Era Baru Pengelolaan Bisnis PLN

Kamis, 20 Jan 2022

Bisnis, JAKARTA — Era baru bagi pengelolaan bisnis PT PLN (Persero) segera dimulai setelah Kementerian ESDM memastikan pembentukan holding perusahaan setrum pelat merah tersebut bakal direalisasikan tahun ini.

Pembentukan holding tersebut  akan  diba-rengi  dengan  pembentukan subholdingpembangkit  listrik. Menteri  BUMN  Erick  Thohir  menjelaskan  saat  ini  PLN  dalam  fase  studi  banding  dengan  sejumlah  perusahaan  listrik  negara  lain  untuk  menentukan  kebijakan  lanjutan  mengenai holding dan subholdingdi  dalam  perusahaan. PLN saat ini masih melakukan studi banding dengan perusahaan besar  dari  Korea  Selatan,  Italia,  dan Malaysia untuk menentukan kebijakan subholding  PLN. “Hasil awal benchmarking confirm  harus  spin  off  pembangkit  listrik  menjadi  subholding  sendiri,  lalu  di  dalam  subholding itu  seluruh  pembangkit  listrik  harus  transisi  besar-besaran  ke  energi  baru  terbarukan  [EBT],”  katanya,  Rabu  (19/1). Lebih  lanjut,  dia  menyatakan  PLN  saat  ini  memiliki  utang  lebih  dari  Rp500  triliun  sehingga  tidak  dapat  menambah  utang  lagi.  Dengan  demikian,  guna  pengembangan  bisnisnya,  subholding  pembangkit  listrik  mesti  mencari  alternatif  pendanaan  lain  seperti  aksi  korporasi  di  pasar  modal. Erick  menegaskan  aksi  korpo-rasi ini tidak berarti seakanakan menjual aset negara ke pihak lain. Dia mencontohkan konsolidasi PT Bank  Rakyat  Indonesia  (Persero)  Tbk. (BBRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM) melakukan rights  issue  juga  disambut  optimisme  pasar  domestik.

Selain bisnis pembangkit, PLN juga  bakal  fokus  pada  transmisi  dan pemasaran listriknya. Harapan pemerintah,  PLN  dapat  mulai  melakukan  ekspor  energi  listrik  ke  negara  lain. Erick  juga  membuka  peluang  PLN merambah bisnis fiber optik dengan  potensi  jaringan  kabel  yang dimilikinya sehingga dapat muncul bisnis baru yang dikembangkan.“Dengan demikian, ada subholding  pembangkit  listrik  dengan  segala turunannya, ada PLN holding,”  ujarnya. Lebih lanjut, transformasi korporasi PLN ini bakal dituntaskan pada  2022,  dengan  target  pembentukan virtual  holding  pada  pertengahan  tahun  ini.“Sudah terkonfirmasi kami tuntaskan tahun ini, 6 bulan sebelum akhir tahun ada virtual holding di PLN,  seperti  di  Pelindo  dan  Pertamina.  Transisi  penuh  pada  2025,  kalau  bisa  lebih  cepat,”  tuturnya. Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai pembentukan holding  akan  membuat  operasional  menjadi lebih efisien. Alasannya, PLN sudah memiliki banyak unit bisnis  dan  anak  usaha. “Akan  tercapai  efisiensi  usaha dan  lebih  cepat  dalam  proses  pengambilan keputusan. Holdingjuga  akan  lebih  mengonsolidasikan  masalah  keuangan  dan  restrukturisasi  utang,”  katanya  kepada Bisnis. Menurutnya,  pembentukan  holding  juga  akan  memperkuat  rantai pasokan bahan bakar untuk pembangkit  PLN.  Namun,  tetap  belum  menjadi  jaminan  dapat  menghalau  krisis  seperti  yang  terjadi  baru-baru  ini. “Pasalnya,  krisis  batu  bara  disebabkan terhambatnya pasokan yang dilakukan pihak eksternal,” ujarnya.

Selain siap membentuk holding, PLN juga bakal melikuidasi anak usahanya, PT PLN Batubara. Targetnya,  proses  likuidasi  ini  juga  dapat  rampung  tahun  ini. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo  menjelaskan  evaluasi  menyeluruh  rantai  pasok  batu  bara di dalam PLN. Harapannya rantai  pasok  dapat  lebih  efisien dan  terintegrasi. “Rantai  pasok  yang  kompleks  dan berbelit-belit disederhanakan,” katanya. Dia juga menegaskan transformasi di tubuh PLN bukan merupakan bagian dari liberalisasi sektor ketenagalistrikan. Erick Thohir menjelaskan peran PLN  Batubara  sejatinya  dapat  dijalankan oleh subholding yang akan  dibentuk. “Tentu  konsolidasi  subholdingpower  plant  atau  pembangkit  ada  hubungan  dengan  turunan  power  plant,  salah  satunya  PLN  Batubara. Opsinya ada dua, ditutup atau  dimerger.  Itu  yang  sedang  kami  pelajari  lagi,”  paparnya. Erick  melanjutkan  PLN  juga  kini  sudah  membentuk  pola  pembayaran  batu  bara  yang  berbeda  dengan  sebelumnya.  Saat ini, pembayaran pembelian batu  bara  dapat  dituntaskan  dalam  sepekan  setelah  pengiriman  dilakukan. Sebelumnya,  rencana  pembubaran PLN Batubara juga sempat digaungkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut  Binsar  Pandjaitan.  Dia  juga  meminta  agar  PLN  melakukan  pembelian  batu  bara  tidak  lagi  menggunakan  skema free  on  board  (FOB),  melainkan  dengan  cost, insurance,  and  freight(CIF)  untuk  memastikan  pengiriman  batu  bara  aman  hingga  ke  pembangkit.

 

Sumber : Bisnis Indonesia (20 Januari 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)