Emiten Royal Dividen Jadi Incaran

Jumat, 04 Mar 2022

Bisnis, JAKARTA — Menjelang musim dividen tahun buku 2021, saham emiten-emiten yang royal menebar dividen dengan rasio dan yield yang besar diproyeksi menjadi incaran investor. Indeks IDX High Dividend 20 pun berpotensi makin bertenaga.

 

Berdasarkan  data  Bursa  Efek  Indonesia, IDX High Dividend 20  menguat  7,13%  sepanjang  tahun  berjalan  2022.  Performa  indeks  tersebut  melampaui IHSG yang naik 4,36%  secara  year-to-date (YtD),  serta  outperform  terhadap  LQ45  dan  IDX30  yang  masing-masing  meningkat  5,02%  dan  5,31%  YtD.  Kinerja  moncer  IDX  High  Dividend  20  utamanya  didorong  oleh  laju  saham  BBCA  yang  naik  9,25%,  BBRI  10,95%,  ADRO  16%,  UNTR  15,24%,  dan  ITMG  yang  melesat  37,87%  sepanjang  tahun  berjalan  2022.  Dari  kalangan  emiten,  dua  konstituen  indeks  tersebut  telah  mengumumkan  besaran  dividen  yang  bakal  disebar  kepada  investor  pada  paruh  pertama  2022  ini. PT  Bank  Rakyat  Indonesia  (Persero)  Tbk.  (BBRI)  bakal  membagikan  dividen  senilai  total  Rp26,4  triliun  atau  85%  dari  laba  bersih  2021  yang  mencapai  Rp31,07  triliun. Dividend  payout  ratio  itu  juga  melampaui tahun sebelumnya 65,5% dari laba  bersih  2020. “Dividen  yang  akan  dibagikan  ini  sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp174,23 per saham [dengan asumsi adanya pengalihan treasury  stock  sebelum  tanggal  cumdate]”  kata  Direktur Utama BRI Sunarso dalam  keterangan  resmi,  Selasa  (1/3). Menurutnya,  dividen  per  saham  BBRI  untuk  tahun  buku 2021 lebih tinggi 76,17% dibandingkan  dengan  dividen tahun buku 2020 sebesar Rp98,90  per  saham. Selain  BBRI,  PT  Astra  International Tbk. (ASII) mengusulkan  dividen  final  tahun  buku  2021  sebesar  Rp194  per  saham,  lebih  besar  dari  dividen  final  tahun  buku  2020  sebesar  Rp87  per  saham.  Usulan  itu    akan  dibawa  dalam  rapat  umum  pemegang  saham  (RUPS)  tahunan  pada  April  2022. Presiden  Direktur  Astra  International  Djony  Bunarto  Tjondro  menuturkan  dengan  jumlah  saham  beredar  mencapai  20,19  miliar,  total  anggaran  dividen  final tersebut  sebesar  Rp3,91  triliun.  Selain dividen final, ASII telah membagikan  dividen  interim  tahun  buku  2021  sebesar  Rp45  per  pada  Oktober  2021.  Alhasil,  total  dividen  ASII  untuk  tahun  buku 2021 sebesar Rp239 per saham lebih tinggi  dari  dividen  total  pada  2020  yang  sebesar  Rp114  per  saham. Adapun  total  dividen  itu  setara  dengan  28,36%  dari  laba  bersih  ASII  pada  2021  sebesar  Rp20,2  triliun. Berkaca  dari  kenaikan  laba  per  saham  pada  2021,  sejumlah  emiten  konstituen  IDX High Dividen juga berpotensi menebar dividen lebih besar pada tahun ini. Dua di antaranya berasal dari sektor pertambangan, yakni  PT  Adaro  Energy  Indonesia  Tbk.  (ADRO) yang laba per sahamnya melonjak 537,69% year-on-year  menjadi  US$0,02  dan  PT  Indo  Tambangraya  Megah  Tbk.  (ITMG) yang laba per sahamnya meroket 975%  YoY  menjadi  US$0,43.

Analis  Kiwoom  Sekuritas  Abdul  Azis  Setyo  Wibowo  menuturkan,  indeks IDX High Dividend 20 masih bisa mencatatkan kinerja positif ke depan,  mengingat  bulan  ini  merupakan bulan pengumuman dividen. “Kenaikan pada indeks IDX High Dividend 20 ini lebih didorong karena penguatan saham-saham pada sektor pertambangan dan perbankan,” kata Azis  kepada  Bisnis,  Rabu  (2/3). Dia  melanjutkan,  investor  akan  menanti  dividen  dari  perusahaan-perusahaan  yang  memiliki  rasio  dividen yang besar, serta berkinerja cukup  baik  pada  2021. “Kami lebih menyarankan saham-saham  yang  belum  naik  kencang  seperti  ASII  dan  INDF,  disclaimer on,”  tuturnya. Dalam kesempatan berbeda, Head of  Equity  Research  and  Strategy  Mandiri  Sekuritas  Adrian  Joezer  mengungkapkan sektor barang konsumsi diproyeksi memiliki dividend yield yang  paling  tinggi  sebesar  4,5%.  Kendati  demikian,  investor  dinilai  masaih  menunggu  titik  balik  kinerja  emiten  sektor  konsumer  yang  tecermin  dari  pertumbuhan  pendapatan  dan  stabilisasi  biaya  produksi.  Selain  itu,  emiten-emiten  sektor  komoditas  yang  diulas  Mandiri  Sekuritas  diperkirakan membukukan dividend yield 3,7%, sektor minyak dan gas 3,6%, serta sektor  telekomunikasi  3,1%  pada  2022.  “Untuk saham dividen, preferensi kami masih  dari  sektor  komoditas  karena  potensi  pertumbuhan  laba  ke  depan  masih  terbuka,”  tuturnya,  baru-baru  ini.  Secara  keseluruhan,  Mandiri  Sekuritas  memperkirakan  pertumbuhan  laba  per  saham  (earnings  per  share/EPS)  dengan  earnings yield 5,9%. Sementara itu, dividend yield pada  2022  diestimasi  sebesar  2,8%.  Secara  terpisah,  Head  of  Investment  Information  Mirae  Asset  Sekuritas  Roger  MM  menuturkan,  investor  patut  mencermati  prospek  indeks  IDX  High  Dividend  20 saat menjelang musim dividen kali ini. “Karena  ada  ekspektasi  ketika  kinerja  meningkat, maka porsi pembagian dividen dan besarannya diprediksi ikut meningkat,” kata Roger, dihubungi Bisnis, Rabu (2/3). Menurutnya,  investor  menanti  pembagian  dividen  dari  emiten  pertambangan  kali  ini.  Apalagi,  emiten-emiten  tambang  mencatatkan  kinerja  yang  impresif  sepanjang  2021.“ITMG  menurut  kami  menjadi  emiten  yang  akan  membagikan  dividen  cukup  besar  dengan  prediksi  dividend  yield  kisaran  9%—10%,”  ucapnya. Selain  ITMG,  Roger  juga  memperkirakan  ADRO  akan  membagikan  dividen  di  tahun  ini  seiring  dengan  naiknya  harga  komoditas  batu  bara. Sementara  itu,  perusahaan-perusahaan  di  luar  sektor  tambang  menurut  Roger  juga  masih  akan  membagikan  dividen.  Akan  tetapi,  dia  memperkirakan  pembagian  tersebut  secara  dividend  yield  tidak terlalu  besar.

Sumber : Bisnis Indonesia (4 Maret 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)