JAKARTA. Manuver Prajogo Pangestu di bisnis energi dan petrokimia semakin gesit. Kali ini, giliran PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang akan menambah aset dengan mengakuisisi 100% saham Shell Energy and Chemicals Parks Singapore dari Shell Singapore Pte Ltd. "Akuisisi ini memungkinkan TPIA menangkap peluang baru di pasar Asia Tenggara," ujar Erwin Ciputra Presiden Direktur Chandra Asri Group, Rabu (8/5). TPIA melakukan akuisisi tersebut dengan membentuk perusahaan patungan bernama CAPGC Pte Ltd. Ini gabungan antara Chandra Asri Capital Pte Ltd dan Glencore Asian Holdings Pte Ltd. Targetnya, transaksi yang kabarnya bernilai lebih dari US$ 1 miliar tersebut tuntas pada akhir tahun 2024. Namun, TPIA masih enggan membeberkan nilai akuisisi tersebut. Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri mengatakan, TPIA tidak dapat memberi rincian secara komersial karena terikat oleh kewajiban kontraktual. Sebagai gambaran, Shell Energy and Chemical Parks memiliki kilang minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan sebesar 237.000 barel per hari. Shell Energy juga memiliki pabrik bahan kimia yang memproduksi etilena atau ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom dan Pulau Jurong.
Dengan total kapasitas tersebut, perusahaan asal Singapura ini memiliki pendapatan US$ 8 jutaUS$ 10 miliar per tahun. Dus, produksi dan pendapatan Grup Chandra Asri juga bisa ikut terkerek. Mengutip materi presentasi rencana akuisisi tersebut, total volume produksi dari aset milik TPIA mencapai 4,23 juta ton pada 2024. Angka produksi ini rata-rata naik 6,4% per tahun, sejak tahun 2016 lalu (lihat infografis). Nah, perhitungan volume produksi TPIA pada tahun depan diprediksi mencapai 4,44 juta ton. Namun, setelah akuisisi Shell Energy, produksi TPIA akan naik menjadi 8,5 juta ton. Produksi TPIA juga akan melonjak lima kali lipat pada tahun 2026 menjadi 18,07 juta ton. "Chandra Asri siap mendapatkan keuntungan signifikan dari akuisisi tersebut. Dengan proyeksi kurang lebih lima kali pertumbuhan pendapatan pada 20242026," kata Suryandi, kepada KONTAN. Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy mengatakan, akuisisi ini dapat membuka peluang TPIA untuk meraih laba. "Salah satu keunggulan Grup Prajogo Pangestu adalah mengakuisisi perusahaan lain untuk meningkatkan kinerjanya," katanya. Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas menilai, dari sisi harga sahamnya, penguatan TPIA sudah mulai terbatas karena sudah dilanda aksi profit taking. Dia masih netral terhadap saham TPIA dengan support Rp 7.350 dan resistance Rp 8.375.
Sumber : Kontan 10 Mei 2024
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |