Investor Ritel Alirkan Modal Rp 43,46 Triliun

Rabu, 23 Mar 2022

Bisnis, JAKARTA — Investor ritel mengalirkan modal total Rp43,46 triliun pada kuartal I/2022 melalui penerbitan instrumen ORI021 dan SR016.

 

Pada  penawaran  terakhir, Sukuk Ritel seri SR016 terjual Rp18,4 triliun dan obligasi negara ritel seri ORI021 mengumpulkan dana Rp25,06  triliun.  Kedua  produk  tersebut menawarkan imbal hasil yang  berbeda  tipis  yakni  4,95%  pada SR016 dan 4,9% pada ORI021. Perbedaan respons pasar, menurut  Associate  Director  Anugerah  Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto, bukanlah  hal  yang  substansial.  Pasalnya, dengan imbal hasil saat ini, kedua produk masih mampu menarik minat investor ritel untuk menanamkan  modalnya.  Jika  merunut  pada  historis  penerbitan SR seri SR016 menawarkan  kupon  yang  paling  rendah.  Namun,  dari  sisi  penjualan,  seri  SR010 justru hanya mengumpulkan Rp8,44 triliun padahal menawarkan  kupon  5,9%.  Kupon  yang  ditawarkan  SR010  masih  lebih  besar  bila  dibandingkan  dengan  kupon  SR016.  (Lihat  infografik) Imbal hasil menarik dan produk yang  memberikan  keuntungan  secara  bulanan  menjadi  daya  tarik  tersendiri  karena  masyarakat  familiar  dengan  produk  serupa  deposito.  Akses  pembelian  yang  lebih  mudah  membuka  peluang  penjualan  sekaligus  pendalaman  pasar instrumen buatan pemerintah itu sehingga mampu menjangkau investor  yang  lebih  luas.  “Makin baik ya dari sebarannya, kalau dulu lebih banyak PNS, sekarang banyak juga ke milenial,” ujarnya  saat  dihubungi  Bisnis, Selasa  (22/3).  Lebih lanjut, dia menilai frekuensi penerbitan yang lebih sering turut  berkontribusi  terhadap  penambahan pasar surat berharga negara khusus investor ritel. Dia menyebut kombinasi tersebut  membuat  investor  memiliki pilihan investor yang aman  dengan  risiko  terukur  dan imbal hasil yang wajar di tengah  maraknya  instrumen  investasi  ilegal.

“Return lebih rendah tetapi masih bagus dari sisi risiko,” katanya.Untuk  penawaran  instrumen berikutnya, dia menilai minat  investor  masih  ada.  Pasalnya, obligasi dan sukuk buatan pemerintah itu menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi  dibandingkan  dengan  suku  bunga  deposito.  Seperti diketahui, suku bu-nga deposito saat ini pada level rendah  mengikuti  tren  suku  bunga acuan Bank Indonesia yang  rendah  yakni  3,5%.  Sementara  itu,  pada  penawaran berikutnya yakni melalui instrumen sukuk wakaf ritel  (SWR)  dia  menyebut,  penjualannya  belum  bisa  mengikuti  realisasi  penjualan  produk  seperti  SR,  ORI,  savings bond ritel (SBR) dan sukuk  tabungan  (ST).  Menurutnya, SWR tergolong produk  yang  baru  sehingga  membutuhkan  waktu  bagi  masyarakat mengenal produk tersebut. Di sisi lain, momen penawaran SWR seri SWR003 pada April hingga Juni dianggap  pas  karena  bertepatan  dengan Ramadan dan Idulfitri. “Perlu sosialisasi timing cukup pas ya karena Ramadan, perlu  sosialisasi.  Prinsipnya  instrumen  yang  diterbitkan  negara  direpsons  baik. ”Ke  depannya,  pasar  tetap  optimistis minat masyarakat terhadap SBN  ritel  akan  terjaga  sepanjang  tahun. Head of Fixed Income Research  Mandiri  Sekuritas,  Handy  Yunianto  menilai  minat  investor  terhadap SBN ritel masih ciamik. Terjaganya kondisi likuiditas serta surplus neraca perdagangan karena tren harga komoditas menurutnya akan  menjadi  katalis  positif  bagi  prospek SBN ritel pada tahun ini. Meski  demikian,  kupon  yang  akan ditawarkan pemerintah memainkan  peran  penting  karena  mampu  menjadi  daya  tarik  bagi  investor.

Dia  mengatakan  pemerintah  juga  telah  menyiapkan  sejumlah  instrumen  untuk  mengantisipasi  kenaikan  suku  bunga  global.  Handy  menuturkan  pemerintah  memiliki beberapa instrumen ritel seperti  sukuk  tabungan  dan  savings  bond  ritel  yang  memiliki  karakteristik  yang  cocok  dengan  kondisi  tersebut. Umumnya,  sukuk  tabungan  dan savings bond ritel memiliki tingkat  bunga  yang  mengambang  (floating)  dan  tidak  dapat  diperdagangkan. “Menurut  saya,  dengan  makin  beragamnya instrumen obligasi dan sukuk  ritel,  prospek  minat  partisipasi masyarakat untuk membeli obligasi  pemerintah  akan  tetap  positif,”  ujarnya. Senior  Vice  President  Wealth  Management  KoinWorks  Rachel  Sugeha  mengatakan  setelah  penjualan  SR016,  Rachel  optimistis  minat investor terhadap penerbitan SBN ritel masih baik dan disambut positif.  Hal  ini  mengingat  modal  awal yang diperlukan tidak begitu  tinggi  dan  dapat  menjangkau  masyarakat  kelas  menengah. Prospek SBN ritel juga ditopang oleh  makin  banyak  anak  muda  investor  pemula  dengan  tingkat  literasi  keuangan  yang  baik. “Kami  meyakini  SBN  ritel  masih  akan  menjadi  salah  satu  opsi  investasi yang dipertimbangkan,” katanya. Dia  menambahkan  potensi  kenaikan  suku  bunga  yang  akan  dilakukan  bank  sentral  Amerika  Serikat  juga  tidak  akan  mempengaruhi  pasar  SBN  ritel  secara  signifikan. Hal ini seiring dengan kondisi  pasar  obligasi  Indonesia  yang  didominasi  oleh  investor  dalam  negeri.

Lebih lanjut, Rachel berujar, bila risiko  investasinya  rendah  dan  kupon  yang  ditawarkan  cukup  menarik,  investor  domestik  ke  depannya  masih  memiliki  minat  yang  tinggi  pada  SBN  ritel. “KoinWorks  juga  akan  selalu  melakukan edukasi serta finansial  literasi  kepada  calon  investor  sehingga awareness  mengenai  produk SBN diharapkan semakin meningkat,”  ujarnya. Hal senada diungkapkan Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As  Aturridha.  Dia  mengatakan  investor  akan  tetap  mencari  SBN  ritel sepanjang tahun ini. Alasannya,  prospek  ekonomi  Indonesia  cukup  solid  mendorong  minat  masyarakat  berinvestasi. “Didorong  oleh  fundamental  ekonomi  Indonesia  yang  relatif  kuat  dan  diikuti  oleh  dukungan  dari perbankan,” kata Rudi dikutip dari  keterangan  resmi. Rudi mengatakan dalam mendorong minat investor, Bank Mandiri telah melakukan beberapa strategi promosi  salah  satunya  melalui  media iklan yang berbasis daring termasuk  mengoptimalisasikan  saluran komunikasi Bank Mandiri seperti  media  sosial  resmi  dan  pemasangan  iklan  yang  tersebar  di  seluruh  wilayah  Indonesia.

Sumber: Bisnis Indonesia (23 Maret 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)