Forum Terbuka Davos Akan Bahas Isu Iklim, Alam dan Manusia

Senin, 16 Jan 2023

DAVOS-KLOSTERS, ID – Forum Terbuka Davos, yang menjadi bagian dari pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2023, akan dibuka pada 16 Januari dengan fokus “Our Environment: Lessons, Challenges and Opportunities”. Ada pun topik-topik diskusi panel yang diusung pada 16-20 Januari bakal mencakup beberapa masalah paling mendesak untuk iklim, alam dan manusia.

Pertemuan tahunan ini meru[1]pakan sesi 20 Tahun Forum Terbuka yang menyambut beragam kelompok dari seluruh dunia untuk mendengarkan dan berbagi pengalaman di antara para pakar dan pemimpin. Dalam semangat Davos, Forum Terbuka bertujuan merangsang dialog di antara pemikiran para pemimpin mengenai isu-isu, mulai dari struktur politik saat ini dan masalah geopolitik hingga masalah lingkungan, tantangan kepemimpinan dan peran seni dalam masyarakat. “Forum Terbuka edisi 2023 merangkum pelajaran yang telah kami pelajari, dan tantangan terbesar yang kami hadapi dalam perjuangan untuk menstabilkan iklim, menghentikan keruntuhan alam, meningkatkan ketahanan pangan, transisi ke energi bersih, dan membantu masyarakat yang paling terkena dampak krisis. Para pemimpin dari semua lapisan masyarakat akan mencari peluang dan solusi terhadap banyak krisis lingkungan yang kita hadapi. Merangkul beragam pendapat dan latar belakang untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan dalam krisis iklim, setiap sesi Forum Terbuka akan mempertimbangkan perbedaan regional, generasi, dan sosial-demografis lainnya,” demikian penjelasan dalam keterangan tertulis.

Sebagai informasi, Forum Terbuka adalah format acara yang memungkinkan partisipasi lebih luas dari para peserta dalam kegiatan WEF. Setiap tahun sejak 2003, Forum Terbuka diadakan pada Januari di jantung kota Davos dan menarik minat para pemimpin dari semua lapisan masyarakat. Pada tahun ini Forum Terbuka bakal diselenggarakan di Gedung Olahraga Tobelmühle untuk kedua kalinya. “Kami menyambut para pejabat pemerintah, artis, pemimpin masyarakat sipil, pengusaha inovatif dan CEO perusahaan multinasional – yang kesemuanya memiliki cerita atau sudut pandang untuk dibagikan,” demikian dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/1/2023), yang dikutip dari laman WEF. Dalam forum tersebut ada lebih banyak pemimpin pribumi, khususnya perempuan, yang akan ikut ambil bagian dibandingkan sebelumnya. Di antaranya Presiden Asosiasi Perempuan Pribumi dan Rakyat Chad, Hindou Oumarou Ibrahim; CEO National Association of Friendship Centres, Jocelyn Formsma; Presiden Kongres Nasional Indian Amerika AS, Fawn Sharp; Pembentuk Global dan Wakil Kurator Manaus Hub Brasil, Maickson dos Santos Serrão; dan Co-Founder dari Indigenous Youth Collective of Amazon Defenders, Helena Gualinga. Di samping itu, pembawa acara “Nas Daily” Nuseir Yassin diagendakan memimpin diskusi tentang inovasi teknologi untuk iklim dan alam. Agen[1]da tersebut merupakan bentuk kerja sama dengan YouTube. Selain Yassin, yang akan bergabung adalah musisi dan filantropis will.i.am, pemimpin Sea6 Energy Pvt Limited Sowmya Lakshmi Balendiran, Global Shaper Maickson dos Santos Serrão, dan CEO Inari Ponsi Trivisvavet.

Sebelumnya, Executive Chairman dan Pendiri WEF Klaus Schwab dalam konferensi pers jelang pertemuan mengungkapkan bahwa semua terjebak dalam pola pikir krisis, karena bergulat dengan perang Rusia-Ukraina, perubahan iklim, serta krisis pasokan energi dan makanan secara bersamaan. “Davos harus membantu mengubah pola pikir itu,” tutur Schwab, yang dikutip Reuters, mengacu pada serangkaian panel diskusi, pertemuan informal dan acara selama seminggu di bawah tema “Kerja Sama di Dunia yang Terfragmentasi”. Lebih dari 1 miliar orang hidup dengan disabilitas, termasuk di antara yang paling terkena dampak krisis iklim. Dalam percakapan dengan panelis lainnya, penulis asal Swiss, Christoph Keller akan mengeksplorasi cara menciptakan peluang untuk inklusi dan penyandang disabilitas. Ada pula satu sesi yang digarap bersama dengan pemuda dari kelompok Pramuka “Battasendas Viamala” yang berbasis di wilayah Grisons. Sesi ini bakal membahas bagaimana gaya hidup saat ini dan praktik organisasi perlu diubah untuk memulihkan kesehatan planet ini, juga melindungi kesejahteraan saat ini dan masa depan generasi. Sesi lain dirancang dengan menggandeng siswa-siswa dari Sekolah Internasional Zug dan Luzern, tentang bagaimana komitmen dan kemitraan multi-stakeholder harus dipertahankan guna menjaga momentum aksi iklim.

Diskusi akan fokus pada tantangan jangka pendek, seperti bagaimana menghindari risiko resesi global pada 2023 dan bagaimana memastikan kegagalan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim tidak mengalami kemunduran lebih jauh akibat krisis energi – yang diperburuk perang Ru[1]sia-Ukraina dan sanksi terhadap Rusia. Sebagai informasi, pertemuan musim dingin Davos terakhir diadakan pada 2020, hanya beberapa hari sebelum wabah Covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Kegiatan pada 2021 pun diadakan secara virtual dan acara 2022 digeser dari Januari ke Mei pasca terjadi lonjakan infeksi. Sebanyak 52 kepala negara dan pemerintahan dijadwalkan hadir, selain 56 menteri keuangan, 19 gubernur bank sentral, 30 menteri perdagangan dan 35 menteri luar negeri. Para pemimpin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga ada di antara 39 kepala badan internasional. Lokasi resor ski kelas atas akan menjadi tuan rumah bagi peserta bisnis terbesarnya. Pasalnya hadir lebih dari 600 CEO di antara 1.500 pemimpin bisnis, yang mana jumlah eksekutif wanita kali ini adalah yang tertinggi.

Sumber: Investor Daily, 16 Januari 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)