Emporium EMTK Makin Melambung

Rabu, 27 Apr 2022

Bisnis, JAKARTA — Profitabilitas bernilai jumbo dikantongi oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) pada akhir 2021. Manuver untuk memperlebar sayap bisnis emiten-emiten Grup Emtek pun berlanjut pada tahun ini.

Pada  2021,  emiten  berkode  saham  EMTK  itu  mengantongi pendapatan Rp12,84 triliun. Realisasi itu meningkat 7,57% dari Rp11,93 triliun pada 2020. Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan  emiten  milik  Eddy  K.  Sariaatmadja  itu  hanya  naik  tipis  0,99% year-on-year (YoY)  menjadi  Rp9,13  triliun.  Kombinasi  itu  membuat  profitabilitas  EMTK  melambung  tinggi.  Laba  tahun  berjalan  yang  dapat  diatribusikan  kepada  pemilik  entitas  induk  perseroan terbang tinggi 174,9% YoY dari Rp2,05 triliun pada 2020 menjadi Rp5,65  triliun  pada  2021. Menilik catatan historis sejak 2016, laba  bersih  pada  tahun  lalu  merupakan  rekor  tertinggi  yang  pernah  dibukukan  EMTK.  Bahkan,  Emtek  pernah  menelan  rugi  bersih  Rp2,62  triliun  pada  2018  dan  Rp1,51  triliun  pada  2019.  Tak  hanya  EMTK,  PT  Surya  Citra  Media  Tbk.  (SCMA)  dan  PT  Sarana  Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) juga menorehkan kinerja positif pada 2021.  Pendapatan  pengelola  televisi  free-to-air  SCTV  itu  menggenggam  pendapatan  Rp5,93  triliun  dan  laba  bersih  Rp1,34  triliun.  Sementara  itu,  SAME  berbalik  untung  Rp138,55  miliar  didorong  oleh  pendapatan  emiten rumah sakit itu  yang  tumbuh  55,68% YoY menjadi Rp1,27 triliun. Hingga akhir 2021, PT Bukalapak.com Tbk.  (BUKA)  masih  menorehkan  rapor  merah  dengan  rugi  bersih  Rp1,67  triliun.  Di  samping  kinerja  yang  apik,  emiten Grup Emtek gencar melebarkan sayap  bisnisnya.  Teranyar,  SAME  mengakuisisi 28% kepemilikan saham Jakarta Eye Center.

“Perseroan melakukan  pembelian  16.396  lembar  saham  PT  Nitrasanata  Dharma  yang  dimiliki  oleh  Keutenberg  Holdings  B.V  dengan  nilai  nominal Rp800.000 per lembar saham sehingga  total  nominal  seluruh  saham  sebesar  Rp13,11  miliar,”  ungkap  Corporate  Secretary  Sarana  Meditama  Metropolitan  Rahmiyati  Yahya  dalam  ke-terbukaan informasi,  dikutip  Selasa  (26/4). Transaksi  tersebut  diselesaikan  pada 21 April 2022 sesuai dengan akta pengalihan saham yang telah ditandatangani oleh kedua perusahaan. Tim  Analis  JP  Morgan  Sekuritas  menilai  EMTK  sebagai  emiten  yang  memiliki posisi yang unik. Pertama, EMTK  merupakan  perusahaan  yang  memiliki proxy  terhadap  tingginya  pertumbuhan  internet  di  Indonesia  melalui  BUKA,  DANA,  Bank  Fama,  dan  Grab  Indonesia. Kedua,  EMTK  menghasilkan  arus  kas  bebas  (free  cash  flow/FCF)  dan  laba  bersih  yanag  positif  dari  lini  bisnis  media  melalui  SCMA  dan  bisnis  layanan  kesehatan  melalui  SAME. “Masuknya  EMTK  ke  dalam  indeks  FTSE  pada  Maret  2022  telah  menambah  aliran  dana  dan  faktor  pendorong  juga  berasal  dari  potensi  masuknya  saham  EMTK  ke  dalam  MSCI  Index  dalam  rebalancing  semi  tahunan  pada  Mei/Juni,”  tulisnya  dalam  riset  pada  awal  April  yang  dipublikasikan Bloomberg dan dikutip Selasa  (26/4).  Tak ayal, sepanjang tahun berjalan 2022,  saham  EMTK  sudah  terbang  27,15% ke level Rp2.900. Kapitalisasi  pasarnya  pun  menanjak  menjadi  Rp177,6 triliun hingga Selasa (26/4).

Dalam jangka menengah panjang, JP Morgan memaparkan sejumlah katalis  positif  terhadap  Grup  Emtek. Salah satunya, perkembangan penggalangan  modal  DANA  yang  akan  diinjeksi  investasi  US$225  juta  oleh  Grup  Sinar  Mas  melalui  PT  Dian  Swastatika  Sentosa  Tbk.  (DSSA). Selain itu, transformasi Bank Fama menjadi bank digital dengan Grab dan Singtel  sebagai  mitra,  eksekusi  joint venture Bukalapak dengan Transmart yang  menelurkan  Allo  Fresh,  serta  hak  siar  Piala  Dunia  FIFA  2022  digenggam oleh SCMA dan Vidio.com juga  menjadi  suntikan  tenaga  bagi  Grup Emtek. Pada 2022, pendapatan EMTK  diestimasi  tumbuh  7,5%  YoY  menjadi  Rp14,27  triliun.  “Kami memiliki pandangan over-weight  terhadap  Grup  Emtek  sebagai  salah  satu  konglomerasi  media  dan  internet  terbesar  di  Indonesia.  Target harga untuk EMTK Rp2.750 dengan  menggunakan  metodologi  valuasi  SOTP,”  papar  Tim  Analis  JP  Morgan.  Untuk SCMA,  analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny mengatakan target  4  juta  pelanggan  Vidio.com  untuk 2022 cukup bisa dicapai, tetapi dia memasang target lebih konservatif dengan  jumlah  pelanggan  3,7  juta  pada  akhir  2022. Meski segmen digital SCMA diperkirakan bisa tumbuh sampai 79,4% pada 2022, Andreas memperkirakan pendapatan  total  SCMA  pada  2022  naik  11,9%  YoY  karena  segmen  FTA  diramal  hanya  tumbuh  5,5%  tahun  ini. “Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp475, seiring dengan ekspektasi pendapatan yang  sehat  dan  pertumbuhan  laba  untuk  tahun  ini  dan  tahun  depan,”  kata  Andreas.

Sumber: Bisnis Indonesia (27 April 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)