pembiayaan dari perseroan. “Kami juga tidak melepaskan sektor-sektor yang sudah pulih pada tahun 2021, seperti pertanian dan juga industri pengolahan yang secara proporsional di dalam portofolio kami mungkin mendominasi dari pembiayaan secara wholesales,” ujarnya, Selasa (22/3).
Sepanjang tahun lalu, kredit korporasi masih menjadi pendorong pertumbuhan dengan realisasi sebesar Rp370 triliun atau tumbuh 8% YoY secara konsolidasi. Pada 17 Maret lalu, Bank Mandiri memberikan pembiayaan PT Sat Nusapersada Tbk. dengan nilai sekitar US$5,5 juta yang digunakan untuk investasi, modal kerja, dan revolving. Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Yuddy Renaldi mencatat portofolio untuk segmen korporasi mengalami pertumbuhan sebesar 17% per Februari 2022. “Pertumbuhan segmen korporasi secara industri memang mencerminkan permintaan kredit yang sudah kembali pulih cepat daripada segmen lainnya,” katanya kepada Bisnis. Pada 2021, Yuddy menjelaskan portofolio emiten bersandi saham BJBR di segmen korporasi dan komersial sebesar Rp19,7 triliun. Nilai ini tumbuh 21,4% di akhir tahun lalu. “Ke depan, di tahun ini kami memproyeksikan pertumbuhan segmen korporasi dan komersial secara mix di 14%—16%,” katanya. Bank dengan sandi BJBR itu memberikan fasilitas pembiayaan kepada PT Hartadinata Abadi Tbk., emiten perusahaan emas dengan nilai sekitar Rp985 miliar. Selain BJBR, Hartadinata juga mendapatkan fasilitas pembiayaan Rp150 miliar dari PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. Jika dilihat sepintas dari sisi nilai fasilitas yang didapatkan, sejumlah emiten mendapatkan pembiayaan dalam jumlah besar. Sektor usaha seperti telekomunikasi, masih cukup mendominasi sebagai perusahaan yang mendpat fasilitas dari bank.
Sumber: Bisnis Indonesia (23 Maret 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |