JAKARTA – Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berpotensi meningkat seiring rencana sinergi digital dengan perbankan lainnya. Analis merekomendasikan maintain buy untuk saham BJBR dengan target harga Rp 1.900 dan potensi upside 37%.
Dalam risetnya, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan Ryan Santoso menyebutkan ada beberapa faktor yang diproyeksikan mampu mendorong pendapatan BJB. Pertama, yakni rencana BJBR atau bank BJB dalam melakukan sinergi digital dengan bank regional lainnya. Sinergi ini diharapkan mendorong ekosistem regional dan juga pendapatan. Kedua, penggalangan modal melalui aksi penawaran umum terbatas dengan skema hak menerbitkan efek terlebih dahulu (rights issue) turut berpotensi meningkatkan pendapatan. “Target harga yang ditetapkan oleh kami berdasarkan rasio Price Book Value (PBV) sebanyak 1,3 kali selama 2022. Proyeksi belum termasuk diskon ESG atau premium, karena skor LST bank setara dengan median negara,” jelas dia dalam riset. Lebih lanjut, pada tahun ini BJB menargetkan 4-5 bank daerah akan menjadi bagian dari berbagai infrastruktur sebagai hasil dari kebijakan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar para bank regional dapat berbagi infrastruktur. Potensi pengembangan ekosistem digital dari BJB masih terbuka luas. Sejauh ini, pengguna digital dari bank BJB mencapai 524 ribu atau naik 254,7% secara tahunan pada bulan Oktober 2021. Selain itu, kebijakan dari OJK ini juga berpotensi menghadirkan lebih banyak aksi merger dan akuisisi sejalan dengan peraturan modal minimum sebesar Rp 3 triliun bagi sebuah bank yang akan berlaku pada akhir 2022. Terbaru, bank BJB menandatangani nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dengan bank Bengkulu untuk meningkatkan ekosistem antara kedua pihak. RHB Sekuritas juga menyampaikan bahwa dana hasil rights issue dari BJB dapat digunakan untuk keperluan ekspansi. Semisal, akuisisi sejumlah saham bank-bank regional untuk memperkuat nilai aset. Begitu juga dengan adanya dana hasil rights issue perseroan mampu menekan biaya pengembangan.
Kinerja perseroan pada tahun ini juga akan didorong oleh peningkatan penyaluran pinjaman yang diproyeksikan lebih baik di tahun ini pada kisaran 9-11%. Adapun selama 10 bulan 2021, sektor ini tumbuh 5,9%. “Meski terdapat risiko dari kenaikan tingkat suku bunga dari Bank Indonesia dan perlambatan perekonomian pada kuartal pertama 2022. RHB yakin penyaluran kredit tetap bertumbuh pada sektor mikro. Kredit di sektor ini diproyeksikan bertumbuh pada rentang 14-16% dibanding tahun lalu, sementara untuk pinjaman korporasi dan komersial pada kisaran 14-16%,” jelas analis. Sepanjang periode 10 bulan pertama 2021, BJBR berhasil membukukan pertumbuhan PPOP sebanyak 44,5% menjadi Rp 2,67 triliun dan pendapatan naik 24,8% menjadi Rp 1,58 triliun. Di periode yang sama, provisi pinjaman naik 158,2% menjadi Rp 589 miliar dan membuat rasio LLC dari BJBR naik 160,5% pada Oktober 2021. Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengajak para investor untuk tidak menyia-nyiakan rights issue yang dilakukan oleh BJBR dengan masa perdagangan pada 9-16 Maret 2022. Dalam investor gathering Bank BJB yang digelar secara hybrid di Bandung, Selasa (1/3), Yuddy Renaldi memaparkan sejumlah indikasi positif kemajuan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten Tbk tersebut. Mulai dari laba bersih dan kredit yang meningkat hingga terus ditekannya non performance loan (NPL) Perseroan. “Sampai 31 Oktober 2021, laba bersih Bank BJB naik 24,8% menjadi Rp 1,6 triliun dibanding periode sama 2020,” kata Yuddy Renaldi dalam rilisnya.
Pertumbuhan kredit Bank BJB, hingga Oktober juga menunjukkan kemajuan berarti. Total kredit tumbuh 5,9% menjadi Rp 94,9 triliun, ditopang kenaikan kredit konsumer sebesar 2,6% menjadi Rp 61,1 triliun. Total aset pun terus menjulang. Kini, entitas berkode saham BJBR di Bursa Efek Indonesia itu memiliki aset Rp 161,8 triliun, tumbuh 3,6% year on year. Tak hanya itu, Bank BJB juga berhasil menekan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan. Jika sebelumnya NPL Bank BJB mencapai 4,4%, menurut Yuddy, hingga Oktober 2021, turun menjadi sekitar 3%. “Minggu depan, kami akan gelar analys meeting. Insya Allah, performa akan lebih baik di akhir 2021,” sebut dia. Meskipun analyst meeting baru akan digelar pekan depan, Yuddy sudah menunjukkan optimismenya. Dia berkeyakinan, dengan laporan keuangan yang pencatatannya sangat baik, laba bersih bank bjb 2021 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pun, NPL lebih bisa ditekan ketimbang angka yang lebih rendah dibanding Oktober 2021. “Kami selalu menjaga bank BJB harus tumbuh lebih baik, lebih sehat,” kata dia. Karena itulah, dia menyatakan dengan kinerja keuangan dan rencana strategis yang dimiliki, pihaknya yakin rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) BJBR akan diminati kalangan investor. Selain performa keuangan yang kinclong, Yuddy juga menyebutkan keinginan Bank BJB menjadi bank hybrid terus dipacu. Menurut dia, hal ini akan menarik minat nasabah dari kalangan apa saja, baik konvensional maupun milenial. Komitmen ini ditunjukan dengan menyiapkan super apps BJB DIGI yang akan diluncurkan Mei nanti.
Sumber : Investor Daily (9 Maret 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |