Bisnis, JAKARTA — Menjelang musim dividen tahun buku 2021, saham emiten-emiten yang royal menebar dividen dengan rasio dan yield yang besar diproyeksi menjadi incaran investor. Indeks IDX High Dividend 20 pun berpotensi makin bertenaga.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IDX High Dividend 20 menguat 7,13% sepanjang tahun berjalan 2022. Performa indeks tersebut melampaui IHSG yang naik 4,36% secara year-to-date (YtD), serta outperform terhadap LQ45 dan IDX30 yang masing-masing meningkat 5,02% dan 5,31% YtD. Kinerja moncer IDX High Dividend 20 utamanya didorong oleh laju saham BBCA yang naik 9,25%, BBRI 10,95%, ADRO 16%, UNTR 15,24%, dan ITMG yang melesat 37,87% sepanjang tahun berjalan 2022. Dari kalangan emiten, dua konstituen indeks tersebut telah mengumumkan besaran dividen yang bakal disebar kepada investor pada paruh pertama 2022 ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) bakal membagikan dividen senilai total Rp26,4 triliun atau 85% dari laba bersih 2021 yang mencapai Rp31,07 triliun. Dividend payout ratio itu juga melampaui tahun sebelumnya 65,5% dari laba bersih 2020. “Dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp174,23 per saham [dengan asumsi adanya pengalihan treasury stock sebelum tanggal cumdate]” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi, Selasa (1/3). Menurutnya, dividen per saham BBRI untuk tahun buku 2021 lebih tinggi 76,17% dibandingkan dengan dividen tahun buku 2020 sebesar Rp98,90 per saham. Selain BBRI, PT Astra International Tbk. (ASII) mengusulkan dividen final tahun buku 2021 sebesar Rp194 per saham, lebih besar dari dividen final tahun buku 2020 sebesar Rp87 per saham. Usulan itu akan dibawa dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan pada April 2022. Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan dengan jumlah saham beredar mencapai 20,19 miliar, total anggaran dividen final tersebut sebesar Rp3,91 triliun. Selain dividen final, ASII telah membagikan dividen interim tahun buku 2021 sebesar Rp45 per pada Oktober 2021. Alhasil, total dividen ASII untuk tahun buku 2021 sebesar Rp239 per saham lebih tinggi dari dividen total pada 2020 yang sebesar Rp114 per saham. Adapun total dividen itu setara dengan 28,36% dari laba bersih ASII pada 2021 sebesar Rp20,2 triliun. Berkaca dari kenaikan laba per saham pada 2021, sejumlah emiten konstituen IDX High Dividen juga berpotensi menebar dividen lebih besar pada tahun ini. Dua di antaranya berasal dari sektor pertambangan, yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang laba per sahamnya melonjak 537,69% year-on-year menjadi US$0,02 dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang laba per sahamnya meroket 975% YoY menjadi US$0,43.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo menuturkan, indeks IDX High Dividend 20 masih bisa mencatatkan kinerja positif ke depan, mengingat bulan ini merupakan bulan pengumuman dividen. “Kenaikan pada indeks IDX High Dividend 20 ini lebih didorong karena penguatan saham-saham pada sektor pertambangan dan perbankan,” kata Azis kepada Bisnis, Rabu (2/3). Dia melanjutkan, investor akan menanti dividen dari perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio dividen yang besar, serta berkinerja cukup baik pada 2021. “Kami lebih menyarankan saham-saham yang belum naik kencang seperti ASII dan INDF, disclaimer on,” tuturnya. Dalam kesempatan berbeda, Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengungkapkan sektor barang konsumsi diproyeksi memiliki dividend yield yang paling tinggi sebesar 4,5%. Kendati demikian, investor dinilai masaih menunggu titik balik kinerja emiten sektor konsumer yang tecermin dari pertumbuhan pendapatan dan stabilisasi biaya produksi. Selain itu, emiten-emiten sektor komoditas yang diulas Mandiri Sekuritas diperkirakan membukukan dividend yield 3,7%, sektor minyak dan gas 3,6%, serta sektor telekomunikasi 3,1% pada 2022. “Untuk saham dividen, preferensi kami masih dari sektor komoditas karena potensi pertumbuhan laba ke depan masih terbuka,” tuturnya, baru-baru ini. Secara keseluruhan, Mandiri Sekuritas memperkirakan pertumbuhan laba per saham (earnings per share/EPS) dengan earnings yield 5,9%. Sementara itu, dividend yield pada 2022 diestimasi sebesar 2,8%. Secara terpisah, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, investor patut mencermati prospek indeks IDX High Dividend 20 saat menjelang musim dividen kali ini. “Karena ada ekspektasi ketika kinerja meningkat, maka porsi pembagian dividen dan besarannya diprediksi ikut meningkat,” kata Roger, dihubungi Bisnis, Rabu (2/3). Menurutnya, investor menanti pembagian dividen dari emiten pertambangan kali ini. Apalagi, emiten-emiten tambang mencatatkan kinerja yang impresif sepanjang 2021.“ITMG menurut kami menjadi emiten yang akan membagikan dividen cukup besar dengan prediksi dividend yield kisaran 9%—10%,” ucapnya. Selain ITMG, Roger juga memperkirakan ADRO akan membagikan dividen di tahun ini seiring dengan naiknya harga komoditas batu bara. Sementara itu, perusahaan-perusahaan di luar sektor tambang menurut Roger juga masih akan membagikan dividen. Akan tetapi, dia memperkirakan pembagian tersebut secara dividend yield tidak terlalu besar.
Sumber : Bisnis Indonesia (4 Maret 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |