Bisnis, JAKARTA — Inovasi perbankan untuk memperluas layanan investasi bagi nasabahnya terus dilakukan. Penguatan fitur untuk kemudahan berinvestasi menjadi satu strategi agar pemilik rekening memiliki alternatif mengembangkan dananya di luar produk simpanan.
PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) misalnya, mencermati minat investasi nasabah yang makin tinggi belakangan ini. Menurut Wakil Presiden Direktur BCA Suwignyo Budiman, pandemi Covid-19 menjadikan minat para nasabah dan masyarakat untuk mengalihkan dananya ke produk-produk investasi cukup tinggi. “Baik dana kelolaan reksa dana maupun obligasi. Padahal, belum lama kami coba mengembangkan produk investasi ini secara serius, ternyata minat masyarakat dan nasabah tinggi,” kata Suwignyo secara virtual, Senin (7/2). Hal ini dibuktikan dengan dana kelolaan bisnis wealth management BCA tercatat meningkat pada akhir Desember 2021, naik sekitar 50% year-on-year (YoY) menjadi Rp87 triliun dibandingkan dengan posisi yang sama 2020. Sementara itu, SEVP Wealth Management BCA Christine Setyabudhi menyadari bahwa tren pemilihan investasi akan terus beragam. Sejauh ini, masih terdapat nasabah konservatif yang memilih instrumen tabungan, deposito, dan obligasi. Namun, Christine melihat juga adanya nasabah yang super agresif dalam memilih instrumen investasi, misalnya, reksa dana saham.
Ke depan, emiten bersandi BBCA ini mengharapkan dana kelolaan atau asset under management(AUM) bisnis wealth management perseroan juga berakhir dengan pertumbuhan yang baik pada 2022. “Kita akan mengusahakan yang terbaik pada 2022 dan mudah-mudahan kita juga bisa mengakhiri tahun ini sama bangganya,” katanya. Sementara itu, PT Bank BTPN Tbk. berinovasi dengan menyediakan fitur investasi reksa dana di aplikasi yang dikembangannya, Jenius. Digital Banking Business Pro-duct Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja menyatakan peluncuran fitur baru tersebut untuk menjawab kebutuhan nasabah yang mulai berinvestasi dengan mudah dari aplikasi Jenius. “Fitur ini juga semakin melengkapi sederet fitur-fitur revolusioner di aplikasi Jenius yang membantu digital savvy untuk bertransaksi, mengatur cash flow, dan menabung dengan mudah dan simpel,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (7/2)Berdasarkan studi Jenius bertajuk ‘Adaptasi Gaya Hidup Digital Savvy Selama Pandemi 2021’, ada lima topik paling dicari, yakni terkait Covid-19 sebanyak 33%, investasi 28%, streaming hiburan 10%, bisnis 8%, dan financial planning sebanyak 7%. Selain itu, masyarakat digital savvy juga mengalokasikan ulang persiapan dana untuk rencananya. Alokasi ditujukan menabung sebesar 38%, investasi 24%, kebutuhan sehari-hari 14%, deposito 9%, dan kesehatan 3%. Waasi menuturkan bahwa melihat kebutuhan tersebut, Jenius lantas menghadirkan fitur Investasi. Fitur terbaru ini memudahkan pengguna dapat mengakses produk reksa dana dari beragam manajer investasi terpilih. Saat ini tersedia 17 produk investasi reksa dana dari tiga manajer investasi, yaitu Ashmore, Mandiri, dan Schroders. Jenius juga menyediakan rekomendasi alokasi investasi berdasarkan profil risiko pengguna yang dapat dijadikan jadikan pertimbangan sebelum melakukan pembelian reksa dana, sehingga investasi lebih optimal. Sampai dengan akhir tahun lalu, tren simpanan masyarakat masih tumbuh. Nilai simpanan masyarakat hingga Desember 2021 mencapai Rp7.249,9 triliun atau tumbuh 12,1% dibandingkan dengan 2020. Dari nilai itu, total simpanan berjangka atau deposito mencapai Rp2.791,1 triliun atau 38,5% dari total simpanan.
Sumber : Bisnis Indonesia (8 Februari 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |