Bank Perkuat Fitur Investasi

Selasa, 08 Feb 2022

Bisnis, JAKARTA — Inovasi perbankan untuk memperluas layanan investasi bagi nasabahnya terus dilakukan. Penguatan fitur untuk kemudahan berinvestasi menjadi satu strategi agar pemilik rekening memiliki alternatif mengembangkan dananya di luar produk simpanan.

PT Bank Central Asia Tbk.  (BCA)  misalnya,  mencermati  minat  investasi  nasabah  yang  makin  tinggi  belakangan  ini. Menurut  Wakil  Presiden  Direktur  BCA  Suwignyo  Budiman,  pandemi  Covid-19  menjadikan  minat  para  nasabah  dan  masyarakat  untuk  mengalihkan  dananya  ke  produk-produk  investasi  cukup  tinggi. “Baik dana kelolaan reksa dana maupun obligasi. Padahal, belum lama kami coba mengembangkan produk investasi ini secara serius, ternyata  minat  masyarakat  dan  nasabah  tinggi,”  kata  Suwignyo  secara  virtual,  Senin  (7/2). Hal ini dibuktikan dengan dana kelolaan  bisnis  wealth  management BCA tercatat meningkat pada akhir Desember 2021, naik sekitar 50% year-on-year (YoY) menjadi Rp87 triliun dibandingkan dengan posisi  yang  sama  2020. Sementara  itu,  SEVP  Wealth  Management  BCA  Christine  Setyabudhi  menyadari  bahwa  tren  pemilihan  investasi  akan  terus  beragam.  Sejauh  ini,  masih  terdapat  nasabah  konservatif  yang  memilih  instrumen  tabungan,  deposito,  dan  obligasi. Namun, Christine melihat juga adanya  nasabah  yang  super  agresif  dalam  memilih  instrumen  investasi,  misalnya,  reksa  dana  saham.

Ke depan, emiten bersandi BBCA ini mengharapkan dana kelolaan atau asset  under  management(AUM)  bisnis  wealth  management  perseroan  juga  berakhir  dengan  pertumbuhan  yang  baik  pada  2022. “Kita akan mengusahakan yang terbaik  pada  2022  dan  mudah-mudahan  kita  juga  bisa  mengakhiri tahun ini sama bangganya,” katanya. Sementara  itu,  PT  Bank  BTPN  Tbk. berinovasi dengan menyediakan fitur investasi reksa dana di aplikasi  yang  dikembangannya,  Jenius. Digital  Banking  Business  Pro-duct Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja  menyatakan  peluncuran  fitur  baru  tersebut  untuk  menjawab  kebutuhan  nasabah  yang  mulai  berinvestasi  dengan  mudah  dari  aplikasi  Jenius. “Fitur  ini  juga  semakin  melengkapi  sederet  fitur-fitur revolusioner  di  aplikasi  Jenius  yang  membantu digital  savvy  untuk  bertransaksi, mengatur cash flow, dan  menabung  dengan  mudah  dan  simpel,”  ujarnya  dalam  keterangan  tertulis,  dikutip  pada  Senin  (7/2)Berdasarkan studi Jenius bertajuk ‘Adaptasi Gaya Hidup Digital Savvy Selama Pandemi 2021’, ada lima  topik  paling  dicari,  yakni  terkait  Covid-19  sebanyak  33%,  investasi 28%, streaming hiburan 10%,  bisnis  8%,  dan  financial planning  sebanyak  7%. Selain  itu,  masyarakat  digital savvy juga mengalokasikan ulang persiapan dana untuk rencananya. Alokasi ditujukan menabung sebesar 38%, investasi 24%, kebutuhan  sehari-hari  14%,  deposito  9%,  dan  kesehatan  3%. Waasi  menuturkan  bahwa  melihat  kebutuhan  tersebut,  Jenius  lantas  menghadirkan  fitur  Investasi.  Fitur  terbaru  ini  memudahkan  pengguna  dapat  mengakses  produk  reksa  dana  dari beragam manajer investasi terpilih. Saat  ini  tersedia  17  produk  investasi  reksa  dana  dari  tiga  manajer investasi, yaitu Ashmore, Mandiri,  dan  Schroders.  Jenius  juga  menyediakan  rekomendasi  alokasi investasi berdasarkan profil  risiko  pengguna  yang  dapat  dijadikan  jadikan  pertimbangan  sebelum  melakukan  pembelian  reksa  dana,  sehingga  investasi  lebih  optimal. Sampai  dengan  akhir  tahun  lalu,  tren  simpanan  masyarakat  masih  tumbuh.  Nilai  simpanan  masyarakat hingga Desember 2021 mencapai  Rp7.249,9  triliun  atau  tumbuh 12,1% dibandingkan dengan  2020. Dari  nilai  itu,  total  simpanan  berjangka atau deposito mencapai Rp2.791,1 triliun atau 38,5% dari total simpanan.

Sumber : Bisnis Indonesia (8 Februari 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)