JAKARTA. Sejak awal tahun hingga Agustus, sudah ada 63 emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari catatan KONTAN hingga akhir pekan lalu, harga saham 32 emiten menguat di atas harga perdana, 31 emiten turun. Nah, ada beberapa penjamin emisi yang terbilang sukses mengawal IPO dari sudut pandang investor, harga sahamnya naik. Misalnya UOB Kay Hian Sekuritas. Sepanjang Januari-Agustus 2023, UOB Kay Hian menjadi penjamin pelaksana emisi efek lima IPO dan semuanya moncer. Yakni PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER), PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) dan PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF). Bersama Sucor Sekutirtas, UOB Kay Hian juga menghelat IPO PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM). Saat ini UOB Kay Hian Sekuritas tengah membantu hajatan IPO PT Multitrend Indo Tbk (BABY). BABY akan memulai masa penawaran umum pada 31 Agustus hingga 5 September 2023. Kisaran harga penawaran antara Rp 250 hingga Rp 266 per saham. Adapun Sucor Sekuritas, broker yang membantu hajatan IPO, juga mencatatkan hasil positif. Selain RAAM, emiten anyar besutan Sucor yang moncer adalah PT Hillcon Tbk (HILL), PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS), PT Era Digital Media Tbk (AWAN) dan PT Itsec Asia Tbk (CYBR). Namun semua IPO yang dibantu Sucor Sekuritas tersebut digotong bersama dengan sekuritas lain.
Menurut Bernadus Wijaya, Direktur Sucor Sekuritas, pihaknya berencana membantu IPO lagi hingga akhir tahun ini. Tanpa menyebut nama, perusahaan yang akan melantai di bursa tersebut berkutat di bidang teknologi dan pertambangan. "Paling tidak ada dua perusahaan," katanya, kemarin (28/8). Sementara KGI Sekuritas menghelat IPO PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR), PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI), PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) dan PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK). Harga mereka sudah berada di bawah Rp 100 per saham. Chief Executive Officer KGI Sekuritas, Antony Kristanto menyatakan, IPO masih menjadi daya tarik bagi calon emiten maupun investor. "Meskipun saat ini ada rencana Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) yang akan menaikkan suku bunga, sementara China tidak kondusif terkait gagal bayar dua perusahaan properti raksasa," kata Antony, kemarin. Saran Bernardus, investor tetap harus memperhatikan fundamental dari perusahaan yang bakal IPO, serta prospek mereka hingga lima tahun.
Sumber : Kontan 29 Agustus 2023
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |