Pundi Duit Baru dari Produk Elon Musk

Kamis, 07 Sep 2023

BANDUNG. Di tengah upaya pemerintah menghadirkan Elon Musk di Indonesia, terkait pengembangan kendaraan listrik, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) malah sudah menjalin kerjasama dengan salah satu lini bisnis andalan Musk, yaitu SpaceX. Kerjasama tersebut terjalin antara anak usaha Telkom yakni PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat dengan Space Exploration Technnologies Corporation alias Starlink, lini usaha SpaceX sejak Juni 2022. Dengan kerjasama tersebut, Telkom bisa menggunakan layanan Starlink, yaitu layanan jaringan komunikasi digital berbasis satelit. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah memberikan hak labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) ke Telkomsat dan Starlink untuk keperluan layanan backhaul atau perpindahan data di Telkom Group. Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono menjelaskan, saat ini layanan Starlink memang baru bisa dinikmati oleh para penyelenggara layanan internat alias internet service provider (ISP). Sayang ia tidak merinci jumlah ISP yang sudah bekerjasama dengan Telkomsat. Bogi mengungkapkan, Telkom tengah berupaya untuk memperluas layanan Starlink tidak cuma berkutat di area penyelenggara internet saja. Rupanya ada peluang layanan unit bisnis SpaceX ini akan turun ke masyarakat. "Sekarang ini, Starlink akan mulai bersama kami masuk ke konsumer atau ke pelanggan," jelas Bogi di sela-sela acara Bali Annual Telkom International Conference (Batic), Selasa (5/6).

Tapi, layanan Starlink tidak akan langsung ditawarkan kepada masyarakat sehingga tidak akan mengganggu para ISP. Maka, Starlink harus menggandeng para ISP untuk bisa menjual produknya ke publik. Jika menjual langsung, harga Starlink bisa mencapai Rp 2 juta–Rp 3 juta. Saat ini Telkom sudah membangun sembilan gateway yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bogi bilang, semua terminal Starlink itu akan masuk ke gateway yang telah telah dibangun oleh TLKM. "Sejauh ini untuk dengan sembilan gateway sudah bisa mencakup kebutuhan di seluruh Indonesia," kata dia. Kehadiran Starlink merupakan sebuah evolusi di industri satelit. Indonesia belum mampu buat teknologi yang serupa. Menurutnya, menjalin kerja sama adalah cara yang paling masuk akal Starlink menggunakan satelit orbit rendah atau low earth orbit (LEO). LEO beroperasi lebih dekat dengan bumi, sekitar hingga 2.000 km di atas permukaan bumi. Jarak itu jauh lebih dekat dari satelit geostasioner tradisional yang sekitar 36.000 km di atas permukaan bumi. Dengan LEO, kecepatan internet lebih tinggi dan latensi rendah.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Robertus Yanuar mengatakan kerja sama Telkom dengan Starlink akan memperkuat posisi TLKM di Indonesia. Terlebih, TLKM telah menawarkan produk MangoStar dan VSat Star yang menggunakan teknologi dan perangkat Starlink. Selain menjadi katalis bagi Telkom, penjualan produk hasil kemitraan dengan Starlink bisa menjadi mesin pencetak uang baru. Jika TLKM berhasil terjun ke masyarakat, Robertus menilai akselerasi koneksi broadband ke masyarakat akan lebih cepat. "Kemitraan Telkom dengan Starlink juga bisa mempercepat akselerasi koneksi broadband ke masyarakat yang lebih luas," jelas Robertus kepada Kontan, Rabu (6/9). Mirae Asset Sekuritas menyematkan rekomendasi trading buy TLKM dengan target di Rp 4.350. Menurut Robertus, saham anak usaha TLKM, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) juga layak dicermati. Untuk saham Mitratel, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan trading buy MTEL dengan target di Rp 890. Pada akhir perdagangan Rabu (6/9), MTEL parkir di Rp 760. Sedang TLKM menguat 1,34% menjadi Rp 3.790.

Sumber : Kontan 7 September 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)