JAKARTA. Kurangnya akses pendanaan menyebabkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kesulitan mengembangkan usahanya. Padahal UMKM digadanggadang menjadi salah satu penggerak ekonomi. Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Adi Budiarso mengatakan, tak hanya di Indonesia, pelaku UMKM di kawasan ASEAN juga kesulitan mendapatkan akses pendanaan. Dia mencatat, sebanyak 38 juta dari 70 juta UMKM di ASEAN tidak memiliki akses pendanaan. Sementara di Indonesia, sebanyak 46,6 juta UMKM yang tidak memiliki akses pembiayaan yang mudah. "Kondisi di atas menjadi pertimbangan mengapa Indonesia memiliki komitmen mendukung topik peningkatan inklusi keuangan berkualitas melalui percepatan akselerasi digitalisasi bagi UMKM dan menjadi salah satu fokus utama keketuaan Indonesia di ASEAN 2023," tutur Adi, Selasa (22/8). Untuk mendorong inklusi keuangan pelaku UMKM, Kemkeu memiliki empat fokus utama. Di antaranya, mengembangkannplatform untuk berbagai informasi dan praktik terbaik mengenai produk dan layanan. Juga memacu literasi keuangan digital untuk mendukung UMKM serta mengembangkan kebijakan untuk mendorong inklusi keuangan digital bagi UMKM.
Sumber : Kontan 23 Agustus 2023
| Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
|---|---|---|---|
| ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
| BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
| UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |
