Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Jadi Bekal Hadapi Resesi

Jumat, 16 Dec 2022

JAKARTA, ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat pada tahun ini dapat menjadi bekal untuk menghadapi potensi resesi global pada 2023. “Mobilitas masyarakat yang semakin pulih menjadi determinan utama untuk mendorong aktivitas ekonomi Indonesia,” kata Menko Airlangga saat membuka acara bertajuk Momentum Konsolidasi Ekonomi dan Politik yang dipantau di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

 

Meski dihadapkan pada berbagai gejolak global, Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2% secara year on year (yoy) pada 2022, dan menjadi 5,3% (yoy) pada 2023. Ia menjelaskan, di tengah ketidakpastian global dan penurunan ekonomi dunia, kinerja ekonomi domestik cukup baik. “Kita syukuri bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal III-2022 tetap solid dengan mencatatkan pertumbuhan 5,72% (yoy), didukung dengan berlanjutnya perbaikan permintaan domestik yang tercermin dari peningkatan konsumsi serta tingginya sektor ekspor,” kata dia. Lebih lanjut, sejumlah leading indicator, riil konsumsi dan investasi masih di level optimistis. Demikian pula indikator sektor eksternal yang relatif terkendali, tercermin dari neraca perdagangan, transaksi berjalan yang masih surplus, cadangan devisa yang tinggi, serta rasio utang dalam level yang aman. Lebih lanjut, dalam hal penanganan pandemi Covid-19, menurut dia, seluruh daerah terkoordinasi dengan baik dan tidak ada kasus menonjol selama enam bulan terakhir pada 2022.

Kasus baru Covid-19 nasional mengalami tren penurunan dan saat ini di angka 2.000-an kasus per hari. Menurut dia, capaian tersebut didorong oleh ketersediaan dan kesiapan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, obat yang baik dan memadai, dan capaian vaksinasi yang cukup tinggi. Selain itu, tindakan itu ditambah dengan adanya upaya meningkatkan program vaksinasi booster kedua dan lansia terutama untuk memitigasi subvarian baru XBB, BQ, dan subvarian lainnya. Lebih lanjut, untuk tahun 2023, pemerintah telah menetapkan kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam RKP 2023 dengan tema produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Di antaranya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas SDM di bidang kesehatan dan pendidikan, serta salah satu yang menjadi andalan adalah program Kartu Prakerja.

Penanggulangan pengangguran dengan peningkatan decent job mendorong pemulihan dunia usaha, terutama UMKM sebagai pilar perekonomian Indonesia, revitalisasi industri, dan penguatan riset terapan, pembangunan rendah karbon dan transisi energi, percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan sanitasi, serta pembangunan IKN Nusantara. “Pada 2023, pemerintah menindaklanjuti komitmen investasi yang dibuat untuk Indonesia sebagai hasil dari KTT G20 di Bali, antara lain Just Energy Transition Partnership sebesar US$ 20 miliar untuk energi bersih di Indonesia,” jelas dia. Kemudian komitmen Asia Zero Emission Community dengan komitmen penyediaan dana sebesar US$ 500 juta untuk Indonesia, dan Partnership for Global Infrastructure and Investment berupa pendanaan US$ 600 miliar dari negara-negara G7 dalam bentuk pinjaman dan hibah, untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.

Sumber : Investor Daily 16 Desember 2022


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)