JAKARTA – Saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) sejak akhir pekan lalu hingga kini di awal pekan, masih berhasil menghuni posisi 10 emiten dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Capaian tersebut membuat bank digital milik taipan Chairul Tanjung ini bersanding dengan emiten bank besar lain, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) , PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), hingga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Berdasarkan data BEI pada Jumat (21/1), kapitalisasi pasar Allo Bank tercatat mencapai Rp 132 triliun dengan pangsa pasar sebesar 1,6%. Nilai ini membuat Allo Bank bertengger di posisi ke-10 besar market cap. Sementara, pada awal pekan ini, Senin (24/1), kapitalisasi pasar Allo Bank tercatat menurun di Rp 125,08 triliun. Bahkan, capaian itu juga membuat Allo Bank sedikit lagi menyalip nilai kapitalisasi pasar dari BNI, yang berada di peringkat ke-9 dengan nilai dan pangsa pasar yang sama, yakni Rp 132 triliun dengan kenaikan 1,6% pada akhir pekan lalu. Sedangkan, pada awal pekan ini BNI berhasil naik kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 131,08 triliun. Masuknya Allo Bank menggeser posisi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek yang pada akhir pekan sebelumnya 14 Januari 2022 bertengger di posisi 10 besar dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 130 triliun. Adapun, pada awal pekan ini, Emtek justru makin ambles ke posisi 12 besar dengan kapitalisasi pasar Rp 113,30 triliun.
Di sisi lain, Emtek tampaknya tak mau digeser dari posisi tersebut. Melalui entitas bank barunya, PT Bank Fama International seiring masuknya A5-DB Holdings, anak usaha Grab Holdings dan Singtel Telecommunications Limited sebagai dua pemegang saham strategis baru, nampaknya Emtek akan bergerilya lagi untuk kembali berada di posisi 10 besar. Apalagi Emtek juga menegaskan kembali rencana untuk transformasi digital pada Bank Fama. Bila tidak ada aral melintang, bank yang kini masih bermarkas di Bandung tersebut akan disulap menjadi mesin kredit yang berfokus pada segmen nasabah UMKM. Namun, untuk menjadi posisi ke-9, rasanya masih agak sulit. Pasalnya, bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI) juga mengumumkan rencana pembentukan entitas serupa. Rencana ini akan direalisasikan setelah penguasaan terhadap 63,9% saham Bank Mayora berlaku efektif per Mei 2022 mendatang. Sedangkan, PT Mayora Inti Utama akan menguasai 36,08% saham. Adapun, Bank Fama dan Bank Mayora menaruh fokus ke segmen UMKM. Sedangkan, bank digital lainnya seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), hingga PT Allo Bank Indonesia (BBHI) menyasar ke segmen ritel khususnya nasabah konsumtif.
Sumber : Investor Daily (25 Januari 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |