Emiten otomotif Grup Salim, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) memasuki fase pemulihan kinerja pada semester I/2022 dan terus memacu ekspansi pada paruh kedua tahun ini.
Mengutip laporan keuangan per 30 Juni 2022, emiten bersandi saham IMAS itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp11,79 triliun naik 23,9% dibandingkan dengan separuh tahun lalu yang sebesar Rp9,51 triliun. Menariknya, pendapatan tersebut diiringi dengan kenaikan bagian atas laba bersih entitas asosiasi bersih menjadi Rp106,6 miliar naik dari hanya Rp17,38 miliar pada Semester I/2021. Pertumbuhan pendapatan yang disertai kenaikan laba entitas asosiasi ini membuat laba bersih IMAS melonjak 484,14% year-on-year (YoY) menjadi Rp172,09 miliar dari hanya Rp29,46 miliar. Seakan tak mau kalah, anak usahanya di bidang leasing, PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) mencatatkan kinerja pendapatan per Juni 2022 naik 23% menjadi Rp2,4 triliun dari Rp1,95 triliun. Adapun, laba bersih melonjak 3,53 kali lipat dari hanya Rp25,48 miliar menjadi Rp115,62 miliar. Direktur Utama Indomobil Sukses Internasional Jusak Kertowidjojo mengatakan optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun ini. Dia menjelaskan prospek pertumbuhan kinerja IMAS akan ditopang oleh kelanjutan pemulihan ekonomi Indonesia. Jika penyebaran virus corona mulai mereda pada paruh kedua tahun ini, kinerja kuartal III/2022 dan IV/2022 IMAS melesat lebih tinggi. “Kami optimistis kinerja bisa tumbuh sekitar 10%—15%, sehingga laba perusahaan pun bisa ikut naik,” jelasnya, belum lama ini. Seiring dengan hal tersebut, IMAS akan melakukan sejumlah strategi. Pertama, melakukan pengembangan jaringan pemasaran baru dan mengoptimalkan jaringan pemasaran yang ada.
Kemudian, perusahaan akan meningkatkan efisiensi biaya agar dapat menekan beban. IMAS juga akan mendatangkan dan memproduksi produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.“Perusahaan juga akan melakukan inovasi-inovasi yang selektif untuk mengembangkan bisnis baru dengan tetap fokus pada bisnis yang terkait pada bisnis otomotif,” katanya. Jusak juga menganggarkan dana belanja modal sebesar Rp2 triliun pada 2022. Mayoritas dana belanja tersebut akan digunakan untuk pengembangan sektor bisnis sewa kendaraan dan logistik. “Kami anggarkan Rp2 triliun, mayoritasnya untuk pengembangan kendaraan sewa dan sisanya pada sektor bisnis lainnya,” katanya. Hingga kuartal I/2022, IMAS telah menyerap belanja modal sebesar Rp551 miliar. Perinciannya, sebanyak Rp286 miliar digunakan untuk pengadaan sewa kendaraan dan logistik dan Rp265 miliar diserap untuk keperluan lain-lain. Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata menerangkan jika meneliti lebih jauh laporan keuangan IMAS, kinerja laba bersih yang menguat signifikan ditopang oleh kenaikan laba bersih entitas asosiasi. “Kalau teliti laporan keuangannya, ada pos lain-lain yang memberikan sumbangsih cukup signifikan pada net profit mereka yaitu bagian atas laba neto entitas asosiasi. Dengan begitu, pendapatan yang cuma naik 23,9 persen tetapi laba bersih IMAS bisa 4,93 kali lipat,” paparnya kepada Bisnis, Senin (1/8). Pos itu bersumber dari dua entitas asosiasi yakni PT Hino Motors Sales Indonesia yang mencetak kenaikan laba periode berjalan dari Rp41,21 miliar menjadi Rp119,89 miliar dan PT Hino Finance Indonesia yang mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp32,09 miliar.
Secara teknikal, dia memperhatikan saham IMAS tengah menjalani tren sideways jangka pendek di dalam pola parallel channel, yang berusaha mengakhiri fase bottoming ini apabila mampu breakout resistance terdekat Rp820. Jika mampu breakout, akan terbuka jalan menuju target harga Rp865—Rp870 dan Rp900. Sebaliknya, support angka bulat Rp800 harusnya kuat menahan sebelum IMAS harus mencoba bantalan berikut pada kisaran Rp775. Dia menyarankan buy on break ketika telah melampaui Rp820 dengan target harga Rp865—Rp870 dan Rp900. Stoploss jika penutupan di bawah Rp770. Dia juga menilai IMJS berada pada tren sideways jangka pendek yang mulai mengerucut, seperti membentuk pola reversaldouble bottom dengan kisaran support dan resistanceRp330—Rp380. “Ada potensi trading di wilayah pergerakan harga ini dengan strategi speculative buy entry level Rp330—Rp340, atau average up di atas Rp352 dengan target harga Rp370, Rp380—Rp386, dan Rp390—Rp400. Stoploss jika ditutup di bawah Rp324,” paparnya. Terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan kedua emiten ini tengah menghadapi fase teknikal yang berbeda. IMAS dinilainya mengalami fase bullish consolidation dengan support terdekat di Rp775 dan resistance terdekat di Rp845. “IMJS mengalami fase bearish consolidation dengan supportterdekat di Rp324 dan resistance terdekat di Rp380,” tuturnya.
Sumber: Bisnis Indonesia (3 Agustus 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |