Belanja Besar Pesawat Tempur Demi Pertahanan

Rabu, 23 Aug 2023

JAKARTA. Kinerja private equity alias perusahaan pengelola portofolio investasi cenderung turun di paruh pertama tahun ini, seirama penurunan harga saham yang menjadi portofolio investasi mereka. Per Juni 2023, PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) misalnya, membukukan kerugian bersih atas investasi pada saham dan sekuritas lain sebesar Rp 15 triliun. Padahal di periode serupa tahun 2022, Saratoga mencetak untung senilai Rp 2,7 triliun. Di sisi lain, Saratoga masih meraup penghasilan dari dividen, bunga dan investasi yang naik 16,46% secara tahunan dari Rp 1,38 triliun menjadi Rp 1,6 triliun. Alhasil, SRTG mencatatkan rugi bersih senilai Rp 12,21 triliun. Pada semester I-2022, SRTG mencetak laba bersih Rp 3,32 triliun. Sementara PT Provident Investasi Tbk (PALM) membukukan kerugian investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya senilai Rp 1,54 triliun di semester I-2023. Periode sama tahun 2022, PALM masih mencetak laba Rp 102,89 miliar. Sebagai gambaran, sejumlah saham di keranjang SRTG dan PALM memang cenderung. Misalnya, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), salah satu aset investasi mereka, turun 19,9% ke Rp 3.330 per hingga paruh pertama tahun ini.

SRTG juga berinvestasi di saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Tiga saham ini masing-masing turun 29,87%, 6,82% dan 6,7%. Nasib serupa terjadi di saham-saham portofolio investasi Northstar. Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masing-masing turun 32,26% dan 3,30%. Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyarankan, bagi investor yang ingin meniru portofolio perusahaan tersebut agar melihat emiten yang berkontribusi terbesar bagi perusahaan investasi. "Itu adalah mesin penghasil uang perusahaan investasi," ungkapnya ke KONTAN, Selasa (22/8). Ia juga menyarankan investor membedah fundamental setiap saham yang dimiliki mereka. Sebab, setiap sektor saham punya sentimen yang berbeda-beda.

Equity & Economics Analyst KGI Sekuritas, Rovandi menambahkan, investor harus selektif memilih portofolio mereka. Ia menyarankan untuk menghindari saham dengan price earning ratio) (PER) dan price book value (PBV) sudah mahal. Rovandi melihat saham komoditas dan sektor pertambangan cenderung turun dalam beberapa waktu ke depan, termasuk emiten yang berkaitan dengan nikel untuk ekosistem kendaraan listrik. Di sisi lain, sektor keuangan seperti PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) dan Bank BTPN Tbk (BTPN) serta saham peritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang masuk daftar koleksi Northstar masih prospektif. Namun demikian, Nico menilai, pelemahan harga saham ADRO menjadi peluang akumulasi bagi investor. Apalagi ADRO masih mempunya prospek cerah di jangka panjang. Dalam hitungan Pilarmas Investindo Sekuritas, target harga saham ADRO sebesar Rp 3.079. Sementara target harga MDKA di posisi Rp 4.250, dan target harga ARTO di Rp 3.226 per saham.

Sumber : Kontan 23 Agustus 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)