JAKARTA - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge mengincar pendapatan tambahan sebesar Rp 150 miliar dari rencana pembangunan 25 titik Edge Data Center (EDC) yang dipasang di sepanjang jalur kereta di Jawa Barat. Direktur Utama Hermansjah Haryono menjelaskan bahwa perseroan menargetkan pemasangan 25 titik Edge Data Center (EDC) di sepanjang jalur kereta di Jawa Barat bersama dengan PT KAI. Dari setiap titik yang terpasang, perseroan berpotensi menerima pendapatan sebesar Rp 6 miliar tiap tahunnya. “Kami targetkan seluruh rencana tersebut akan dicapai pada tahun ini,” ujar dia dalam konferensi pers, Selasa (6/7/2022). Untuk memuluskan pembangunan EDC ini, kata Hermansjah, perseroan telah melakukan kerja sama operasi (joint operation agreement) dengan Huawei Indonesia. Kerja sama strategis tersebut melingkupi pemanfaatan teknologi Content Delivery Network (CDN) dari Huawei pada Edge Data Center (EDC) milik perseroan. “Kedua perusahaan berkolaborasi untuk saling memanfaatkan ekosistem teknologi yang dimiliki untuk menunjang distribusi konten yang aman dan dapat diandalkan,” terang Hermansjah. Dengan teknologi teranyar yang dimiliki, lanjut dia, distribusi konten kepada seluruh pengguna di seluruh Indonesia dapat terjadi secara cepat dan efisien. Apabila semua rencana tercapai, perseroan berpotensi meraup dana tambahan sebanyak Rp 150 miliar pada tahun ini.
Hermansjah menambahkan, potensi pendapatan perseroan akan semakin besar apabila pembangunan fiber optik dengan target sepanjang 2.800 km telah terpasang sepenuhnya. “Sejauh ini, perseroan telah berhasil memasang fiber optik sepanjang 400 km, dan kami harapkan pada tahun ini target dapat tercapai,” ujar dia. Dia menegaskan, apabila pembangunan infrastruktur tersebut selesai, pendapatan perseroan tahun ini diklaim dapat tumbuh signifikan seperti tahun lalu. “Pada 2021, kami mencatatkan pertumbuhan hingga 24 kali lipat sejalan dengan aktivitas perekonomian dan juga pertumbuhan permintaan konektivitas yang semakin tinggi. Apabila pembangunan ini sudah selesai, nantinya terefleksi di laporan keuangan 2022,” kata dia. Secara rinci, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 390,9 miliar atau mengalami peningkatan 723% jika dibandingkan tahun sebelumnya Rp 47,5 miliar. Dalam laporan keuangan 2021 yang telah diaudit, Surge juga berhasil membukukan laba neto tahun berjalan sebesar Rp 24,8 miliar, atau naik hampir 25 kali lipat dibanding periode sama (YoY) yang sebesar Rp 924 juta. Sedangkan untuk total aset perseroan meningkat 75% mencapai Rp 896 miliar di 2021. Keberhasilan Surge dalam mencetak kinerja tersebut didorong dari kesuksesan perseroan dalam mengakselerasi bisnis digital yang berfokus pada kebutuhan masyarakat. Komisaris Utama Surge Rudiantara mengatakan, secara umum, bisnis pada industri digital terus berkembang hingga akhir 2021 sejalan dengan mulai kembalinya aktivitas para pebisnis. “Pertumbuhan tersebut sejalan dengan core bisnis Surge, yakni pada sektor konektivitas,” ujar Rudiantara. Surge juga telah memulai terobosan terbaru dalam industri periklanan dan broadband dengan mengadakan program lelang media periklanan dan juga lelang bandwidth pertama secara online pada awal tahun ini.
Sumber: Investor Daily (7 Juli 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |