Setelah menyuntik Podcast Deddy Corbuzier, kongsi MCAS dan SiCepat lewat Solic Kreasi Baru siap menyerap saham rights issue Mahaka Media (ABBA).
Saham emiten media Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) terbang tinggi jelang rights issue yang akan melibatkan PT Solic Kreasi Baru. Dikendalikan oleh petinggi Grup M Cash (MCAS) dan bos SiCepat Express, ketertarikan Solic terhadap ABBA direspons positif oleh pelaku pasar. Harga saham ABBA mengalami kenaikan yang signifikan sejak perdagangan 10 Februari lalu. Kini harga saham ABBA menyentuh Rp400 per saham pada penutupan perdagangan Senin (14/2). Posisi itu melambangkan kenaikan 20,48% dibandingkan dengan harga saham ABBA 2 hari lalu, tepat ketika perseroan mendapat pernyataan efektif rights issuedari OJK. Mengamini pandangan investor publik, Solic juga antusias menyambut momen rights issue ABBA. Meski secara keuangan posisi ABBA masih merah, pemegang saham Solic Suryandy Jahja melihat adanya nilai tambah dari investasi di entitas induk Gen FM dan NOICE tersebut. “Rasionalnya kami ingin menyinergikan [ABBA] dengan infrastruktur dan ekosistem yang sudah dibangun MCAS dan SiCepat Group,” kata Jahja, yang juga menjabat Direktur MCAS kepada Bisnis, Jumat (11/2). Sebagai catatan, MCAS saat ini telah memiliki lini bisnis berbasis media digital yang relatif luas. Lini ini ditekuni lewat dua sayap bisnisnya, Ideosource dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX). Mengacu laman resmi nama pertama, Ideosource, perusahaan memiliki portofolio aktif di 16 entitas. Termasuk di dalamnya adalah nama-nama media daring seperti KapanLagi Network dan Female Daily. Perusahaan ini juga punya beberapa portofolio digital lain yang cukup menonjol seperti Bibit dan Stockbit (fintech), Bhinnerka (ecommerce), hingga eFishery (internet of things).
Sementara itu, nama kedua yakni DMMX tidak kalah agresif. Selain kondang lewat pembentukan joint venture dengan entitas Bumilangit Entertainment, belakangan perusahaan ini juga menyuntik dana besar ke PT Dektos Digital Corbuzier. Dektos merupakan entitas yang menaungi produksi Podcast Close The Door besutan Deddy Corbuzier. Dalam melakukan aksi korporasinya, DMMX bersama entitas juga kerap berkongsi dengan SiCepat Express, unicornlogistik yang berstatus mitra Grup M Cash dalam pembentukan Solic. Selain Dektos, kemitraan kedua perusahaan dan entitas Grup M Cash lain lewat Solic juga telah mengha-silkan bisnis patungan motor listrik Volta. Mengacu dokumen akta Ditjen AHU Kemenkumham, saham Solic dimiliki tiga orang atas nama individu dengan porsi dibagi rata. Selain Jahja, dua orang yang memiliki porsi saham di entitas ini adalah pendiri SiCepat The Kim Hai alias Hartono Francesco, serta Martin Suharlie yang merupakan Direktur Utama MCAS. Di dalam prospektus ABBA, disebutkan secara spesifik bahwa penerima manfaat SKB adalah Hartono Francesco. Bisnis sudah mencoba menghubungi manajemen SiCepat untuk menanyakan bagaimana sikap perseroan mereka terhadap investasi Hartono dan Solic di ABBA. Namun, belum ada jawaban hingga artikel ini tayang. Sebagai konteks, MCAS merupakan perusahaan yang terasosiasi dengan Grup Kresna. Kendati begitu, Jahja menegaskan bahwa investasi yang dilakukannya dengan kongsi SiCepat di Solic tidak memiliki hubungan dengan konglomerasi tersebut. “Ini nothing to do dengan Kresna Group. Jadi, ini [penyerapan rights issue ABBA] merupakan inisiatif Solic.”
Berdasarkan prospektus terbaru, ketersediaan dana Solic untuk menyuntik ABBA telah dijamin. Bukti kecukupan dana telah divalidasi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) lewat surat Nomor 003/REF/I/GRA/2022 yang terbit pada 7 Januari 2022. Adapun bila mengacu jadwal indikatif manajemen ABBA, rights issue akan digulirkan pada pekan ketiga Februari hingga awal Maret 2022. Perseroan telah mematok tanggal 17 Februari 2021, atau 2 hari terhitung dari tanggal rilis berita ini, sebagai tenggat cumdate di pasar reguler maupun negosiasi. Harga pelaksanaan juga sudah dipatok bulat Rp150 per saham. Dengan asumsi saham baru yang diterbitkan maksimal adalah 1.180.7667.857 (1,18 miliar) lembar, ABBA akan mengejar target dana maksimal Rp177,11 miliar. Solic, di sisi lain, telah menyiapkan dana segar Rp178 miliar. Angka yang bahkan lebih besar dari target dana maksimal ABBA. Artinya, perusahaan ini telah menggaransi kepada ABBA bahwa target dana maksimal bakal tercapai. Bila mengacu prospektus, Rp68,26 miliar dari dana yang telah disiapkan Solic akan digunakan untuk mengambil alih saham rights issue yang semestinya jadi jatah PT Beyond Media. Beyond, merupakan pengendali yang dimiliki langsung Erick Thohir, memang telah mengatakan bahwa mereka akan memberikan seluruh hak saham rights issuemereka menjadi milik Solic.
Sementara itu, sekitar Rp110 miliar sisa dana lain yang dimiliki Solic akan digunakan untuk menyerap saham-saham rights issue yang nantinya tidak diserap para investor publik. Secara kalkulasi, artinya setelah rights issue Solic bakal memiliki seminim-minimnya 17,34% porsi saham ABBA. Selanjutnya, Beyond Media bakal mengalami dilusi kepemilikan dari 57,81% menjadi 40,47%.Patut digarisbawahi bila mayoritas dari dana Rp177,11 miliar hasil rights issue, atau sekitar 56% bakal digunakan ABBA untuk investasi di sek-tor teknologi digital. Investasi ini meliputi investasi baru, pengembangan aplikasi, dan pembelian perangkat keras. Sekitar 10% akan dipakai sebagai modal kerja, sedangkan 34% sisanya akan dipakai untuk mengongkosi entitas anak yakni PT Republika Madia Mandiri (RMM). “Sekitar 20% direncanakan untuk modal kerja, dan sekitar 14% digunakan RMM untuk investasi di sektor teknologi digital melalui pengembangan usaha RMM,” papar manajemen ABBA.
Sumber : Bisnis Indonesia (15 Februari 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |