Dana Asing Rp 65 Triliun Banjiri Pasar SUN

Senin, 16 Jan 2023

JAKARTA, ID – Investor asing terus memburu surat utang negara (SUN), didorong ekspektasi berkurangnya agresivitas The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga acuan dan solidnya fundamental ekonomi Indonesia. Selama November 2022 hingga pekan kedua Januari 2023, dana asing sebesar Rp 65 triliun membanjiri pasar SUN.

Sejalan dengan itu, merujuk data Investing, imbal hasil (yield) SUN tenor 10 tahun pekan lalu turun menjadi 6,77% dari pekan sebelumnya di level 6,96%. Pararel, yield US Treasury (UST) tenor 10 tahun turun ke level 3,49% dari 3,56%. Per 12 Januari 2022, berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 778 triliun atau 14,58% dari total outstanding Rp 5.338 triliun. Kondisi ini mampu menopang pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pekan lalu, rupiah ditutup di level Rp 15.177, naik 3% dari pekan sebelumnya Rp 15.635, berdasarkan kurs JISDOR BI. Sementara itu, indeks dolar (DXY) dalam tren melemah, seiring turunnya inflasi yang bisa mendorong The Fed memperlambat kenaikan suku bunga acuan. Sebaliknya, asing terus melepas aset saham di Indonesia. Selama Desember hingga pekan kedua Januari, data Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat, asing mencetak net sell saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 23,4 triliun. Tak ayal lagi, indeks harga saham gabungan (IHSG) ambles 2,5% dalam sebulan terakhir ke level 6.641. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menyatakan, dana asing sudah mulai kembali aktif masuk ke pasar obligasi Indonesia sejak pekan kedua Desember 2022. Hal ini disebabkan perubahan yield yang cukup signifikan.

“Pekan lalu, yield SUN 10 tahun berkisar 6,75% dan harga menguat, karena minat investor tinggi,” ujar Ramdhan kepada Investor Daily, Minggu (15/1/2023). Dia meyakini, potensi penguatan harga SUN masih cukup tinggi, termasuk peluang masuknya investor asing yang akan ikut menggerakan investor domestik. Alasannya, bertambahnya kepemilikan asing di SUN akan meningkatkan kepercayaan investor domestik yang masih memiliki likuiditas sangat baik. “Potensi penguatan yield masih cukup terbuka, mungkin bisa mendekati 6,7% pekan ini,” imbuh dia. Dihubungi secara terpisah, senior economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana berharap, tahun ini, investor asing akan menempatkan dana Rp 100 triliun di SUN. Ini bisa terjadi bila The Fed bisa menjaga suku bunga di kisaran 5-5,2%, serta kondisi global tidak membuat risk on kembali. “Jadi tergantung kebijakan The Fed, BI (Bank Indonesia), dan persepsi risiko,” ujar Fikri kepada Investor Daily. Di lain pihak, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menilai, pasar obligasi Indonesia sangat resilient dibandingkan negara-negara lain. Hal ini terbukti pada inflasi global yang tinggi pada pertengahan 2022 dan membuat The Fed serta bank sentral lain menaikkan suku bunga acuan. Namun, yield SUN tidak naik banyak. Sepanjang 2022, dua mencatat, yield SUN hanya naik 52 bps, sedangkan rata-rata emerging markets mencapai 130 bps. “Pergerakan yield obligasi hampir semua negara naik. Artinya, kenaikan bond yield di 2022 bukan dari domestik, tetapi lebih dari faktor global,” ujar Handy.

Sumber: Investor Daily, 16 Januari 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)