JAKARTA. Di tengah tren suka bunga tinggi, penerbitan surat utang semarak. Ada lima perusahaan yang akan menerbitkan surat utang, baik obligasi maupun sukuk.. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) misalnya, berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I senilai Rp 500 miliar. Emiten produsen perhiasan ini akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk modal kerja jangka panjang. Seperti manufaktur produk emas perhiasan dan batangan, serta perluasan toko ritel emas. "HRTA menargetkan penambahan toko ritel milik sendiri dari total 85 toko menjadi 100 toko di 2024," terang Direktur Investor Relations HRTA, Thendra Crisnanda ke KONTAN, Kamis (9/5). Obligasi menjadi pilihan karena HRTA ingin mendiversifikasikan sumber pendanaan dengan penurunan cost of fund. Dari lima perusahaan, tiga terafiliasi Grup Sinarmas. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT OKI Pulp & Paper, serta Lontar Papyrus Pulp & Paper.
DSSA akan menerbitkan dua surat utang sekaligus, yakni obligasi dan sukuk. Untuk obligasi, DSSA akan menerbitkan maksimal Rp 5 triliun. Sedang sukuk senilai Rp 447,48 miliar. Mayoritas hasil penerbitan untuk mengembangkan bisnis internet Dana surat utang disalurkan ke anak usaha DSSA yakni Eka Mas Republik (EMR). Emiten terafiliasi Grup Sinar Mas, yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) telah obligasi, Rp 1,5 triliun. Sementara emisi penerbitan sukuk sebesar Rp 353,20 miliar. Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ezra Nazula menilai, tren penerbitan obligasi berpotensi tersendat sementara pada saat suku bunga jangka pendek berada di level tinggi. Jika suku bunga tinggi, permintaan investor atas kupon obligasi akan naik. "Perusahaan akan mempertimbangkan obligasi atau melakukan pinjaman bank dari sisi cost," kata Ezra, Kamis (9/5).
Sumber : Kontan 10 Mei 2024
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |