Berharap Sentimen dari Stock Split

Senin, 13 May 2024

JAKARTA. Sederet emiten siap menggelar aksi pemecahan nilai nominal saham alias stock split. Ada delapan emiten yang mengumumkan penyelenggaraan stock split tahun ini. Sebagian menunggu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Emiten yang belum lama ini mengumumkan rencana stock split yakni PT Indospring Tbk (INDS). Emiten suku cadang otomotif ini akan melakukan pemecahan saham dengan rasio 1:10. INDS akan menggelar RUPS pada 12 Juni 2024. Sebelumnya, ada PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) yang lebih dulu membuka rencana stock split. Emiten plastik kemasan ini akan memecah saham di rasio 1:4. PBID segera menggelar RUPS Senin ini. Emiten lainnya, PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) dengan rasio pemecahan saham 1:2, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) dengan rasio 1:5, PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) dengan rasio 1:20, dan PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) dengan rasio 1:4.

Lihat fundamental

Kemudian ada PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SCCO) dengan rasio 1:4, dan PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) di rasio pemecahan saham 1:2. Aksi korporasi ini merupakan upaya emiten dalam mendongkrak likuiditas saham. Di keterbukaan, manajemen PBID mengungkapkan dua tujuan aksi ini. Pertama, meningkatkan likuiditas saham dengan memperluas basis investor. Kedua, dengan harga saham lebih terjangkau bisa meningkatkan jumlah investor. Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni mengamati stock split memberikan sinyal emiten masih optimistis terhadap prospek kinerja bisnisnya. "Meski terbatas, stock split biasanya berdampak positif kepada harga saham di pasar reguler," katanya ke KONTAN (10/5). Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengingatkan stock split tidak memberikan dampak terhadap fundamental emiten tersebut. Ia menyarankan, agar investor tetap selektif, karena bisa saja ada emiten yang menggelar stock split agar harga sahamnya turun sehingga lebih likuid. "Walaupun soal likuiditas ini tidak selalu terwujud," ungkap Agus. Pendiri WH-Project, William Hartanto menambahkan, seberapa signifikan stock split menambah likuiditas saham akan tetap tergantung dari daya tarik emiten tersebut. Rekomendasinya buy PBID, wait and see INDS dan JECC. Agung melirik INDS, SCCO, BPII. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana buy on weakness INDS di Rp 2.600 - Rp 2.700 dan sell on strength PBID support di Rp 1.630, resistance di Rp 1.700.

Sumber : Kontan 13 Mei 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)