Laju Inflasi AS Paling Lambat dalam Setahun Lebih

Jumat, 13 Jan 2023

WASHINGTON, ID - Inflasi konsumen di Amerika Serikat (AS) pada Desember 2022 turun ke level terendah dalam setahun lebih. Data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) AS pada Kamis (12/1/2023) itu menandakan lonjakan kenaikan harga-harga konsumen di AS mungkin akan berakhir.

Karena ketika rumah tangga di Amerika berjuang menjalani inflasi tinggi dalam beberapa dekade pada tahun lalu, The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan pada kecepatan terbesar sejak tahun 1980-an. Bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan hingga tujuh kali di tahun lalu dengan harapan dapat mendinginkan permintaan. Tren penurunan inflasi itu juga menandai pelonggaran enam bulan berturut-turut. Dan dapat memicu harapan terjadinya penurunan laju penaikan suku bunga. Indeks harga konsumen (IHK) AS bulan lalu naik 6,5% dibandingkan tahun lalu. Ini adalah kenaikan terkecil sejak Oktober 2021. Inflasi konsumen tahunan itu juga turun dari kenaikan 7,1% pada November 2022. “Harga bahan bakar sejauh ini merupakan penyumbang terbesar penurunan semua item bulanan,” kata Depnaker AS. Penurunan harga BBM itu lebih dari sekadar mengimbangi kenaikan komponen hunian. Karena harga sewa hunian yang tinggi masih meningkatkan biaya konsumen. Tapi data inflasi terbaru itu dapat menambah tanda-tanda bahwa lonjakan harga terburuk mungkin telah berakhir.

Antara November dan Desember tahun lalu, IHK AS turun 0,1%. Berarti untuk pertama kali dalam sekitar dua tahun IHK bulanan mencatat kontraksi. “Trennya menggembirakan,” kata ekonom Moody’s Analytics Matt Colyar kepada AFP. Tapi Rubeela Farooqi dari High Frequency Economics mengingatkan bahwa perubahan angkanya tetap jauh di atas level yang diharapkan oleh The Fed. Inflasi konsumen AS naik dengan cepat ke 9,1% pada Juni tahun lalu, tertinggi dalam 40 tahun. Karena perang di Ukraina membuat biaya makanan dan energi global meroket. Sementara inflasi telah mereda, tapi masih jauh dari target The Fed yang sebesar 2%. Harga BBM – yang menjadi tolok ukur utama bagi konsumen AS - turun bulan lalu karena permintaan global yang lebih rendah dan penurunan harga minyak. Ini juga menjadi berita baik bagi para pembuat kebijakan. Sementara indeks makanan meningkat dari bulan ke bulan, kecepatannya juga melambat. Namun komponen yang meningkat di bulan Desember antara lain tempat tinggal, perlengkapan rumah tangga dan asuransi kendaraan bermotor. Sementara itu, di luar harga makanan dan energi yang bergejolak, inflasi inti AS naik 0,3% secara bulanan dan ini juga sejalan dengan ekspektasi. Angka ini naik tipis dari kenaikan 0,2% pada November 2022, yang menandakan bahwa pertempuran melawan inflasi belum berakhir. Colyar dari Moody’s Analytics mengatakan meskipun harga BBM telah turun, para pembuat kebijakan tidak dapat mengandalkan hal itu saja dalam jangka panjang.

Untuk saat ini, The Fed terus mencermati pasar tenaga kerja dan laju pertumbuhan upah. Karena kenaikan pendapatan yang cepat dapat memicu kenaikan biaya layanan. Gubernur The Fed Jerome Powell pada Selasa mengingatkan bahwa memulihkan stabilitas harga ketika inflasi tinggi dapat memerlukan langkah-langkah yang tidak populer dalam jangka pendek. Oleh karena itu The Fed menaikkan suku bunga untuk memperlambat ekonomi. Langkah The Fed bertujuan untuk menaikkan biaya pinjaman, menurunkan permintaan dengan membuatnya lebih mahal untuk mendapatkan dana. Gubernur The Fed Michelle Bowman menambahkan dalam pidato terpisah bahwa meskipun ada penurunan dalam beberapa indikator, tugas The Fed masih panjang. Pada pertemuan kebijakan Desember 2022, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menyatakan pihaknya memperkirakan suku bunga masih akan terus naik. Risalah pertemuan itu juga menunjukkan tidak akan ada penurunan suku bunga tahun ini.

Sumber: Investor Daily 13 Januari 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)