Akrobat Hary Tanoe ‘Goyang’ Saham Grup MNC

Jumat, 11 Feb 2022

Bisnis, JAKARTA — Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo kembali melakukan manuver bisnis dengan mengalihkan kepemilikan perusahaan pertambangan batu bara di bawah bendera PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA). Sejalan dengan aksi lincah pemiliknya, saham emiten-emiten Grup MNC pun bergerak dinamis di lantai bursa.

 

Executive  Chairman  MNC  Group  Hary  Tanoesoedibjo  mengatakan  PT  Indonesia  Transport  &  Infrastructure  Tbk.  resmi  berganti  nama  menjadi  PT  MNC  Energy  Investments  Tbk.  (IATA).  Kegiatan usaha utama IATA pun berubah  dari  bidang  pengangkutan  udara  niaga dan jasa angkutan udara menjadi bidang investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan batu bara. Perubahan  kegiatan  usaha  utama  itu  juga  seiring  dengan  persetujuan  pemegang  saham  atas  rencana  IATA  untuk  mengambil  alih  99,33%  saham  PT  Bhakti  Coal  Resources  (BCR)  dari  PT  MNC  Investama  Tbk  (BHIT). Menurutnya,  manuver  itu  dilakukan  untuk memitigasi kerugian akibat pandemi  Covid-19.  Selain  itu,  Hary  Tanoe  melihat  peluang  bisnis  dari  memanasnya  harga  batu  bara  global  sejak  2021  hingga  awal  2022  ini. “Mengingat industri penerbangan masih belum pulih, IATA meyakini ekspansi di  bidang  usaha  baru  menjadi  solusi  untuk  memperbaiki  nilai  perusahaan.  Memanfaatkan momentum yang timbul dari lonjakan harga komoditas batu bara yang berkelanjutan dan permintaannya yang terus meningkat, IATA mengambil langkah strategis dengan merambah ke sektor energi, khususnya tambang batu bara,”  paparnya,  Kamis  (10/2). Pada  tahun  ini,  harga  batu  bara  pun  diprediksi  akan  terus  melejit  sebagai  dampak  permintaan  yang  tinggi  dan  pasokan yang terus menyusut. Kenaikan ini  tentunya  turut  mendongkrak  harga  batu  bara  nasional. ”Dapat disimpulkan bahwa sepanjang batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit  listrik  di  berbagai  negara,  batu bara Indonesia akan terus menjadi primadona  dunia,”  kata  Hary. Bhakti  Coal  merupakan  perusahaan  induk  yang  membawahi  sembilan  perusahaan  batu  bara  dengan  Izin  Usaha  Pertambangan  (IUP)  di  Musi  Banyuasin,  Sumatra Selatan. Perusahaan batu bara itu termasuk PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC)  dan  PT  Putra  Muba  Coal  (PMC).

Keduanya  sudah  beroperasi  dan  aktif  menghasilkan  batu  bara  dengan  kisaran  GAR  2.800–3.600  kkal/kg.  Dengan  total  area  seluas  9.813  hektare,  BSPC  memiliki  perkiraan  total  sumber  daya  130,7  juta  metrik ton (MT), sedangkan PMC memiliki 76,9  juta  MT.  “Perkiraan  total  cadangan  masing-masing  sebesar  83,3  juta  MT  dan  54,8  juta  MT,”  papar  Hary. Selain  BSPC  dan  PMC,  Bhakti  Coal  juga  menaungi  PT  Indonesia  Batu  Prima  Energi  (IBPE)  dan  PT  Arthaco  Prima  Energi  (APE). Keduanya ditargetkan untuk memulai produksi batu bara pada tahun ini. Secara keseluruhan,  produksi  batu  bara  IATA  ditargetkan  mencapai  8  juta  ton  pada  2022. Untuk  memuluskan  rencana  pengambilalihan  99,33%  saham  Bhakti  Coal  dari  BHIT, MNC Energy Investments akan segera melakukan rights  issue.  Transaksi  akuisisi  itu  disepakati  senilai  US$140  juta  atau  sekitar  Rp2  triliun  atau  lebih  rendah  23%  dari  nilai  wajar  BSPC  dan    PMC. “Segera selesainya RUPS tadi, IATA akan melakukan rights  issue  untuk  menyelesaikan  seluruh  rangkaian  dari  transaksi  ini,”  tutur  Hary. Selain  menjadikan  tambang  batu  bara  sebagai  bisnis  utama,  lanjutnya,  IATA  berencana  melakukan  ekspansi  dengan  mengembangkan layanan end to end, termasuk trading,  konstruksi,  kontraktor,  hauling, dan  pelabuhan  batu  bara. Dengan  asumsi  harga  batu  bara  terus  menguat  dan  target  produksi  tercapai,  kinerja keuangan IATA pada 2022 diharapkan meningkat hingga tiga kali lipat dari 2021, setelah  mengalami  kerugian  sejak  2008. Di  bisnis  media,  MNC  Group  baru-baru  ini melaksanakan konsolidasi seluruh aset digital  induk  maupun  anak  usaha  ke  dalam  tubuh  entitas  anak  PT  MNC  Studios  Tbk.  (MSIN).

Bos  MNC  yang  akrab  disapa  HT  itu  menyebut  bahwa  integrasi  ini  sebenarnya  telah diwacanakan sejak tahun lalu meski baru terealisasi sekarang. Seiring penyatuan aset  ke  dalam  satu  payung,  dia  optimistis  pasar  akan  mulai  melabeli  saham  MNCN  maupun  MSIN  ke  level  harga  yang  lebih  adil. ‘Tidak lama lagi saya sangat yakin bahwa pasca konsolidasi, MNCN dan MSIN akhirnya akan mendapatkan nilai yang layak di pasar modal,” kata Hary dalam keterangan yang  diterima  Bisnis,  Rabu  (19/1). Berdasarkan  kinerja  operasional,  PT  Media  Nusantara  Citra  Tbk.  (MNCN)  mengklaim  dominasi  di  bisnis  free  to  air  (FTA)  seiring  dengan  tingginya  peringkat  sejumlah  program  televisi  andalan. Dalam empat kategori klasifikasi yakni drama,  animasi,  online  blocking,  dan  awarding  program-program  stasiun  televisi  besutan  Grup  MNC  menguasai  posisi  lima  besar. Analis  Panin  Sekuritas  William  Hartanto menilai bahwa aksi korporasi yang dilakukan  Hary  Tanoe  tepat.  “Dengan  masih boomingnya  harga  batu  bara  maka akan dianggap momentum yang bagus  untuk  mengoleksi  saham  ini,”  ujarnya  kepada  Bisnis,  Kamis  (10/2). Dia  juga  menilai  banyak  aksi  korporasi  anak usaha Grup MNC yang dilakukan di momentum  yang  tepat.  “Oleh  karena  itu  respons  pelaku  pasar  positif  dan  harga  sahamnya  menguat,”  paparnya. Di  lantai  bursa,  harga  saham  IATA  hari  ini melonjak 4,46% atau 7 poin ke Rp164. Sepanjang  2022  berjalan  (YtD),  harga  saham  IATA  berhasil  menanjak  152,31%. Untuk MNCN, analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny memandang industri media sebagai ladang menjanjikan. Jadi, dia pun masih mempertahankan rekomendasi beli  terhadap  MNCN  dengan  target  harga  Rp1.450  per  saham. “Tren belanja iklan pada 2021 juga memperlihatkan  angka  lebih  besar  dari  2019  dan  kuartal  keempat  khususnya  cukup  menjanjikan. Industri ini diperkirakan masih dapat tumbuh sekitar 14% pada 2022,” kata Andreas dalam risetnya, baru-baru ini

Sumber : Bisnis Indonesia (11 Februari 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)