JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksi pertumbuhan premi asuransi umum masih pada kisaran single digit, namun optimistis dapat di atas 5% pada tahun ini. Empat lini bisnis utama diyakini masih menjadi motor pertumbuhan.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, dan Analisa AAUI Trinita Situmeang menyampaikan, situasi geopolitik akan sedikit berpengaruh pada kinerja asuransi umum. Namun sentimen utama seperti percepatan program vaksinasi, peningkatan mobilitas masyarakat, dan aktivitas bisnis sudah terlihat lebih baik dibandingkan tahun lalu. “Oleh karenanya, dapat kami sampaikan proyeksi pertumbuhan premi tahun 2022 masih pada positif mode atau tumbuh. Kita berharap pertumbuhannya walaupun tidak sampai dengan dua digit, tapi optimistis bisa mencapai pertumbuhan di atas 5%,” kata Trinita saat konferensi pers AAUI secara daring, Kamis (17/3). Dia menerangkan, empat lini bisnis utama masih akan diandalkan asuransi umum untuk mencapai proyeksi pertumbuhan premi tersebut. Lini yang dimaksud seperti asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kredit, dan asuransi kecelakaan diri dan kesehatan (personal accident/PA and health). Menurut Trinita, premi dari asuransi properti akan didorong dengan kinerja dari bidang properti yang dipercaya masih akan tumbuh terbatas. Begitu juga lini dari asuransi kendaraan bermotor yang akan tumbuh baik seiring dengan proyeksi peningkatan penjualan, baik motor maupun mobil. Sedangkan premi dari asuransi kredit yang telah melambat sepanjang tahun 2021 diyakini akan berbalik meningkat. Indikatornya adalah pertumbuhan kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 7,5% yang diikuti langkah perbaikan portofolio lebih terukur dari para penerbit polis asuransi kredit. Sementara asuransi PA and health diharapkan bertumbuh seiring meningkatnya kesadaran berasuransi masyarakat.
Lebih lanjut, Trinita menerangkan, asuransi umum membukukan pertumbuhan premi sebesar 1,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 78,14 triliun pada 2021. Kinerja yang cenderung stagnan itu dipengaruhi penurunan lini asuransi kredit dan PA and health. Data kuartal IV-2021 dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) terhadap 71 perusahaan asuransi umum memaparkan, pertumbuhan utamanya disokong dari lini asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor. Sedangkan asuransi kredit dan asuransi PA and health relatif menyusut. “Yang menyebabkan stagnasi atas pertumbuhan 1,7% adalah lini asuransi properti dan kendaraan bermotor naik tapi asuransi kredit turun 16,7%, termasuk energi offshore dan PA. Total dari penurunan ini ada sekitar Rp 4 triliun dibandingkan pertumbuhan di lini-lini bisnis properti, kendaraan bermotor, dan marine cargo,” jelas Trinita. Secara rinci, premi asuransi properti tumbuh 6,8% (yoy) menjadi Rp 22,35 triliun pada 2021, dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 20,93 triliun. Hal itu salah satunya dipengaruhi indikasi perbaikan kontraksi penjualan properti residensial di pasar primer dan indikasi peningkatan permintaan properti komersial pada kuartal IV-2021. Sementara premi asuransi kendaraan bermotor naik 6,5% (yoy) dari Rp 14,73 triliun menjadi Rp 15,68 triliun pada 2021. Pertumbuhan premi tersebut seiring dengan adanya peningkatan realisasi penjualan kendaraan motor dan mobil.
Di sisi lain, premi dari asuransi kredit terkontraksi 16,7% (yoy) menjadi Rp 13,68 triliun pada 2021, atau jauh menyusut dari Rp 16,43 triliun dibandingkan tahun 2020. Kendati kredit perbankan tumbuh 5,2% pada akhir 2021, premi asuransi kredit masih melambat karena penerbit polis selektif dan masih dalam periode perbaikan portofolio. Adapun premi asuransi PA pun menurun 8,1% (yoy), dari Rp 7,97 triliun pada 2020 menjadi Rp 7,32 triliun di akhir 2021. Dengan rincian, asuransi premi dari lini PA and health mencakup Rp 1,90 triliun (26%) dan premi asuransi kesehatan sebesar Rp 5,41 triliun. Empat lini utama asuransi umum tersebut memiliki pangsa pasar sebesar 75,6% dari total premi dicatat. Kemudian diikuti, premi dari lini asuransi pengangkutan (marine cargo) yang mencakup 5,3% premi asuransi umum tahun 2021. Lini itu mampu tumbuh subur 26,5% (yoy) menjadi sebesar Rp 4,11 triliun. Selain marine cargo, seiring dengan pertumbuhan ekspor dan impor barang-jasa masing-masing sebesar 29,83% dan 29,60% pada kuartal IV-2021, premi asuransi rangka kapal (marine hull) pun mencatatkan pertumbuhan 7,1% (yoy) menjadi sebesar Rp 2,03 triliun. Selain itu, bidang konstruksi tercatat berbalik tumbuh 3,91% pada tahun lalu. Secara tidak langsung, hal itu juga mendorong pertumbuhan premi dari asuransi rekayasa (engineering) sebesar 26,4% menjadi Rp 3,07 triliun. Termasuk asuransi tanggung gugat (liability) yang ikut meningkat 30,9% (yoy) menjadi Rp 3,03 triliun.
Sumber : Investor Daily (18 Maret 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |