Krisis Global Hambat Pengurangan Emisi Karbon

Kamis, 30 Jun 2022

JAKARTA – Permintaan batu bara dari sejumlah negara Eropa ke Indonesia meningkat di tengah isu pengurangan emisi karbon menuju nol emisi karbon (net zero emission) yang tetap menggema. Hal ini terutama dipicu oleh kenaikan harga energi dunia menyusul kegagalan pasar memenuhi kebutuhan yang meningkat karena pemulihan ekonomi global pascapandemi dan diperparah oleh konflik Rusia-Ukraina yang pecah mulai akhir Februari lalu.

Karena lonjakan harga energi itu serta energi baru dan terbar ukan (EBT) yang masih mahal sekaligus terbatas, banyak negara di dunia, tak terkecuali dari kawasan Eropa, kembali manambah pemanfaatan energi batu bara yang tak ramah lingkungan. Bila pelonggaran ini tidak dilakukan dengan penuh kedisiplinan, muncul kekhawatiran dari sejumlah kalangan, target net zero emission global pada 2050 bakal molor. Permintaan batu bara dunia dari Indonesia yang meningkat di antaranya tergambar dari Indeks Unit Value Ekspor Bulanan menurut Kode SITC 3 Digit (2018=100) dalam tiga bulan pertama 2022 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Pada Januari 2022 Indeks Unit Value Ekspor Bulanan batu bara ditumbuk atau tidak tetapi tidak diaglomerasi mencapai 167.28. Indeks kemudian naik menjadi 179.58 pada Februari 2022 dan 189.00 pada Maret 2022. Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Irwandy Arif mengungkapkan, terdapat empat negara Eropa yang saat ini melirik untuk memborong batu bara asal Indonesia. Keempat negara yang meliputi Belanda, Jerman, Spanyol dan Italia itu kini dalam tahap penjajakan awal untuk meminta batu bara Indonesia. Karena masih penjajakan awal, Irwandy mengaku belum mengetahui berapa kuota permintaan dari negara-negara Eropa tersebut. “Masih awal, baru penjajakan. ‘Kan Rusia baru nyetop (aliran gas sepenuhnya ke Eropa) Agustus. Itu masih baru penjajakan, ada Jerman, Spanyol, Italia dan Belanda,” terang Irwandy baru-baru ini.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengaku telah ditelepon oleh lima Presiden dan Perdana Menteri (PM) negara lain yang meminta pasoka batu bara dari Indonesia. Jika tidak dikirimi batu bara, mereka mengaku listrik dan industri di negara tersebut bakal padam. “Ada lima Presiden dan Perdana Menteri yang telepon saya. Presiden Jokowi mohon kita dikirim batu baranya segera dengan cepat. Kalau tidak kita mati listrik, industri kita mati,” terang Jokowi dalam acara Rakernas PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pekan lalu. Dari banyaknya permintaan ekspor batu bara , Jokowi menyadari bahwa Indonesia memiliki kekuatan yang besar terhadap batu bara yang ada di dalam negeri. Tak hanya batu bara, Indonesia juga memiliki kekuatan yang besar dari produk crude palm oil (CPO), yang mana ada beberapa negara juga yang meminta untuk RI mengekspor segera CPO-nya.

Sumber: Investor Daily (30 Juni 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)