Bunga Tinggi ARTO Tak Bertaji

Senin, 14 Mar 2022

Bisnis, JAKARTA — Strategi PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menawarkan  bunga  tinggi  pada  produk  simpanan  ternyata  tak  cukup  bertaji  untuk  mempertebal  dana  pihak  ketiga  (DPK)  perusahaan  pada  2021.  Bank  Jago  tercatat  menawarkan  promosi  bunga  simpanan  berjangka  sebesar  7%  selama  tiga  bulan,  khusus bagi pengguna baru. Program  ini  berlaku  sejak  tahun lalu hingga 31 Maret 2022,  dan  berlaku  untuk  pengguna  yang  menghubungkan  Kantong  Jago  dengan  Gopay. Wakil  Direktur  Utama  Bank  Jago,  Arief  Harris  Tandjung  mengatakan  meski  perusahaan  memasang bunga simpanan yang tinggi,  hal  itu  tidak  serta-merta  menjadi  kontribusi  utama  pertumbuhan  DPK  dari  emiten  bank  dengan  kode  saham  ARTO  ini. “Funding  bunga  deposito  7%  itu  gimmick,  tidak  banyak  dampak  ke  DPK,”  ujar, dalam konferensi pers di  kantor  pusat  perseroan,  Jakarta,  Jumat  (11/3). Menurutnya, promo bunga tersebut  dinilai  cukup  bagus untuk promosi. Namun, Arief mengatakan nilai yang masuk  hanya  berkisar  di  angka  Rp2  juta—Rp3  juta  per  orang. “Itu  paling  Rp60.000  setahun  bunganya.  Bunga  rata-rata deposito yang kami berikan 3,5% sampai dengan 4%  secara  keseluruhan.”

Sepanjang 2021, Bank Jago mencatat  penghimpunan  DPK melonjak 357% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau  naik  dari  Rp804  miliar  menjadi  Rp3,68  triliun.  Peningkatan  tersebut  disebabkan  oleh  kemampuan  perseroan  dalam  menekan  beban  bunga  yang  tercatat  Rp63 miliar sepanjang 2021. Kemampuan ini juga tidak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April  2021.  Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar menambahkan, kehadiran aplikasi Jago membuat dana murah (current account savings account/CASA) perseroan mencapai Rp1,68  triliun.  Jumlah  ini  naik  667%  dibandingkan  dengan  2020,  yakni  Rp219  miliar. Sementara  itu,  deposito  mencapai  Rp2  triliun  atau  meningkat 242% secara tahunan  dari  Rp585  miliar.  Dengan  demikian,  porsi  CASA  terhadap  total  DPK  meningkat dari 27,2% menjadi 45,6% pada akhir 2021. Sebaliknya,  porsi  deposito  susut 1.840 basis poin menjadi  54,4%. Dia juga menyebut perusahaan membukukan kinerja positif yang solid pada 2021 dengan mencetak laba bersih setelah pajak atau net profit after  tax  (NPAT)  sebesar  Rp86  miliar. Dia menjelaskan, peningkatan  laba  ditopang  oleh  adanya pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya. Realisasi penyaluran kredit ARTO mencapai Rp5,37 triliun atau naik signifikan, 491%  secara  tahunan.  Pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga  mencapai  Rp652  miliar  atau  naik  624%  secara  tahunan. Di  tengah  pertumbuhan  kredit,  rasio  kredit  bermasalah (non-performing loan/NPL) mencapai 0,6%.

Sumber: Bisnis Indonesia (14 Maret 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)