JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) terus memperbesar portofolio bisnis nikel. Akhir pekan lalu, HRUM kembali membeli saham PT Westrong Metal Industry. Transaksi itu dilakukan melalui anak usaha HRUM, yaitu PT Harum Nickel Industry dengan Prime Investment Capital Limited dan Walsin Singapore Pte Ltd. Harum Nickel Industry membeli 1,21 juta saham Westrong yang mewakili 60,7% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan itu. Nilai transaksi jual beli saham ini mencapai US$ 215,21 juta. Sumber pendanaan akuisisi tersebut berasal dari kombinasi kas internal dan pinjaman. Usai transaksi, kepemilikan saham Harum Nickel Industry di Westrong Metal Industry meningkat dari sebelumnya 20%, menjadi 80,7%. Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara mengatakan, usai akuisisi ini, prioritas HRUM adalah memastikan kelancaran operasi smelter Westrong Metal Industry. Saat ini proyek fasilitas pengolahan tersebut sedang dalam tahap akhir konstruksi. "Diharapkan smelter ini dapat mulai beroperasi secara komersial pada kuartal pertama tahun ini," kata Ray kepada KONTAN, Selasa (30/1). Asal tahu saja, Westrong Metal Industry bergerak dalam bidang pengolahan dan pemurnian nikel. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan smelter nikel yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park, Provinsi Maluku Utara.
Dampak ke kinerja
Setelah Westrong Metal Industry mulai beroperasi komersial, maka HRUM akan mampu menghasilkan produk high-grade nickel-matte. Produk HRUM pun akan lebih beragam, sehingga diharapkan memberikan nilai tambah di antara produk nikel HRUM lainnya. Selain itu, mulai awal tahun ini laporan keuangan Westrong Metal Industry, termasuk neraca dan laporan laba rugi, akan mulai dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan HRUM selaku induk perusahaan. "HRUM akan tetap menjajaki peluang ekspansi di bisnis nikel sesuai kemampuan finansial perusahaan, kata Ray. Tahun ini, HRUM mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 50 juta. Sebagian digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menilai, bisnis nikel HRUM akan menopang pertumbuhan kinerja keuangan di tengah normalisasi harga batubara. HRUM akan mendapat sumber pendapatan baru yang terkonsolidasi dari tambang nikel, kendati harga nikel sudah tak setinggi tahun sebelumnya. "Kami mengapresiasi HRUM yang terus berkomitmen untuk mendiversifikasi bisnisnya ke sektor nikel, kata Rizkia. Meski begitu, Rizkia masih meninjau ulang target harga saham HRUM. Di sisi lain, konsensus analis Bloomberg merekomendasikan beli saham HRUM dengan target harga rata-rata Rp 1.986 per saham.
Sumber : Kontan 31 Januari 2024
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |